6 Hal Penting dari Konferensi Perubahan Iklim Paris yang Wajib Diketahui

Pada tanggal 30 November hingga 11 Desember sekitar 190 kepala negara dan delegasi internasional akan datang ke Paris untuk menghadiri Pertemuan Tingkat Tinggi tentang Perubahan Iklim. Topik terpenting yang akan dibahas mengenai persetujuan komunitas internasional untuk mencapai konsensus bersama dalam rangka menahan laju pemanasan global. Lalu, hal apa saja yang perlu kita ketahui dari KTT di Prancis ini?

1. Apa itu COP 21?

Sumber Gambar: japantimes.co.jp
Conference of the Parties (COP) merupakan tingkatan tertinggi dalam negosiasi perubahan iklim di UNFCCC, atau badan khusus PBB yang mengatasi perubahan iklim. COP di Paris kali ini menjadi sangat penting karena akan menghasilkan keputusan baru yang mengikat semua negara sebagai pengganti Protokol Kyoto. Pertemuan di Bali tahun 2007 hingga dihasilkannya Copenhagen Accord tahun 2009 belum menciptakan suatu kerangka kerja baru yang mengikat bagi semua pihak. Bila tidak terjadi kesepakatan apapun yang mengikat diantara semua negara anggota, ditakutkan tidak akan terjadi kesepakatan apapun untuk menahan laju perubahan iklim yang makin mengkhawatirkan.

2. Siapa saja yang akan hadir?

Sumber Gambar: detik.com
Konferensi Tingkat Tinggi kali ini akan dihadiri oleh Presiden AS, Barack Obama; Presiden China, Xi Jinping; Presiden Prancis, Francois Hollande hingga Presiden Joko Widodo menandakan pentingnya acara ini bagi seluruh masyarakat dunia. Sekitar 20.000 orang dari pemimipin bisnis, aktivis lingkungan, hingga jurnalis juga dijadwalkan hadir dalam berbagai event sampingan konferensi ini. 

3. Hal apa yang akan didiskusikan?

Sumber Gambar: ice.org.uk
Tiap negara akan mencari jalan bersama untuk mencapai konsensus agar suhu bumi tidak meningkat hingga 2 derajat Celcius pada tahun 2100. Hal ini akan menjadi perdebatan yang serius tentang bagaimana cara mencapai konsensus bersama tersebut yang menguntungkan semua pihak.

4. Mengapa harus 2 derajat Celcius?

Sumber Gambar: alphr.com
Menurut panel perubahan iklim, jika suhu meningkat lebih dari 2oC, akan sangat berpengaruh terhadap perubahan iklim yang signikfikan di bumi. Badai, angin topan, hingga banjir bandang merupakan akibat paling mengerikan yang akan lebih sering terjadi. Naiknya permukaan air laut juga menjadi masalah karena bisa membuat pulau – pulau kecil di Pasifik atau bahkan di Indonesia dapat tenggelam seluruhnya. 

5. Poin apa saja yang paling sulit untuk dibahas?

Sumber Gambar: france-connection.com
Ada 2 poin utama yang disebut – sebut akan mengalami perdebatan panjang. Hal tersebut adalah yang pertama, bagaimana negara maju mau memberikan sejumlah uang terhadap negara berkembang yang terkena dampak perubahan iklim.

Poin yang kedua adalah bagaimana persetujuan yang dibuat harus legally binding atau m+engikat secara hukum. Mengenai poin pertama negara maju menyatakan bahwa mereka berkomitmen untuk memberikan bantuan total 100 miliar dolar AS hingga tahun 2020 untuk membantu negara berkembang yang terkena dampak perubahan iklim. Sedangkan negara berkembang menyatakan hal itu tidak akan cukup karena kebutuhan finansial untuk menghadapi perubahan iklim hingga tahun 2014 sudah mencapai 62 miliar dolar AS.

Perdebatan di poin kedua berada di ranah kekuatan hukum yang akan dihasilkan dari pertemuan Paris ini. Negara berkembang dan Uni Eropa menyatakan keputusan yang dihasilkan harus mengikat secara hukum bagi semua pihak. Artinya, pihak yang melanggar akan dikenai “hukuman” tertentu. Sedangkan China dan AS tidak menginginkan hal tersebut karena kepentingan ekonomi mereka. Mereka menginginkan agar hukum yang diberlakukan sebaiknya berada di dalam ranah domestik saja.

6. Seberapa penting pertemuan COP 21 kali ini?

Sumber Gambar: arc2020.eu
Seperti yang sudah disebutkan di atas, pertemuan kali ini diharapkan akan mencapai aksi global bersama untuk menahan laju perubahan iklim sebelum semuanya terlambat. Kepala badan PBB untuk perubahan iklim, Christiana Figueres, menyatakan bahwa jika pertemuan kali ini tidak sukses menghasilkan kesepakatan apapun, maka akan membutuhkan waktu 10 tahun lagi agar bisa mengumpulkan semua pihak ke dalam satu meja perundingan.

Dengan demikian, tampak jelas bagaimana urgensi dari pertemuan di Paris. Indonesia juga diharapkan dapat berperan lebih aktif mengingat kita masih disebut sebagai salah satu paru – paru dunia. Namun di sisi lain negara kita juga salah satu negara emerging market sehingga diharapkan suara kita dapat menjembatani kepentingan semua negara anggota.