Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Putin, Trump Malah Dikecam

Dianggap sama saja dengan mengucapkan selamat untuk seorang diktator

Washington, IDN Times - Hasil Pemilu Presiden Rusia pada hari Minggu (18/3/2018) lalu ternyata sesuai dengan perkiraan para pengamat politik internasional: Vladimir Putin terpilih lagi. Putin unggul sangat telak dibanding tujuh capres lain dengan perolehan suara 76,68%.

Sementara di peringkat dua ada Pavel Grudinin dari Partai Komunis Rusia yang hanya mengumpulkan 11,78%.

Yang menarik, Presiden AS Donald Trump mengucapkan selamat kepada Putin. Hal ini tentu saja bertolak belakang dengan ketegangan hubungan kedua negara. Seolah tidak terpengaruh dengan rencana militer Rusia yang kembali melakukan pembaharuan senjata dan rudal nuklir.

1. Vladimir Putin kembali terpilih sebagai Presiden Rusia yang punya masa jabatan enam tahun untuk keempat kalinya

Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Putin, Trump Malah DikecamRT.com

Dilansir BBC, Trump mengucapkan hal tersebut di sela-sela konferensi pers pertemuannya dengan Pangeran Arab Saudi, Muhammad bin Salman di Gedung Putih, Washington DC, pada hari Selasa (20/3/2018) siang waktu setempat.

Trump juga menyatakan niatan untuk segera bertemu koleganya asal Rusia tersebut guna membahas masalah senjata dalam waktu dekat. Padahal di sisi lain, skandal keterlibatan intelijen Rusia dalam Pemilu AS 2016 lalu yang diduga berandil besar dalam memenangkan taipan real estate itu belum surut dari sorotan publik.

2. Ucapan selamat Trump dianggap mengabaikan fakta bahwa Rusia kini kembali berusaha menyaingi AS dalam hal pengembangan senjata

Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Putin, Trump Malah DikecamNewsweek

Ucapan Trump untuk Putin tentu saja dianggap melanggar tabu bahwa itu dianggap sama saja dengan memberi selamat kepada seorang diktator. Kontan saja ini memicu kecaman dari sesama politikus AS. Yaitu dari John McCain, mantan kandidat presiden Partai Republik pada Pemilu tahun 2008.

"Seorang presiden Amerika tidak memimpin kebebasan dengan memberi selamat kepada para diktator yang memenangkan pemilihan secara kejam. Dengan ini, Presiden Trump menghina warga Rusia yang dilarang memilih dalam Pemilu untuk menentukan masa depan negara mereka, termasuk banyak patriot Rusia yang yang telah bertaruh banyak untuk memprotes dan melawan rezim Putin," ujar McCain dalam rilis persnya.

3. Penangkapan figur oposisi Rusia, Alexei Navalny, pada Februari lalu otomatis meninggalkan Putin tanpa pesaing potensial di Pilpres

Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Putin, Trump Malah DikecamCTV News

Sebelum Trump sendiri, The Guardian melaporkan sudah ada beberapa pemimpin Eropa yang juga telah mengucapkan selamat kepada Putin seperti Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Prancis Emmanuel Macron, serta kepala komisi Uni Eropa Jean Claude-Juncker.

Pemilu Rusia ini sempat diwarnai dengan penangkapan tokoh oposisi terkemuka Alexei Navalny dengan tuduhan telah menyebabkan kecemasan masyarakat melalui serangkaian aksi demonstrasi. Penangkapan Navalny pun meninggalkan masalah yang serius yaitu ketiadaan calon kuat alternatif untuk rakyat Rusia dalam Pilpres.

Achmad Hidayat Alsair Photo Verified Writer Achmad Hidayat Alsair

Separuh penulis, separuh orang-orangan sawah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya