New York Diguncang Bom, 3 Orang Alami Luka Ringan

Hanya persoalan seperti ini, si tersangka nekat melakukan teror...

New York, IDN Times - Sebuah percobaan serangan teror kembali terjadi di kota New York pada hari Senin (11/12/2017) pagi waktu setempat, membuat kota tersebut sempat dalam keadaan mencekam.

Tiga orang menderita luka ringan saat sebuah bom berdaya ledak rendah mengguncang terminal Port Authority di Manhattan.

The New York Times melaporkan bahwa Akayed Ullah, tersangka penyerangan asal Bangladesh yang berusia 27 tahun, juga menderita luka bagian tangan dan perut, hasil dari "alat peledak berteknologi rendah" yang terpasang di tubuhnya. Kini tersangka sedang dalam penahanan kepolisian kota New York.

Kepada penyidik, tersangka mengatakan memilih lokasi tersebut karena adanya poster-poster bertemakan Natal yang mengingatkannya pada serangan ISIS di Eropa, serta sebagai bentuk pembalasan atas serangan udara AS terhadap basis-basis ISIS di Suriah dan Irak.

Tapi bom rakitannya tidak bekerja baik. Mengakibatkan pelaku jadi satu-satunya orang yang menderita luka parah. Menurut komisaris New York Fire Department, Daniel A Nigro, Akayed Ullah kini dalam penanganan serius tim media Rumah Sakit Bellevue.

Seorang saksi mata saat terjadinya serangan, Ullah mengenakan sebuah jaket bertudung. Ledakan diikuti suara yang memekakkan telinga dan menimbulkan asap tebal.

Kepanikan sempat terjadi di lokasi serangan. Wali Kota New York, Bill de Blasio, yakin bahwa tersangka bertindak seorang diri.

"Hidup kami berputar di kereta bawah tanah," kata walikota. "Memilih New York selalu karena suatu alasan, karena kita adalah suar bagi dunia. Dan kami benar-benar menunjukkan bahwa masyarakat dari bermacam agama atar belakang dapat bekerja di sini."

Sementara itu Gubernur New York, Andrew Cuomo, mengatakan "Ini adalah New York. Kenyataannya bahwa kita adalah target banyak orang yang ingin membuat melawan demokrasi, melawan kebebasan. Kami memiliki Patung Liberty di pelabuhan kami dan itu membuat kami menjadi target internasional."

Ullah diketahui beremigrasi ke AS bersama keluarganya pada tahun 2011. Dilansir oleh BBC, pemerintah Bangladesh mengatakan bahwa sang tersangka penyerangan tidak memiliki catatan kriminal di negara asalnya.

Presiden Donald Trump merespon percobaan serangan teror tersebut dengan kembali mengatakan bahwa kebijakan imigrasinya bisa mencegah kejadian semacam itu agar tidak terulang kembali.

Melalui sekretaris pers Gedung Putih, Sarah Sanders, Trump berpendapat sistem imigrasi saat ini mengizinkan terlalu banyak orang yang berisiko, dan tidak memiliki hak untuk masuk ke negara tersebut secara bebas.

Selain itu, metode berbasis keluarga yang turut membawa tersangka ke AS (Disebut sebagai "imigrasi berantai") menurutnya tidak sesuai dengan keamanan nasional.

"Kongres harus mengakhiri model imigrasi seperti ini. Kongres juga harus bertindak atas usulan administrasi pemerintahan saya untuk meningkatkan keamanan dalam negeri," ujar Sanders dalam konferensi pers pada Senin siang waktu setempat seperti dikutip dari CNN.

Meski keadaan telah berangsur-angsur normal, lokasi serangan masih ditutup untuk sementara waktu. Turut dilaporkan bahwa kepolisian tengah mencari rumah tersangka yang terletak di daerah Brooklyn untuk digeledah.

Pihak FBI dan detektif dari kepolisian kota NewYork juga masih melakukan investigasi serta menginterogasi tersangka. Kemungkinan Ullah juga akan segera disidang oleh pihak kejaksaan atas dakwaan terorisme.

Terminal bus Port Authority adalah terminal bus terbesar dan tersibuk di dunia. Terminal yang terhubung langsung dengan stasiun kereta bawah tanah tersebut melayani lebih dari 65 juta orang pertahun.

Achmad Hidayat Alsair Photo Verified Writer Achmad Hidayat Alsair

Separuh penulis, separuh orang-orangan sawah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya