Turki Bersiap Menyerang Penuh Kekuatan Kurdi di Afrin

Kurdi didukung oleh Amerika Serikat. Kira-kira apa hasilnya?

Turki, IDN Times - Semenjak beberapa hari terakhir dalam minggu ini, pasukan Turki mulai berkumpul dan bersiap melakukan penyerangan penuh terhadap wilayah Utara Suriah di Afrin, yang dikuasai oleh pasukan Kurdi.

"Kami akan melanjutkan operasi militer dimulai dengan Operasi Perisai Efrat untuk membersihkan perbatasan paling selatan yang merupakan tempat teror di Afrin dalam waktu dekat, InsyaAllah," kata Presiden Erdogan, Senin (15/1/2018).

Tentara Kurdi yang dibantu secara finansial maupun persenjataan oleh Amerika Serikat, akan menyebabkan pertikaian lebih lanjut antara Turki dan Amerika Serikat dalam kancah politik maupun militer. Seperti yang dilansir dari The Guardian, BBC, dan Reuters.

1. Operasi perisai Efrat

Turki Bersiap Menyerang Penuh Kekuatan Kurdi di AfrinDW

Presiden Turki Erdogan menyatakan bahwa militer Turki dalam waktu dekat akan melancarkan sebuah serangan dan operasi militer untuk membersihkan perbatasan paling selatan mereka dari 'sarang teror'. Yaitu Afrin di Utara Suriah.

Wilayah Afrin sekarang berada dalam kekuasaan pemerintah dan militer Kurdi, setelah pasukan Suriah dipukul mundur oleh ISIS dan pemberontak lainnya.

Sejak tahun 2016, Erdogan sudah berusaha membersihkan wilayah tersebut dari gangguan konflik dan sarang teroris yang selalu membuat permasalahan di perbatasan. Pada saat itu hingga sekarang, Turki tidak hanya menghadapi kekuatan ISIS.

Tetapi juga harus menghadapi kekuatan Rojava (Federasi Demokratis Utara Suriah), yang merupakan negara baru yang berisi mayoritas orang Kurdi.

2. "Mempertahankan keuntungan kita, wilayah kita", ujar juru bicara Kemiliteran Rojava yang sering dikenal dengan YPG

Turki Bersiap Menyerang Penuh Kekuatan Kurdi di AfrinAl Jazeera

Pasukan YPG merupakan intansi militer yang menjaga keutuhan Rojava. Mereka menyatakan akan tetap mempertahankan kedaulatan dan wilayah bila memang terjadi sebuah serangan.

Jika diserang oleh negara lain maupun Turki, mereka akan bersumpah untuk mempertahankannya sampai mati, terutama wilayah Afrin di Utara Suriah. Rojhat Roj, juga menyatakan bahwa pada hari Minggu kemarin (14/01/2018), pasukan YPG bersama pasukan Turki saling bentrok yang menghasilkan tewasnya satu prajurit YPG dan melukai beberapa penduduk sipil.

Pada awal berdirinya YPG, persenjataan mereka sebagian besar disuplai oleh Amerika Serikat. Karena mereka dianggap sebagai ujung tombak yang efektif dalam penumpasan ISIS di Utara Suriah. Tetapi sekarang, Presiden Donald Trump menyatakan bahwa pihak Amerika Serikat akan mempertimbangkan kembali untuk memberikan bantuan informasi maupun senjata kepada YPG.

Kesempatan inilah yang diambil oleh Presiden Erdogan sebagai upaya untuk menumpas keberadaan YPG di perbatasan selatan mereka. "Saya harap selama operasi di Afrin, kekuatan ini tidak membuat kesalahan untuk mendukung organisasi teroris ini,", ujar Presiden Turki, Erdogan.

'Kekuatan' yang ia maksud adalah Amerika Serikat, yang kebetulan hal ini ia ucapkan ketika sedang berada di Tokat, Utara Turki.

3. Sekutu yang melawan kelompok yang didukung oleh kawannya sendiri

Turki Bersiap Menyerang Penuh Kekuatan Kurdi di AfrinAMN

Amerika Serikat dan Turki bisa dikatakan sebagai sekutu yang dekat sejak Perang Dingin terjadi. Turki merupakan negara yang ikut dalam organisasi kemanan Eropa dan internasional, yaitu NATO (North Atlantic Treaty Organization).

Di dalam organisasi ini, berarti mengindikasikan bahwa Turki dan AS adalah sekutu yang selalu siap membantu jika ada permasalahan yang besar. Tetapi sekarang, semenjak 2016 kepercayaan Turki kepada Amerika menurun tajam. Akibat banyaknya operasi-operasi 'hitam' yang mereka lakukan di berbagai negara, terutama Timur Tengah.

Hal ini dibuktikan dari banyaknya keterlibatan Amerika Serikat dalam penciptaan organisasi anti pemerintah di berbagai tempat. Turki yang selalu menganggap bahwa pasukan Kurdi yang secara diam-diam masih menerima bantuan dari AS, akan selalu bertambah kuat dan ke depannya akan menjadi dalang 'teroris' di daerah selatan Turki.

Pemerintah Turki yang sekarang membuat kebijakan diplomasi yang penuh ketegangan bersama Amerika Serikat, mulai mencoba menyiapkan serangan penuh untuk menaklukkan seluruh kekuatan Kurdi di wilayah Afrin.

4. Amerika yang dituduh menciptakan 'tentara teror' di Suriah

Turki Bersiap Menyerang Penuh Kekuatan Kurdi di AfrinThe Irish Times

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan menuduh Amerika Serikat akan membentuk 'tentara teror' yang berjumlah sekitar 30 ribu orang untuk menjaga wilayah yang dikuasai oleh pasukan Kurdi di Suriah.

Pada hari Minggu (14/1/2018), Amerika Serikat bersama milisi sekutunya di Suriah, bertemu untuk membahas pembentukan pasukan penjaga perbatasan baru untuk menjaga wilayah yang berbatasan dengan Turki dan Irak.

Bersama SDF (Syrian Democratic Forces), AS mengestimasi bahwa ada sekitar 30 ribu pasukan baru yang harus dibentuk agar wilayah perbatasan dapat terjaga maksimal. Pemerintahan Turki tidak senang dengan keputusan Amerika Serikat untuk membentuk pasukan yang didominasi oleh orang-orang Kurdi tersebut.

Menurut mereka, Washington yang telah berencana membuat tentara ini akan dengan pasti menciptakan ketidakseimbangan kekuatan di wilayah Suriah dan perbatasan Suriah-Turki maupun Suriah-Irak.

Presiden Erdogan yang marah dan mengecam usaha itu tidak ingin adanya pasukan tambahan Kurdi di perbatasan Turki. Krena ia menganggap akan menciptakan kerusuhan serta serangan teror ke wilayah Selatannya.

5. Pemerintah Suriah akan menembak jatuh pesawat jet militer Turki jika mereka berani untuk menyerang wilayah Suriah

Turki Bersiap Menyerang Penuh Kekuatan Kurdi di AfrinAl Jazeera

Pemerintah Suriah yang dipimpin oleh Presiden Bashar Al Assad mengancam akan "menghancurkan" pesawat jet tempur Turki yang berani masuk dan menyerang setiap instalasi di wilayah kedaulatan Suriah, baik yang dikuasai pemberontak ataupun tidak.

Pemerintah Suriah tidak ingin adanya konflik besar lagi yang berkobar di tanah Suriah setelah keberhasilan mereka menumpas ISIS Desember 2017 lalu. Walaupun mereka tahu bahwa wilayah tersebut berada dalam kekuasaan pasukan pemberontak, mereka tetap meyakinkan bahwa jika Turki berani masuk dan menyerang wilayah Suriah, maka perang antara kedua negara tidak dapat dihindarkan lagi.

Rusia maupun AS sangat yakin jika Turki memulai operasi militer mereka untuk membersihkan wilayah Utara Suriah, maka perang besar nan dashyat akan menunggu untuk dibuka kembali.

Karl Gading S. Photo Verified Writer Karl Gading S.

History Lovers and International Conflict Observer....

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya