Arab Saudi dan Israel Dukung AS, Iran: Kami Bersama Suriah

Dua kubu sudah terbentuk

Serangan militer Amerika Serikat terhadap Suriah pada Kamis (6/4) melahirkan dua kubu yang bereaksi keras. Sejumlah negara memutuskan berdiri di belakang Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dalam sikapnya terhadap pemerintahan Bashar al Assad, sementara beberapa lainnya memilih untuk menentangnya dengan tegas.

12 negara dengan terbuka mendukung langkah Donald Trump.

Arab Saudi dan Israel Dukung AS, Iran: Kami Bersama SuriahReuters

Dikutip dari The New York Times, ada 12 negara yang terang-terangan bertepuk tangan atas dijatuhkannya 59 misil Tomahawk ke pangkalan udara Suriah. Negara-negara tersebut adalah Inggris, Jerman, Prancis, Turki, Israel, Arab Saudi, Australia, Italia, Polandia, Persatuan Emirat Arab, Jepang, dan Kanada.

Sementara negara-negara Barat bersatu untuk mendukung Trump bukanlah sebuah kejutan, begitu juga dengan sikap Arab Saudi dan Israel. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa serangan militer tersebut berdampak pada perebutan kekuasaan dan dominasi di kawasan Timur Tengah antara faksi-faksi seperti Iran dan Suriah, serta Arab Saudi dan Israel .

Raja Salman dari Arab Saudi menyebut serangan militer itu sebagai "keputusan berani".

Arab Saudi dan Israel Dukung AS, Iran: Kami Bersama SuriahMohammad Hamed/Reuters

Raja Salman, seperti dilaporkan The Independent, menyebut langkah Trump yang belum mendapat persetujuan PBB dan Kongres tersebut sebagai "keputusan berani". Pejabat dari Agensi Pers Saudi menyebut bahwa sang raja menghubungi Trump pada Jumat (7/4) untuk menyuarakan dukungannya.

Lebih lanjut, Raja Salman menilai tindakan itu tepat untuk merespon "sebuah kejahatan dari suatu rezim kepada rakyatnya di tengah kegagalan komunitas internasional untuk menghentikannya". Arab Saudi adalah salah satu negara Timur Tengah yang sejak lama menolak pemerintahan Assad dan lebih memilih menyokong kelompok pemberontak yang mayoritas merupakan penganut Islam Sunni.

Baca Juga: Gempur Suriah, Trump Ternyata Tidak Minta Izin PBB

Israel melihat kepentingannya terbantu oleh tindakan Trump.

Arab Saudi dan Israel Dukung AS, Iran: Kami Bersama SuriahGali Tibbon/Pool/Reuters

Sementara itu, Israel juga tergolong sangat cepat dalam menunjukkan sikapnya. Tiga jam usai serangan, Perdana Menteri Israel Binjamin Netanyahu menyatakan bahwa tindakan Trump itu mencerminkan pesan kuat AS kepada negara-negara yang menggunakan senjata kimia. Netanyahu juga berharap bahwa pesan itu sampai ke Iran dan Korea Utara.

Israel sendiri memang selalu bergesekan dengan Iran, terutama setelah Tehran memutuskan untuk mengembangkan nuklir. Israel juga tak ingin melihat dominasi Iran dan Suriah di kawasan, apalagi sampai melakukan transaksi persenjataan ke kelompok Hezbollah yang bisa mengancam keamanan negara tersebut. Belum lagi sejarah Dataran Tinggi Golan yang direbut Israel dari Suriah pada 1967 yang hingga kini masih membekas bagi Suriah.

Sementara itu, empat negara menentang keras serangan militer itu.

Arab Saudi dan Israel Dukung AS, Iran: Kami Bersama Suriah SANA/Handout via Reuters

Suriah, Rusia, Iran, dan Bolivia menyatakan serangan militer itu ilegal. Bashar al Assad melabeli keputusan Trump itu sebagai "perilaku ceroboh dan tak bertanggungjawab". Hal itu, menurut Assad, justru akan "merusak upaya negaranya untuk melawan terorisme". Vladimir Putin sendiri mengecamnya dan menilai AS melakukan "agresi terhadap sebuah negara berdaulat dan itu melanggar hukum internasional".

Presiden Iran menyatakan negaranya bersama rakyat Suriah.

Arab Saudi dan Israel Dukung AS, Iran: Kami Bersama SuriahSergei Karpukhin/Reuters

Pada Minggu waktu setempat (9/4) Presiden Iran Hassan Rouhani mengumumkan dukungannya kepada pemimpin Suriah. "Bangsa Iran akan terus bersama Suriah dalam memerangi terorisme dan menjaga integritas teritorial Suriah," kata Rouhani, seperti dikutip dari France 24.

Rouhani juga menganggap tuduhan AS dan sejumlah negara Barat bahwa pemerintah Suriah berada di balik serangan gas beracun itu tak berdasar. Menurutnya, kelompok pemberontak lah yang menjadi otak serangan itu untuk mempengaruhi opini publik internasional terhadap Assad.

Presiden Suriah itu dilaporkan berkata kepada Rouhani bahwa tindakan AS itu justru membuatnya semakin "bertekad untuk melawan terorisme di setiap sudut teritori Suriah". Baik Iran, Suriah, maupun Rusia mengkategorikan kelompok pemberontak sebagai teroris. Persepsi yang berbeda diadopsi oleh AS dan sekutu-sekutunya.

Koalisi Rusia, Iran dan Hezbollah menyatakan mereka akan melawan segala bentuk agresi terhadap Suriah.

Arab Saudi dan Israel Dukung AS, Iran: Kami Bersama SuriahPavel Golovkin/Pool/Reuters

Pemerintah Rusia, Iran, serta pemimpin Hezbollah di Lebanon mengancam akan membalas pihak manapun yang berani menyerang Suriah. Seperti dikutip dari Al Jazeera, mereka menyatakan,"Agresi terhadap Suriah melangkahi semua garis merah. Kami akan bertindak tegas terhadap setiap agresi terhadap Suriah dan setiap pelanggaran, siapapun yang melakukannya. AS tahu betul bagaimana kemampuan kami bereaksi."

Baca Juga: Makin Memanas, Trump Siagakan Kapal di Semenanjung Korea

Topik:

Berita Terkini Lainnya