Demi Mencegah Radikalisme, Negara Ini Larang Warganya Berjenggot dan Berjilbab

Jenggot dan jilbab dinilai tidak sesuai dengan budaya lokal, ungkap pejabat yang mengenakan setelan jas

Pemerintah Tajikistan melarang warganya untuk berjenggot dan juga memakai jilbab. Negara pecahan Uni Soviet tersebut mengeluarkan kebijakan ini guna mencegah bibit-bibit radikalisme tumbuh subur di negaranya. Sejumlah polisi di wilayah Khatlon, Tajikistan juga telah mencukur jenggot lebih dari 13 ribu pria sebagai bagian dari kampanye anti-radikalisasi.

Demi Mencegah Radikalisme, Negara Ini Larang Warganya Berjenggot dan Berjilbab Sumber Gambar: beritasatu.com

Seorang warga Tajikistan yang bernama Djovid Akramov bahkan dihentikan oleh polisi di luar rumahnya. Saat itu, dia sedang membawa anaknya yang berusia 7 tahun. Dia kemudian dibawa ke kantor polisi setempat dan dicukur jenggotnya.

Demi Mencegah Radikalisme, Negara Ini Larang Warganya Berjenggot dan Berjilbab Sumber Gambar: satuislam.com

Para polisi ini mengatakan bahwa Djovid adalah orang radikal atau musuh publik. Dua orang memegang tangan Diovid dan satu orang mencukur setengah dari jenggot yang dimilikinya. Selain itu, pemerintah juga melarang wanita berjilbab. Hal ini yang berlaku di semua lembaga negara, termasuk di sekolah maupun kampus. Polisi Tajikistan telah menutup 160 toko yang menjual jilbab dan meyakinkan ribuan perempuan untuk berhenti memakai jilbab.

Demi Mencegah Radikalisme, Negara Ini Larang Warganya Berjenggot dan Berjilbab Sumber Gambar: eramuslim.com

Pemerintah Tajikistan berdalih bahwa jenggot dan jilbab adalah budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya Tajikistan. Presiden Emomali Rahmon mengatakan kepada warganya untuk tidak menyembah nilai asing ataupun mengikuti budaya asing. Salah satunya dengan tidak berjilbab dan tidak berjenggot. 

Baca Juga: Mahasiswa UI Menghilang Diduga Gabung Kelompok Radikal

Sebaliknya mereka dihimbau untuk mengenakan pakaian tradisional dan bukan pakaian berwarna hitam. Bahkan apabila hendak berkabung, wanita Tajikistan harus mengenakan seragam warna putih. 

Bentuk kampanye melawan radikalisme.

Demi Mencegah Radikalisme, Negara Ini Larang Warganya Berjenggot dan Berjilbab Sumber Gambar: tsatic.net

Sebanyak 2.000 orang Tajikistan tercatat bergabung dalam pertempuran di Suriah. Popularitas muslim di Tajikistan juga telah mencapai angka 99 persen. Negara dengan penduduk 7,1 juta orang ini tengah berjuang dari ketidakstabilan dan kemiskinan usai merdeka dari Uni Soviet. Mereka saat ini masih sangat bergantung pada Rusia. Sejumlah warga Tajikistan juga banyak yang memilih bekerja di Rusia.

Baca Juga: Kemenkominfo Tutup 11 Situs Penyebar Ajaran Radikal

Topik:

Berita Terkini Lainnya