Jumlah Tunawisma di AS Meningkat Meski Ekonomi Dalam Negeri Membaik

Apa kabar "Make America Great Again?"

Jumlah tunawisma di Amerika Serikat naik sedikit di tahun ini untuk pertama kalinya sejak 2010. Dalam data terbaru yang dikeluarkan oleh Departemen Perumahan dan Pembangunan Perkotaan (Department of Housing and Urban Development, HUD) pada hari Rabu (6/12/2017), terdapat 553.742 orang di seluruh AS yang ditemukan tinggal di luar atau di tempat penampungan. Meningkat 0,7% dari tahun sebelumnya.

Ini menunjukkan bahwa meski aktivitas pasar saham menunjukkan tren positif dan angka produksi domestik sedang berkembang pesat, orang-orang miskin Amerika masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan paling dasar mereka yaitu tempat tinggal.

Sebagian besar tunawisma ada di kota-kota wilayah Pantai Barat AS seperti Los Angeles, Seattle, San Diego, dan Sacramento. HUD mengatakan bahwa peningkatan jumlah tunawisma disebabkan oleh harga rumah yang kian tidak terjangkau dari hari ke hari.

"Kita tidak membuat kemajuan besar di kota-kota seperti Los Angeles dan New York City di mana harga sewa rumah dan apartemen naik lebih cepat daripada pendapatan," kata Ben Carson, Sekretaris HUD, saat diwawancarai oleh National Public Radio. Faktanya, pemerintah kota Los Angeles melaporkan melonjaknya jumlah tunawisma sebanyak 26% di tahun ini.

"Perekonomian membaik adalah hal yang bagus, tapi itu memberi tekanan pada harga sewa rumah, yang kemudian berimbas pada orang-orang miskin di kota ini," kata Peter Lynn, kepala agen tunawisma di Los Angeles. Jumlah tunawisma di Los Angeles tercatat sebanyak 55 ribu orang pada tahun ini.

The Guardian melaporkan ada kenaikan jumlah tunawisma sebanyak 4,1% di New York. Di bagian barat AS, kota-kota macam Seattle, Portland, San Diego, Sacramento dan Oakland juga melaporkan lonjakan dalam angka yang beragam.

Sebagian besar tunawisma yang tidak tinggal di tempat penampungan memilih tidur di depan pintu rumah orang, tenda dan (jika beruntung) dalam mobil van.

Secara keseluruhan, jumlah tunawisma saat ini 13% lebih rendah daripada tahun 2010 saat krisis besar-besaran menghantam seluruh aktivitas perekonomian dalam negeri AS yang menyebabkan banyak perusahaan dinyatakan bangkrut.

Ekonomi boleh menunjukkan kemajuan, tapi kesejahteraan penduduk AS masih belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Sebuah studi dari Economic Policy Institute menunjukkan bahwa upah per-jam pekerja di AS hampir tidak beranjak selama beberapa dekade terakhir. Dari 16,74 dolar As di tahun 1973 menjadi 17,86 dolar AS pada tahun 2016, dengan kurs yang disesuaikan dengan angka inflasi saat ini.

Jumlah upah tersebut jelas tidak bisa digunakan untuk membayar sewa per-jam sebuah kamar yang nyaman di beberapa kota. Sebagai pertimbangan, harga sewa satu kamar di New York adalah  27,29 dolar AS sementara di Los Angeles adalah 22,98 dolar AS.

Kini banyak kota-kota yang menghadapi masalah banyaknya rumah-rumah kosong dan rendanya jumlah pertumbuhan rumah baru. Negara bagian California memperkirakan bahwa 180 ribu unit rumah baru dibutuhkan setiap tahunnya untuk mengimbangi pertumbuhan jumlah penduduk.

Namun selama 10 tahun terakhir terakhir, jumlah rumah yang berhasil dibangun kurang dari 80 unit karena pengembang kerap menghadapi lamanya proses peninjauan dari pemerintah lokal dan penolakan dari masyarakat.

Perekonomian AS yang dinamis belum berdampak ke dalam perbaikan kualitas hidup banyak orang California. Hal ini dipaparkan oleh Sara Kimberlin, seorang analis senior di California Budget and Policy Center. Imbas dari upah yang belum meningkat dengan signifikan dan harga rumah yang mahal, California kini memiliki tingkat kemiskinan tertinggi di seluruh AS yaitu 20,4%.

HUD juga melaporkan usaha menekan angka tunawisma dari kalangan veteran militer masih menjadi pekerjaan yang berat. Jumlah veteran tunawisma meningkat 1,5% secara nasional meski ada upaya besar dari pemerintah dan kelompok nirlaba untuk membantu para veteran.

Namun para pejabat mengatakan bahwa angka 1,5% tersebut disebabkan oleh gelombang veteran tunawisma yang luar biasa besar di Los Angeles. Ini bertolak belakang dengan negara-negara bagian lain di mana jumlahnya turun 3,2%. Nan Roman, Presiden dan CEO National Alliance to End Homelessness, terkejut saat jumlah keseluruhannya ternyata tidak menunjukkan peningkatan.

"Hanya karena saya pikir ada investasi berkelanjutan pada masalah veteran tunawisma, dan perbaikan dalam masalah pendekatan membuat saya berharap melihat tren penurunan jumlah yang terus berlanjut. Ternyata itu tak terjadi," ujarnya.

Roman juga mengatakan bahwa pihaknya semakin sulit untuk menemukan rumah-rumah yang tersedia di beberapa wilayah AS untuk menampung tunawisma. Dan dia khawatir masalahnya bisa semakin memburuk setelah pemerintahan Trump telah mengusulkan pemotongan subsidi perumahan untuk masyarakat yang berpenghasilan rendah.

Carson menegaskan bahwa pemerintah AS selalu berkomitmen untuk membantu para tunawisma, namun dia mengatakan bahwa pemerintah pusat perlu bekerja lebih banyak dengan organisasi nirlaba, komunitas agama, pemerintah negara bagian dan lokal serta sektor swasta untuk mengatasi masalah tersebut.

"Kita hanya perlu sedikit menjauh dari anggapan bahwa hanya pemerintah yang bisa mengatasi masalah tunawisma ini dengan cara membuang-buang lebih banyak uang," katanya.

Ada beberapa pencapaian positif yang dihasilkan dari kerjasama lintas sektor tersebut. Puluhan ribu veteran tunawisma telah memiliki rumah dalam beberapa tahun terakhir. Jumlah tahun kini adalah 40.056, 46% lebih rendah dari tahun 2010.

Keluarga tunawisma juga turun sebanyak 5,4% dari tahun lalu dan 27% lebih rendah dari tahun 2010. Namun, masih ada 58 ribu keluarga dengan anak-anak tanpa tempat tinggal atau tidur di tempat penampungan. Jumlah tunawisma berusia anak-anak dan remaja tanpa orang tua adalah 41 ribu orang, di mana setengahnya berkeliaran tanpa persinggahan.

Data HUD juga menunjukkan jumlah orang yang mengalami tunawisma kronis atau dalam jangka panjang naik 12% dari tahun sebelumnya. Trump kini dituntut lebih serius dalam menangani masalah tunawisma dan tentu saja untuk membuktikan slogan "Make America Great Again" miliknya.

Achmad Hidayat Alsair Photo Verified Writer Achmad Hidayat Alsair

Separuh penulis, separuh orang-orangan sawah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya