Taiwan Akan Jadi Negara Asia Pertama yang Setujui Pernikahan Sesama Jenis

Semua berawal dari tertekannya seorang profesor

Sebuah perubahan akan terjadi untuk pertama kalinya di benua Asia. Adalah Taiwan yang akan melegalkan pernikahan sesama jenis. Hal ini telah diajukan oleh Partai Demokrasi Progesif di Taiwan yang sedang menguasai parlemen. Menurut para anggota partai, Taiwan perlu menjadi negara yang progresif.

Kesamaan hak sudah menjadi poin penting dalam pemerintah Taiwan untuk menjalankan negara ini. Sekarang, pemerintah menyadari bahwa harus ada yang angkat bicara soal pernikahan sesama jenis. Seperti dikutip dari Independent.co.uk, Rancangan Undang Undang (RUU) pernikahan sesama jenis ini telah disampaikan oleh parlemen.

Jika benar-benar terjadi, Taiwan akan membuat sejarah di Asia.

Taiwan sebagai negara Asia pertama yang meresmikan pernikahan sesama jenis.

Taiwan Akan Jadi Negara Asia Pertama yang Setujui Pernikahan Sesama Jenisbenjaaquila.com

Alasan pemerintah Taiwan semakin gencar meresmikan pernikahan ini adalah karena meninggalnya seorang profesor keturunan Perancis, Jacques Picoux (67) pada 16 Oktober 2016 silam. Profesor Picous dikabarkan adalah penyuka sesama jenis. Namun, tahun lalu kekasihnya, Tseng Ching-chao meninggal dunia karena kanker.

Kesedihannya sangat tinggi usai menjelang kematian Tseng, Picoux yang berusaha untuk menyelamatkan justru tidak berdaya setelah idenya dibantah oleh tim dokter. Alasannya? Dirinya dianggap tidak punya status legal sebagai pasangan, atau hukum tidak meresmikan pernikahan keduanya. Maka, diskriminasi itu membuat dirinya semakin sedih dan tertekan.

Taiwan Akan Jadi Negara Asia Pertama yang Setujui Pernikahan Sesama JenisReuters via independent.co.uk

Alhasil, Picoux pun memutuskan untuk bunuh diri dengan melompat dari lantai 10 apartemennya. Kematiannya itu pun membuat para aktivis LGBT di Taiwan pun murka. Pride Watch Taiwan angkat bicara dengan menyuarakan,

Baca Juga: 13 Komentar yang Nggak Perlu Kamu Katakan kepada Kaum Homoseksual

Berapa banyak lagi nyawa yang harus dikorban atas ketidakpedulian pemerintah (Taiwan)?

Dari situ, Pride Watch Taiwan terus memperjuangkan legalisasi pernikahan sesama jenis. Nah, tekanan dan permintaan dari Pride Watch Taiwan akhirnya mulai diperhatikan pemerintah. Jika RUU tadi benar-benar dilegalkan, maka Taiwan akan jadi negara pertama di Asia yang meresmikan pernikahan sesama jenis.

Aktivis memuji langkah cepat pemerintah Taiwan.

Taiwan Akan Jadi Negara Asia Pertama yang Setujui Pernikahan Sesama Jenisjapantimes.co.jp

Salah satu aktivis, Cindy Su kepada Theguardian.com, menyebut kalau pemerintah dianggap bertindak tepat dengan merespons kritik dan permintaan publik. Menurut Cindy, akan ada lebih dari 60 legislator yang akan menyetujui RUU ini. Menurut Cindy ada 58,4 persen mayoritas warga Taiwan yang juga menyetujui RUU ini.

Menurut Cindy, kisah kematian Picoux justru berhasil menyentuh hati dan kesadaran warga Taiwan. Kisah tersebut juga membuat grup LGBT lainnya di Taiwan sangat murka. Sementara menurut salah satu anggota parlemen yang membuat RUU, Yu Mei-nu, mengaku kisah kematian Picoux adalah penyadar baginya. Yu mengaku akan terus berjuang sampai UU diresmikan agar tidak ada lagi korban.

Isi RUU tersebut adalah revisi terhadap pengertian pernikahan yang selama ini ada. Pernikahan berarti penyatuan dua orang dengan status serta jenis kelamin apapun. Tidak ada paksaan untuk menikah antara pria dan wanita.

Apakah di Indonesia suatu saat juga akan melegalkan hal serupa? Tidak bisa dipungkiri kalau Indonesia memiliki budaya, ras dan agama yang berbeda-beda, termasuk cara pandang warga terhadap prinsip LGBT ini. Jika melihat dari sisi kemanusiaan, seharusnya semua orang punya kesempatan dan hak serupa. Selama itu tak merugikan orang lain dan diri sendiri serta bisa dipertanggung jawabkan, apapun pilihan hidup yang kita ambil saat ini kembali pada diri kita masing-masing. Kondisi keberagaman di negeri ini juga membuat Indonesia mungkin (atau tidak mungkin) untuk mewujudkan UU semacam ini. Bagaimana menurutmu?

 

Baca Juga: 8 Sudut Pandang yang Baru Kamu Sadari Setelah Berteman dengan Transgender

Topik:

Berita Terkini Lainnya