Rohingya Mengungsi, Aung San Suu Kyi Mengaku Tak Tahu Alasannya

Pura-pura gak tahu?

Setelah krisis Rohingya berlangsung selama hampir satu bulan, Aung San Suu Kyi akhirnya memberikan pidato yang disiarkan langsung oleh media nasional dan internasional pada Selasa (19/9). Sebenarnya ini adalah pidato yang sangat dinantikan, terutama setelah berbagai pihak menyatakan keprihatinan terkait nasib warga etnis Rohingya.

Suu Kyi menyadari negaranya sedang menjadi pusat perhatian internasional.

Rohingya Mengungsi, Aung San Suu Kyi Mengaku Tak Tahu AlasannyaANTARA FOTO/REUTERS/Simon Lewis

Perempuan yang pernah meraih Nobel Perdamaian di tahun 1991 itu mengatakan pemerintahannya baru sebentar menjabat. "Saya sadar akan fakta bahwa perhatian dunia saat ini fokus pada situasi di Rakhine. Sebagai anggota komunitas internasional yang bertanggungjawab, Myanmar tak takut terhadap kritikan dunia internasional," kata Suu Kyi.

Pasalnya, tak hanya masyarakat sipil yang menyuarakan kegelisahan tentang warga etnis Rohingya. Pada Senin (12/9), pejabat tinggi PBB untuk urusan hak asasi manusia Zeid Ra'ad al-Hussein mengatakan di hadapan anggota Dewan HAM PBB di Jenewa bahwa apa yang dilakukan oleh Myanmar adalah pembersihan etnis.

Baca Juga: Pejabat Senior PBB: Myanmar Sedang Melakukan Upaya Pembersihan Etnis Rohingya

Ia mengaku tidak tahu apa yang menyebabkan warga muslim Rohingya mengungsi ke Bangladesh.

Rohingya Mengungsi, Aung San Suu Kyi Mengaku Tak Tahu AlasannyaANTARA FOTO/REUTERS/Danish Siddiqui

Ketika sejumlah pemimpin dunia meminta Suu Kyi untuk mengecam tragedi yang menimpa warga Rohingya, ia justru mengindikasikan bahwa pemerintah tak tahu mengapa mereka meninggalkan Rakhine.

"Kami juga prihatin. Kami ingin tahu apa masalah sebenarnya. Ada beberapa tuduhan dan pembelaan terhadap tuduhan itu. Kami harus mendengarkan semuanya. Kami harus memastikan tuduhan itu berdasarkan bukti yang kuat sebelum kami mengambil keputusan," katanya di hadapan para elit pemerintahan di ibu kota Naypyidaw.

"Kami prihatin mendengar sejumlah warga muslim melarikan diri ke Bangladesh. Kami ingin tahu mengapa eksodus ini terjadi," tambahnya. Suu Kyi mengatakan pemerintah siap melakukan verifikasi status Rohingya yang meninggalkan Rakhine bulan Agustus lalu.

Tanpa secara spesifik menegaskan posisinya terhadap krisis Rohingya, Suu Kyi hanya menambahkan bahwa,"Semua jenis pelanggaran HAM dan tindakan lainnya yang mencederai stabilitas dan harmoni dan tak menghiraukan aturan hukum akan diselesaikan dengan norma-norma keadilan yang ketat."

Baca Juga: Kabur ke Bangladesh, Begini Beratnya Perjalanan Warga Rohingya

Topik:

Berita Terkini Lainnya