Mengenal Aokigahara, "Hutan Bunuh Diri" di Jepang

Ada puluhan orang yang bunuh diri di sana tiap tahun

Tokyo, IDN Times - Logan Paul, seorang Youtuber asal Amerika Serikat, menjadi sasaran protes banyak warganet setelah mengunggah sebuah konten kontroversial pada minggu lalu. Konten itu ia ambil di sebuah hutan bernama Aokigahara di kaki Gunung Fuji, Jepang. Sumber kemarahan warganet adalah tindakan Paul yang menampilkan sesosok korban bunuh diri.

Lepas dari kontrobersi Paul, Aokigahara memang terkenal sebagai hutan bunuh diri. Bahkan, tempat itu punya nama lain yang tak indah: "hutan bunuh diri".

1. Aokigahara sering menjadi lokasi bunuh diri

Mengenal Aokigahara, Hutan Bunuh Diri di Jepangaokigaharaforest.com

Dikutip dari Japan Times, nama Aokigahara atau Aikogahara Jukai dapat diartikan sebagai Lautan Pepohonan. Permukaan tanah Aokigahara dipenuhi dengan akar-akar pohon dan sangat licin. Situasi di hutan itu juga terbilang sangat sepi, meski ada satu atau dua pendaki di saat-saat tertentu.

Di saat lainnya, manusia datang bukan untuk menikmati keheningan hutan, melainkan untuk mengakhiri hidup mereka. Selama lebih dari separuh abad, ada ribuan nyawa yang hilang di Aokigahara. Sebelumnya, mereka adalah jiwa-jiwa yang gelisah dan memutuskan untuk mengakhiri hidup di tempat yang sering diasosiasikan dengan iblis-iblis dalam mitologi Jepang itu.

Baca juga: Depresi, Ejekan, Kemudian Bunuh Diri

2. Setiap tahun, setidaknya ada puluhan manusia bunuh diri di Aokigahara

Mengenal Aokigahara, Hutan Bunuh Diri di JepangJapan Times/Rob Gilhooly

Reputasi Aokigahara sebagai "hutan bunuh diri" sudah sangat melegenda. Film horor keluaran 2016, "The Forest", mengambil Aokigahara sebagai lokasi. Di tahun sebelumnya, film "The See of Trees" yang dibintangi Matthew McConaughey juga berlatar tempat di sana.

Kepolisian sendiri sudah berhenti mengeluarkan angka orang yang bunuh diri di Aokigahara. Namun, mereka sempat mencatat ada 247 orang yang berusaha mengakhiri hidup di tempat itu. 54 di antara mereka benar-benar tewas. Beberapa masyarakat meyakini angka sebenarnya jauh lebih tinggi.

Mengenal Aokigahara, Hutan Bunuh Diri di Jepangaokigaharaforest.com

Pengelola Aokigahara bahkan sampai memasang tanda di arah masuk hutan. Tanda itu bertuliskan: "Diam-diam pikirkan sekali lagi tentang orangtua, saudara atau anak-anakmu. Tolong jangan menderita sendirian, dan pertama cobalah meminta tolong."

Bahkan, seperti ditulis di situs Atlas Obscura, kepolisian juga menambahkan tanda di beberapa pohon di sana. Misalnya, "Hidupmu adalah hadiah dari orangtuamu," atau "Tolong berkonsultasilah terlebih dahulu dengan polisi sebelum kamu memutuskan untuk mati!"

3. Beberapa pengunjung pernah melihat mayat

Mengenal Aokigahara, Hutan Bunuh Diri di Jepangaokigaharaforest.com

Aokigahara adalah hutan yang sangat luas dan sepi. Pengunjung yang, misalnya, ingin melakukan pendakian kerap diingatkan bahwa ada kemungkinan mereka akan melihat mayat di sana. Mereka juga barangkali menemukan barang-barang yang ditinggalkan oleh orang yang bunuh diri, seperti foto, sepatu maupun tas.

Namun, mereka diminta untuk bijak jika hal-hal seperti itu terjadi. Karen Nakamura, profesor Ilmu Antropologi dari University of California, Berkeley, mengatakan,"Menemukan mayat di sana bukan sesuatu yang mengejutkan. Namun, ada kemarahan tersendiri saat orang asing memilih untuk menjadikannya hiburan atau mengambil keuntungan finansial melalui Youtube."

4. Tingkat bunuh diri di Jepang adalah yang tertinggi di dunia

Mengenal Aokigahara, Hutan Bunuh Diri di JepangJapan Times/Rob Gilhooly

Menurut data badan kesehatan dunia WHO, pada 2013 angka bunuh diri di Jepang mencapai 21,4 kematian per 100.000 orang. Ini merupakan rekor tertinggi jika dibandingkan negara-negara dengan perekonomian maju lainnya.

Beragam faktor membuat mereka kemudian mengambil kematian sebagai jalan keluar. Namun, mayoritas diyakini melakukannya karena tekanan ekonomi. Penyebab lainnya adalah stigma yang melekat pada orang depresi dan sulitnya mendapatkan perawatan kesehatan mental yang baik.

Bunuh diri menjadi salah satu pembahasan utama pemerintah di pertengahan tahun 2000. Ketika krisis ekonomi global terjadi pada 2008, pemerintah Jepang mengalokasikan anggaran untuk pencegahan bunuh diri komprehensif.

Mengenal Aokigahara, Hutan Bunuh Diri di JepangJapan Times/Rob Gilhooly

Pada 2012, angka bunuh diri di Jepang turun di bawah 30.000 kematian per tahun untuk pertama kalinya sejak 1998. Meski begitu, Jepang menyadari bahwa angka bunuh diri di kalangan anak muda masih tinggi sehingga masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

Kembali ke Aokigahara, pengelola juga berupaya untuk membantu misi pemerintah dalam mengurangi bunuh diri. Selain memasang tanda-tanda untuk mengingatkan bahwa hidup mereka masih berharga, pengelola juga menaruh kamera pengawas di beberapa titik. Pengunjung pun diminta agar segera menghubungi otoritas setempat bila melihat ada seseorang yang mencoba bunuh diri. 

Mengenal Aokigahara, Hutan Bunuh Diri di JepangJapan Times/Rob Gilhooly

Baca Juga: Depresi karena Lembur 200 Jam Sebulan, Dokter Ini Bunuh Diri

Topik:

Berita Terkini Lainnya