CEO Telegram, Pavel Durov, Bertemu Menkomifo. Ini Hasil Kesepakatannya

Pasca temu, pemerintah juga normalkan telegram minggu ini.

Pada pertengahan juli, tepatnya Jumat (14/7/2017), secara mengejutkan pemerintah mengumumkan memblokir akses menuju aplikasi web Telegram. Pemblokiran dilakukan dengan alasan Telegram dijadikan alat komunikasi, penyebaran paham radikal, dan terorisme.

Pemerintah hanya melakukan pemblokiran pada jalur akses menuju aplikasi web Telegram. Aplikasi mobile, seperti di Android dan iOS, masih bisa digunakan seperti biasa. Pemblokiran tersebut bukan permanen. Tapi pemerintah memberikan syarat yang harus dipenuhi oleh Telegram agar pemblokiran akses itu kembali dibuka

Kemkominfo mengambil langkah pemblokiran versi situs web layanan pesan Telegram pada 14 Juli 2017 setelah mereka tak merespons permintaan blokir konten dari pemerintah Indonesia sejak Maret 2016.

Mengenai pemblokiran ini, CEO Telegram, Pavel Durov menemui Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara di kantor Kemenkominfo, Selasa, 1 Agustus 2017. Pertemuan keduanya merupakan imbas dari diblokirnya 11 DNS (Domain Name Server) Telegram pertengahan bulan Juli lalu.

Seperti apa hasil dari pertemuan tersebut, nih simak saja di bawah ini.

Inilah hasil pertemuan tersebut.

CEO Telegram, Pavel Durov, Bertemu Menkomifo. Ini Hasil Kesepakatannyakompas.com

Dilansir dari laman kompas.com, Pertemuan CEO Telegram Pavel Durov dengan tim Kementerian Komunikasi dan Informatika, Selasa (1/8/2017), menghasilkan sejumlah kesepakatan. 

Pertama, Telegram sepakat membuka jalur komunikasi khusus bagi pemerintah Indonesia.

"Jalur komunikasi khusus ini supaya kami bisa merespons penggunaan Telegram untuk kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan tindak terorisme dan propaganda," ujar Pavel dalam konferensi pers di Gedung Kemenkominfo, Jakarta Pusat, Selasa.

Kedua, Telegram dapat langsung memblokir konten terorisme dengan cepat, sesuai komunikasi dengan pemerintah Indonesia. 

Pertemuan keduanya juga membahas soal masa depan Telegram di Indonesia. Jika Telegram mampu memenuhi permintaan Kemenkominfo untuk memfilter konten berbau radikalisme dan terorisme dengan cepat, maka besar kemungkinan pemerintah akan membukakan kembali akses Telegram yang sempat ditutup.

Rudi Antara mendorong proses ini berjalan cepat. Jika seluruh SOP sudah dibikin ia berjanji akan segera mencabut pemblokiran Telegram di Indonesia.

"Sudah dibuat tata caranya. Sudah didata contact personnya, nomor teleponnya, berapa organisasinya, di mana servernya. Kalau ada konten negatif berapa lama itu akan diselesaikan sudah kita bicarakan semuanya," kata Rudi.

Pemerintah Indonesia buka blokir Telegram minggu ini.

CEO Telegram, Pavel Durov, Bertemu Menkomifo. Ini Hasil Kesepakatannyaantaranews.com

Pemerintah Indonesia bakal segera mencabut pemblokiran akses Telegram. Rencananya, akses terhadap 11 DNS Telegram tersebut akan dipulihkan secepatnya pada pekan ini juga.

Hal itu disampaikan oleh Dirjen Aplikasi Informatika Semuel Abrijani Pangerapan, setelah menerima kunjungan CEO Telegram, Pavel Durov ke kantor Kemenkominfo, Selasa (1/8/2017).

“Minggu ini akan segera dipulihkan,” ujar Semuel melalui pesan singkat, saat dikonfirmasi Kompas.com

Semuel mengatakan bahwa pemerintah memutuskan untuk memulihkan Telegram karena sudah ada itikad baik dan komitmen untuk mengelola dan menangani konten bermuatan terorisme dan radikalisasi.

Semoga dengan kembali bukanya Aplikasi Chat Telegram, Indonesia kembali tenang ya...

Zother Veregrent Photo Verified Writer Zother Veregrent

Pria musim semi yang Ambivert

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya