Mamah Dedeh Akhirnya Minta Maaf Perihal Larang Orang Islam Tak Jadi Dokter Hewan

Kira-kira ada apa ya? Nih simak aja yaa

Nama Mamah Dedeh tentu sudah tidak asing lagi di telinga orang Indonesia, terlebih bagi umat muslim. Pasalnya, Wanita kelahiran 5 Agustus 1951 ini sering mondar-mandir di layar TV nasional untuk memberikan ceramah, bahkan punya beberapa acara sendiri. Salah satunya program “Mamah dan Aa” yang tayang setiap pagi di stasiun TV swasta ini, Namun sayang kini pernyataannya pun menjadi sorotan publik. 

Setelah video yang menayangkan salah satu episode program TV-nya, viral di media sosial. Publik mengkritik pernyataan yang dilontarkannya saat memberikan jawaban kepada salah satu jamaah. Tak ayal, ceramahnya itu mengundang banyak kontroversi, bahkan ketua Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI) sampai ikut berkomentar lho! 

Kira-kira ada apa ya? 

Inilah cuplikan video sepenggal ceramah Mamah Dedeh yang menuai banyak kritik

Di video tersebut, tepatnya di menit ke-34, seorang hadirin bertanya mengenai najis yang berhubungan dengan profesi. Profesi yang dimaksud adalah dokter hewan. Jamaah itu menanyakan:

“Seorang dokter hewan setiap saat melaksanakan operasi, misalnya mengoperasi anjing, ini ‘kan najis mugholadhoh, apakah harus setiap saat pakai tanah, atau bisa pakai sabun?”

Mamah Dedeh menjawab:

“Harus pakai tanah tidak ada tawar menawar…”

Jawaban itu diakhiri dengan pernyataannya:

"kalau saran saya, kita sebagai seorang muslim, jangan jadi dokter hewan.”

Tak hanya itu, Mamah Dedeh bahkan menyarankan kalau perlu, si dokter hewan yang muslim harus menuliskan “Menerima Semua Binatang, Kecuali Anjing dan Babi” di papan nama tempat praktiknya karena menurutnya, dalam Islam sudah jelas perkara najis yang bisa ditimbulkan dari dua jenis binatang tersebut.

Dengan pernyataan inilah membuat berbagai pihak protes dan kritik terhadap Mamah Dedeh. Bahkan Tim Pengurus Besar Persatuan Dokter Hewan Indonesia turut mengomentari pernyataan Mamah Dedeh. 

Dengan adanya pemberitaan itu, Pada tanggal 3 agustus 2017, Tim Pengurus Besar Persatuan Dokter Hewan Indonesia bersilaturahmi ke rumah Mama Dedeh untuk meminta klarifikasi terkait ceramahnya. Dalam pertemuan tersebut Mamah Dedeh pun menjelaskan maksud ceramahnya sekaligus meminta maaf kepada para dokter hewan yang tersinggung.

 

Inilah video permintaan Maaf Mamah Dedeh mengenai ucapannya.

Permintaan maaf Mama Dedeh terkait ceramahnya yang melarang Muslim menjadi dokter hewan yang diupload dari seorang netizen bernama Bukhori Supriyadi Yadi melalui akun Youtube-nya:

"Orang yang nanya dan ditanya sama orang awam. Nanyanya begitu, kalau pinter nanyanya enggak begitu yang jawanya juga sama orang awam juga. Saya juga tahu orang seperti Anda-anda ini potong hewan. Saya mohon maaf dan saya mengambil hikmah yang sangat besar. Terima kasih kalian mau datang ke rumah saya. Semoga silaturahmi tidak hanya hari ini. Insyaallah tidak mustahil suatu saat saya membutuhkan wejangan-wejangan Anda. Barangkali Anda mengkritik saya, saya sangat terbuka orangnya. Kalau saya ada salah saya memohon maaf sebesar-besarnya," tutur Mamah Dedeh dalam pertemuan tersebut.

Bukan itu saja. Netizen yg beragama muslim dan berprofesi sebagai dokter hewan juga ikutan bersuara pendapatnya.

Mamah Dedeh Akhirnya Minta Maaf Perihal Larang Orang Islam Tak Jadi Dokter HewanInstagram/@dinnaanisa

Akun instagram yang bernama Dinna Anisa Isnu Hidayati pun bersuara melalui akun instagramnya..

SAYA MUSLIM DAN SAYA BANGGA MENJADI DOKTER HEWAN

Saat mendengar berita pagi ini, sungguh dalam hati saya kecewa terhadap mamah dedeh sebagai tokoh agama terkemuka, dalam sebuah acara di stasiun tv terkenal mengatakan "Kalau saya menganjurkan, kalau kita sebagai seorang muslim jangan jadi dokter hewan. Kalau enggak, ada tulisannya menerima semua binatang kecuali anjing dan babi".
Saya memang muslim yang ilmu agamanya pasti sangat jauh dibawah mamah dedeh. Tapi yang saya ketahui bahwa haram dan najis berbeda. Dan yang saya ketahui pula bahwa bagian dari anjing yang najis adalah air liurnya, sedangkan bulunya tidak. Saya juga pernah mendapat pelajaran bahwa najis dapat disucikan. Jadi mengapa kita lalu mengkotak-kotakkan perlakuan kita kepada hewan yang dikata najis hingga menyentuhnya saja tak mau? Menyentuhnya saja membuat kita merasa berdosa? Menyentuhnya saja membuat kita jijik? Bagi saya menolong hewan adalah hal yang mulia terlepas dari apapun jenis hewannya. Bagi orang awam yang tidak mengerti akan profesi ini (sebagian besar di Indonesia memang tidak mengerti) mungkin akan tidak habis pikir mengapa kita rela mencurahkan jiwa dan raga untuk melakukan berbagai tindakan yang mungkin dimata mereka itu aneh atau berlebihan padahal mereka cuma hewan. Tapi bagi saya tidak. Mereka adalah makhluk hidup. Mereka adalah makhluk yang bernyawa. Mereka mampu merasakan sakit, senang, sedih, kesepian, takut, lapar, rasa sayang dan cinta. Mereka punya tatapan yang berisi penuh harapan. Mereka adalah makhluk ciptaan Tuhan. Hewan sehat, manusia juga sehat.
Terlepas dari itu semua, saya akan selalu bangga menjadi bagian dalam profesi ini. Sungguh profesi dokter hewan membuka pikiran saya menjadi lebih terbuka. Banyak disiplin ilmu yang butuh dokter hewan. Biarpun banyak orang bahkan keluarga memandang sebelah mata. Yaah ini hanya tentang waktu saja. Biarlah itu terjawab pada saatnya.
Dan alhamdulillah besok akan ada klarifikasi dari pihak mamah dedeh tentang kejadian ini. Semoga ini bisa menjadi pelajaran kita bersama untuk bisa menjaga lisan kita, dimana memang tak akan pernah ada manusia yang sempurna walaupun itu tokoh agama sekalipun.
Salam ❤
Maaf kepsyen kepanjangan ????

Terang saja banyak publik menyanggah pernyataan Mamah Dedeh. Mereka yang kontra sebagian besar melihatnya dari sisi medis, bahwa pekerjaan dokter hewan adalah pekerjaan yang mulia. Melalui tangan para dokter hewan, manusia bisa terhindar dari berbagai penyakit yang sumbernya dari hewan.

Zother Veregrent Photo Verified Writer Zother Veregrent

Pria musim semi yang Ambivert

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya