Seruan Seorang Reporter Membuat Tiongkok Hening

"Karena sejarah selalu diawali dari adanya seseorang yang mau berdiri."

Rakyat Tiongkok saat ini tak bisa mengabaikan seruan seorang reporter perempuan, Chai Jing. Sebagai seorang reporter dan ibu, Jing berdiri menghadapi pemerintah dan beragam kepentingan bisnis di negaranya melalui video dokumentasinya berjudul "Under the Dome". Video itu dirilis hari Sabtu (28/2) lalu.

Seperti apa langit biru itu?

Tahun 2004, Chai Jing mengunjungi kota Shanxi. Dulu, kota itu dikenal sebagai kota penghasil cuka, tetapi saat ini menjadi salah satu tempat yang paling tercemar di dunia karena aktivitas tambang batu baranya. Orang-orang di Tiongkok sudah memaklumi hal ini, namun video Chai Jing mungkin membuat mereka berpikir ulang. Ini adalah penggalan wawancara Jing dengan seorang gadis kecil di Shanxi 10 tahun lalu.

Chai Jing berbagi kisahnya sebagai orang tua, saat ia menemukan fakta bahwa putrinya harus menjalani operasi tumor segera setelah lahir. Meski operasinya sukses, tapi Jing cukup terguncang dan melihat dunia tempat putrinya akan tumbuh dengan cara yang berbeda.

Putrinya akan tumbuh di area yang paling terpolusi di dunia. Tingkat kebersihan udara diukur dari jumlah partikel-partikel kecil di udara. Partikel-partikel itu menyebabkan semacam kabut di udara bernama haze, yang menghalangi penglihatan.

Banyak orang Tiongkok diberitahu bahwa haze ini adalah bagian dari cuaca buruk, hanya semacam kabut. Faktanya, ada sangat banyak bahan kimia yang dibawa oleh haze, yang mana berbahaya bagi kesehatan, khususnya pernafasan.

Chai Jing menunjukkan kepada masyarakat Tiongkok melalui sampling udara yang diperolehnya dari Universitas Peking. Ia membawa sampel udara bersih bersamanya selama 24 jam, dan mengirimkan hasilnya kepada Dr. Qiu Xing Hua di Peking University. Hasilnya, ilmuwan itu sampai menghitung ulang hasil analisanya karena level karsinogen dan benzo(a)pyrene yang dibawa sampel itu 14 kali lebih banyak dari batas yang aman bagi tubuh manusia.

Chai Jing bahkan menawarkan diri menjadi sukarelawan untuk uji laboratorium tentang efek polusi udara bagi tubuh. Ia meminta dikurung dalam laboratorium yang memiliki level racun setara dengan hasil penyelidikan, untuk kemudian diteliti efeknya terhadap tubuhnya. Namun, laboratorium menolak memberinya izin karena hal itu terlalu berbahaya. Padahal, kondisi udara yang perlu direka ulang di dalam laboratorium itu adalah kondisi udara yang sama dengan yang memapar jutaan orang tiap harinya di Tiongkok.

Tahun 1952, kombinasi asap batu bara dan udara yang tak berangin membunuh sekitar 12 ribu orang dan melukai 100 ribu orang lainnya di London. Kota Pittsburgh juga pernah mengalami polusi yang sama. London dan Pittsburgh berhasil mengatasi kondisi ini, dan karenanya Jing yakin Tiongkok bisa mengatasi persoalan itu.

Banyak orang menanti kapan pemerintah negeri komunis itu akan menghapus paksa video itu dari internet, tetapi hingga 150 juta view, video itu masih ada di sana. Yang lebih mengejutkan, video itu bukan hanya tak disensor, tapi malah diendorse oleh Xinhua dan Kementerian Lingkungan.

Chai Jing, membuka mata orang-orang Tiongkok dengan cara yang bisa dimengerti oleh semua orang tua, dan Tiongkok mendengarnya. Video ini mungkin bisa mengubah hubungan masyarakat Tiongkok dengan lingkungan. Begitu besarnya efek video itu hingga Chai Jing disebut menerima pesan berisi dukungan dari menteri lingkungan Tiongkok yang baru untuk dokumentasinya itu.

 

Apakah artikel ini berguna untukmu? Ayo bagikan ke teman-temanmu dan dapatkan Tablet Android Mito T330 atau Sony LED TV. Keterangan selengkapnya bisa kamu baca di www.idntimes.com/sharingiscaring