Bikin Takjub, 5 Produk Inovatif Ini Akan Permudah Hidup Manusia
themobymart.com
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebuah produk dinilai keren bukan hanya karena kemasannya, tapi juga fungsinya yang mampu memecahkan persoalan sehari-hari. Lima produk berikut ini terbilang sangat inovatif, cenderung membuat takjub, tapi sebagian tak bisa lepas dari pertanyaan seputar apakah benar-benar solutif atau justru akan menimbulkan persoalan baru.
1. Minimarket berjalan.
themobymart.comBila normalnya kita yang mendatangi sebuah minimarket untuk berbelanja, The Moby Mart punya pemikiran lain. Menurut para jenius gila di sana, sudah saatnya minimarket yang mendatangi kita di lokasi dan waktu yang kita inginkan.
The Moby Mart, hasil rancangan startup Swedia Wheelys dan Universitas Teknologi Hefei Tiongkok, sudah dijalankan dalam versi beta. Pada 2018, The Moby Mart akan diintegrasikan dengan aplikasi di handphone masing-masing konsumen.
Butuh susu pada pukul 01.00 dini hari? The Moby Mart mengklaim bisa menjadi solusinya. Walau pasti sangat membantu, tapi ada kekhawatiran produk ini akan membuat manusia menjadi seperti apa yang digambarkan dalam film Wall E. Dalam film tersebut diceritakan manusia menjadi pemalas karena kemudahan teknologi.
Baca Juga: Ini yang Akan Terjadi di Tahun 2022 Berdasarkan Penelitian IBM
2. Sedotan penyaring air mentah.
lifestraw.comSalah satu tantangan masa kini, terutama di negara-negara berkembang dan miskin, adalah air bersih untuk kebutuhan konsumsi. Rupanya, ini yang dipikirkan oleh LifeStraw yang mengklaim produknya lahir dari "masalah air yang aman, sesuatu yang tak seharusnya jadi masalah".
Lifestraw menciptakan teknologi yang bisa menyaring air mentah, seperti air sungai, menjadi air layak diminum. Tak hanya sangat menolong para petualang di alam bebas, tapi juga masyarakat di Kenya yang kekurangan air bersih. The New York Times memasukkan LifeStraw sebagai salah satu barang yang wajib dimiliki dalam kondisi darurat.
3. Bubuk pengganti makanan.
Editor’s picks
soylent.comMakanan adalah kebutuhan pokok bagi setiap manusia. Namun, Soylent mencoba melakukan redefinisi terkait apa yang disebut sebagai makanan itu sendiri. Pil pengganti makan yang diklaim mengandung semua nutrisi yang diperlukan tubuh — seperti protein dan karbohidrat — ini ditujukan sebagai pengganti makanan yang kita kenal sehari-hari.
Seorang penulis bernama Josh Helton menuliskan pengalamannya mengonsumsi Soylent selama 30 hari. Walau ia merasa baik-baik saja secara fisik — dan sudah dikonfirmasi oleh dokter melalui tes medis — tapi Helton tak memungkiri alasan lain mengapa Soylent layak dikonsumsi.
Menurutnya, Soylent membuatnya lebih efisien dan produktif sebab ia tak perlu memikirkan harus makan apa. Padahal, waktu makan bisa jadi momen untuk saling berinteraksi. Konsumen lain bahkan berpikir lebih jauh. Mereka mengatakan bahwa Soylent bisa menjadi solusi untuk krisis pangan dan perubahan iklim yang terjadi saat ini.
4. Aplikasi untuk penyandang tunanetra.
bemyeyes.comNamanya Be My Eyes. Konsepnya sederhana: kita pasti butuh bantuan dan banyak orang yang bersedia membantu. Dalam hal ini, Be My Eyes merupakan aplikasi di handphone yang ditujukan untuk menghubungkan penyandang tunanetra dengan sukarelawan di berbagai negara.
Melalui aplikasi di iPhone, seorang tunanetra yang kesulitan mengidentifikasi sebuah produk susu bisa menggunakan Be My Eyes, kemudian sukarelawan akan membantunya. Hanya saja, sebuah eksperimen menunjukkan bahwa ini bisa melahirkan masalah lain ketika sukarelawan membantu tunanetra, padahal ia sedang mengemudi.
5. Pembalut yang bisa dipakai ulang.
marikoproduct.comDesainer Mariko Higaki Iwai punya mimpi mulia: ia ingin membantu perempuan di negara miskin yang tak mampu membeli pembalut. Padahal, urusan ini sangat penting karena menyangkut kesehatan. Akhirnya, Mariko muncul dengan gagasannya yang dinamai Flo.
Flo merupakan satu rangkaian benda yang dibutuhkan ketika menstruasi. Ada pembalut dan alat untuk mencucinya agar bisa dipakai kembali. Desain Mariko bahkan sempat memenangkan penghargaan elit. Misalnya, International Design Excellence Awards 2015 dan James Dyson Award. Namun, hingga saat ini belum ada kepastian apakah produk ini benar-benar aman dan aplikatif, terutama untuk target yang berada di daerah miskin.
Baca Juga: Perempuan Ini Dirikan Yayasan "Donor Pembalut"
Berita Terkini Lainnya
