Waduh, Rasisme Diduga Muncul Dalam Bursa Perumahan di Belanda

Rasis makin merajai hampir di seluruh dunia...

Belanda, IDN Times - Pasangan suami istri dari keturunan etnis Maroko di Belanda sedang mencari rumah sewa untuk ditinggali. Mereka menemukan satu rumah yang dianggap cocok. Dokumen-dokumen administrasi pun telah dikirim ke agen yang mengiklankan rumah itu.

Sedikit lagi rumah itu mereka tempati. Namun harapan itu pupus karena satu hal : pemilik rumah hanya menginginkan penyewa yang berasal dari "keturunan Belanda".

Ini betul terjadi, dan kejadian menyerempet rasisme itu menimpa Ihsane Bachar beserta sang suami saat mencari rumah menggunakan jasa agen real estate Goedhart Makelaars.

BBC memberitakan bahwa email balasan dari agen tersebut menjelaskan: "Pemilik telah memilih untuk hanya menyewakan kepada orang-orang keturunan Belanda. Saya menyesal harus melaporkan hal ini kepada Anda."

Kontan saja pasangan suami-istri yang sudah menjadi warga negara Belanda sejak lahir itu geram. Sang istri mengunggah screenshoot email tersebut di akun Facebook-nya dan menambahkan keterangan : "Saya tahu ada banyak rasisme, tapi umumnya hal itu banyak terjadi dan tersamarkan di bursa tenaga kerja."

"Rupanya itu juga berlaku untuk bursa perumahan, saya lebih terkejut dengan kenyataan bahwa ini sudah menjadi hal yang lumrah untuk didiskriminasikan. Tidak perlu lagi berkilah, meski saya menghargai kejujuran orang yang mengetik surat ini."

Beberapa netizen Belanda bahkan mendesaknya untuk mengajukan tuntutan kepada Goedhart Makelaars. Sebagian lainnya sangat terkejut dengan diskriminasi yang mereka alami.

Namun kebijakan pihak agen sendiri bukan tanpa alasan. Satu perwakilan mereka sempat mengirim email kepada satu penyiar Belanda untuk menjelaskan mengapa mereka menyampaikan hal "menyakitkan" tersebut.

"Tentu saja saya bisa memberi tahu pasangan itu sebuah cerita yang tidak masuk akal, tapi pemiliknya sudah mengatakannya secara terang-terangan dan jelas. Kami tidak memicu masalah. Kami juga tidak memiliki masalah dengan orang lain," kata perwakilan tersebut.

Goedhart Makelaars juga menyesalkan ucapan dari penolakan tersebut, dengan membeberkan alasannya : "Dulu, sang pemilik rumah memiliki pengalaman buruk dengan pekerja migran dari blok Timur, dia lebih suka menyewakan rumah kepada keluarga Belanda dalam arti kata yang paling luas."

Mereka juga berencana untuk meminta maaf kepada pasangan tersebut dengan cara menawarkan kembali rumah tersebut jika masih tersedia atau menawarkan rumah lain dengan kondisi "kemungkinan sebagai prioritas".

Seorang agen real estat yang berbasis di Den Haag, mengatakan tuduhan diskriminasi rasial di bursa perumahan "sangat eksplosif".

Namun kesalahannya terletak pada pemilik properti, bukan orang-orang yang bertanggung jawab untuk memasarkannya.

"Saya anti diskriminasi tapi jangan salahkan pihak pemasar," kata agen yang tidak ingin disebutkan namanya saat diwawancarai oleh BBC. "Keputusan akhirnya ada di tangan pemilik. Boleh saja kita merasa heran tapi agen real estat hanyalah penghubung. Respon macam itu memang normal, dan itu hal yang layak dilakukan."

Hans van den Heuvel dari asosiasi pedagang VBO menggambarkan hal yang dilakukan oleh Goedhart Makelaars sebagai contoh hal-hal yang tidak boleh dilakukan.

Pasangan tersebut berbagi respon mereka atas permintaan maaf agen perumahan tersebut kepada situs berita Belanda Marokko Nieuws. Mereka mengatakan : "Tetaplah positif, kita mungkin harus berusaha lebih keras, tapi di mana ada kemauan di situ ada jalan, dan selalu laporkan hal-hal semacam ini!"

Pada awal tahun ini, hal serupa juga terjadi di Amsterdam. Ketika seorang agen real estat mengatakan kepada calon penyewa bahwa apartemen yang ingin mereka tinggali hanya bisa disewakan kepada orang-orang yang memasak "dengan cara orang Barat".

Achmad Hidayat Alsair Photo Verified Writer Achmad Hidayat Alsair

Separuh penulis, separuh orang-orangan sawah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya