AS Ajukan Proposal Gencatan Senjata Baru untuk Ghouta Timur

Jika PBB menolak, AS akan bergerak secara unilateral

Dalam rapat Dewan Keamanan PBB pada hari Senin (12/03/2018) di New York, AS yang diwakili oleh Nikki Haley memberikan sebuah proposal gencatan senjata baru untuk Suriah. Proposal yang mereka ajukan, tidak terlalu jauh berbeda dengan resolusi PBB yang sudah disahkan sebelumnya, hanya Pemerintah Suriah dan Rusia melanggar resolusi itu. Amerika Serikat mengajukan rencana gencatan senjata selama 30 hari penuh untuk seluruh wilayah Suriah, dan apabila PBB menolak keputusan ini, maka AS akan bertindak sendiri (unilateral) tanpa yurisdiksi di Suriah, seperti yang dilansir dari The Guardian.

1. Proposal gencatan senjata baru yang memiliki sifat mengikat untuk seluruh pihak di Suriah

AS Ajukan Proposal Gencatan Senjata Baru untuk Ghouta TimurVOA

Terbengkalainya hasil resolusi gencatan senjata PBB yang telah diterima oleh semua anggota dewan, membuat AS naik darah dan menganggap bahwa keputusan itu sudah tidak berlaku lagi. Melihat pasukan Pemerintah Suriah yang melanggar gencatan senjata, ditambah pengeboman yang dilakukan pesawat tempur Rusia, Turki, dan beberapa pihak lainnya, menjadikan gencatan ini seperti omong kosong. Pemerintah AS yang terus memantau perkembangan konflik di Suriah terutama di daerah Ghouta Timur, menganggap situasi sudah sangat parah dan bantuan kemanusiaan, serta evakuasi penduduk sipil harus secara rapid dilaksanakan.

Penggunaan senjata kimia juga membuat AS khawatir, Pemerintah Suriah sudah memulai operasi terlarang mereka. Melalui Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley mengajukan gencatan senjata selama 30 hari, dan seluruh bantuan kemanusiaan seperti makanan, obat-obatan, dan evakuasi petugas medis maupun warga sipil tanpa adanya pengecualian/hambatan. Perbedaannya dari resolusi PBB sebelumnya, keputusan kali ini memiliki sifat yang sangat mengikat. 

2. Penolakan proposal berarti 'lampu hijau' bagi AS untuk bertindak sepihak

AS Ajukan Proposal Gencatan Senjata Baru untuk Ghouta Timuri24 News

Amerika Serikat mendapatkan beberapa dukungan dari sekutu mereka, seperti Inggris dan Prancis yang setuju menjadi pendukung utama . Walaupun bantuan yang diterima cukup besar, proposal AS dapat gagal apabila Rusia menggunakan hak Veto mereka, dan Tiongkok yang berhasil dipegaruhi Rusia untuk ikut menggunakan hak Veto sehingga proposal ini akan tertahan cukup lama. Hak Veto sendiri bukanlah sebuah halangan yang tidak dapat dilewati untuk sebuah keputusan di PBB, masih ada proses yang dapat digunakan sehingga interupsi Veto tidak berlaku.

Pemerintah AS yang sudah cukup melihat penderitaan rakyat Suriah di Ghouta Timur, berjanji akan bergerak/bertindak secara unilateral apabila PBB menolak proposal mereka. Prancis pun juga akan mengikuti jalan AS, menurut mereka penggunaan senjata kimia yang telah terjadi menjadi bukti kuat bahwa 'garis merah' Presiden Macron sudah dilewati. Maka dari itu, Prancis bersumpah akan melancarkan serangan udara ke lokasi pembuatan senjata kimia, dan fasilitas militer Suriah yang dianggap mengancam nyawa penduduk sipil.

3. Keputusan PBB yang dapat dipermainkan dan tidak pernah dianggap serius

AS Ajukan Proposal Gencatan Senjata Baru untuk Ghouta TimurThe Guardian

Perkembangan keputusan PBB setiap tahunnya untuk menyelesaikan konflik di Suriah, terlihat seperti sendok besar tak mengenyang. Banyaknya pelanggaran yang terjadi, dan hilangnya fungsi absolut di PBB membuat negara-negara yang terlibat tidak takut untuk unjuk gigi mempermainkan resolusi tersebut. Keberanian ini mereka dapatkan, ketika PBB tidak berani bertindak cukup agresif apabila terjadi pelanggaran, dan hanya negara adikuasa saja seperti AS yang dapat melakukan "pembalasan khusus tidak berarti" atas pelanggaran yang telah terjadi.

Sebagian dari negara anggota PBB, juga ikut melanggar keputusan yang telah mereka sahkan demi kepentingan "nasional". Apabila ini terus terjadi, Perserikatan Bangsa-Bangsa akan kehilangan jati diri plus eksistensinya di dunia, terutama Dewan Keamanan PBB yang selalu bimbang dan jarang memiliki suara yang bulat dalam menyelesaikan suatu konflik yang mengancam keamanan internasional.

Sumber:

https://www.theguardian.com/world/2018/mar/12/syria-ghouta-ceasefire-us-unilateral

http://ownetech.com/us-proposes-new-ghouta-ceasefire-at-un-and-signals-readiness-to-act-on-its-own/

https://www.voanews.com/a/haley-syria-ceasefire-a-failiure/4295326.html

Karl Gading S. Photo Verified Writer Karl Gading S.

History Lovers and International Conflict Observer....

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya