Melintas Saat Teror London, Seroang Wanita Berjilbab Dicemooh Netizen

Apa yang sebenarnya terjadi tak sesuai dengan anggapan netizen

Seorang wanita berjilbab menjadi bulan-bulanan netizen. Sebabnya adalah karena foto dirinya berjalan di antara korban serangan teror di London yang terjadi beberapa waktu lalu. Dalam foto tersebut, sang wanita dicemooh karena nampak tak peduli dengan kondisi sekitar. Bahkan, dia dengan santainya asyik menelepon dengan telepon genggamnya.

Melintas Saat Teror London, Seroang Wanita Berjilbab Dicemooh Netizenindependent.co.uk

Dikutip Independent.co.uk, (25/3), foto bidikan Fotografer Jamie Lorriman ini pun langsung menyebar cepat di media sosial dan menjadi bahan perbincangan panas. Tidak terima dengan gunjingan dari segala penjuru, wanita yang identitasnya dilindungi ini pun memberanikan diri untuk angkat bicara.

Wanita berjilbab tersebut tersebut mengatakan bahwa saat itu dia sedang menelpon orang tuanya untuk memberi kabar bahwa dia baik-baik saja. Dia juga mengklaim sebelumnya juga ikut membantu para korban yang tergeletak di trotoar Westminster Bridge, London tersebut.  Atas pemberitaan negatif mengenai dirinya di media sosial, wanita ini mengaku sangat terkejut dan juga kecewa.

Sang Fotografer juga angkat bicara membela wanita berhijab ini.

Melintas Saat Teror London, Seroang Wanita Berjilbab Dicemooh NetizenToby Melville/Reuters.com

Jamie Lorriman, sang Fotografer wanita berhijab ini tak bisa menyembunyikan keresahan hatinya akibat foto yang diambilnya. Padahal dia mengambil gambar wanita tersebut karena ingin memotret raut kesedihan dan kengerian yang sebenarnya saat berada langsung di lokasi kejadian.

Tidak hanya si wanita, dia pun kini juga merasa tertekan karena foto yang diambilnya terlanjur menjadi meme di media sosial dan menyebar dengan banyak pemberitaan negatif didalamnya.  Menurutnya, banyak orang yang tidak tahu bahwa sebenarnya raut wajah perempuan itu menunjukan kengerian dalam situasi yang traumatis.

Pembelaan dari sang Fotografer ini juga diapresiasi oleh si wanita. Dia mengucapkan terima kasih kepada Jamie yang langsung berbicara ke berbagai media untuk si wanita.

Baca Juga: London Merayakan Hari Gak Pake Bawahan dan Penduduknya Pede Bercelana Dalam. 

Jangan jadikan foto ini sebagai alat propaganda.

Melintas Saat Teror London, Seroang Wanita Berjilbab Dicemooh NetizenTexas Lone Star/Twitter.com

Foto sang wanita menyebar dalam sebuah akun twitter bertagar #BanIslam tertulis: “Seorang wanita muslim acuh tak acuh terhadap serangan Teror di London. Dia berjalan santai dan asyik memeriksa ponsel, sementara ada pria sekarat di sebelahnya”.

Sejumlah netizen pun berkomentar bahwa postingan ini dimanfaatkan oleh orang-orang tertentu untuk tujuan propaganda. Ada juga netizen yang membela dengan mengatakan kepada siapapun untuk tidak mengejudge si wanita. Pasalnya, si wanita berada di lingkungan orang kulit putih yang begitu banyak dan dia berada dalam situasi yang sangat traumatis.

Timbulnya bias konfirmasi.

Melintas Saat Teror London, Seroang Wanita Berjilbab Dicemooh NetizenPinterest

Bukan tanpa alasan mengapa foto perempuan tersebut menjadi viral dan berkonotasi negatif. Dalam ilmu psikologi, hal ini disebut sebagai confirmation bias atau bias konfirmasi. Fenomena ini membuat masyarakat lebih memilih mempercayai apa yang selama ini mereka yakini daripada mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Bagi mereka yang enggan mencari tahu kebenaran, foto itu bisa menjadi pembenaran tentang anggapan bahwa masyarakat muslim selalu senang saat kaum lain sedang berduka.

Melintas Saat Teror London, Seroang Wanita Berjilbab Dicemooh Netizenyenicikanlar.com

Kasus yang hampir sama terjadi pada tanggal 11 September 2001. Fotografer bernama Thomas Hoepkers mengabadikan sebuah momen di mana lima orang warga New York tampak santai dengan latar gedung terbakar. Jika foto tersebut langsung, tentu masyarakat akan mengutarakan berbagai tafsir. Kemudian kelima orang itu akan menjadi bahan cemooh. Akhirnya Thomas menunda publikasi foto itu hingga empat tahun setelahnya. 

Dalam kondisi seperti ini, adagium "foto bermakna sejuta kata" ada benarnya. Jika fotografer tak pandai memilih waktu dan gambar yang tepat, bukan tak mungkin karyanya akan semakin memperkeruh suasana.

Baca Juga: Teror di London Disebut Sebagai Serangan Terhadap Demokrasi. 

Topik:

Berita Terkini Lainnya