Balita di Pengungsian Gunung Agung Butuh Asupan Gizi

Zona bahaya diperluas hingga radius 12 km

Laporan langsung koresponden IDN Times dari Bali

Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung telah mempersiapkan makanan pedamping yang khusus untuk diperuntukan bagi pengungsi balita untuk menjamin asupan gizi mereka. 

Hal tersebut dilakukan untuk menindaklanjuti minimnya logistik untuk Balita di Pos Pengungsian Gelanggang Olah Raga Swecapura Gelgel.

Baca juga: Ribuan Warga Karangasem Bali Mengungsi

"Kita sudah dapat laporan kurangnya asupan makanan bagi bayi atau balita, dan sekarang kita sudah siapakan makanan pendamping untuk asupan gizi mereka seperti  bubur susu," Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung, dr. Adi Swapatni ketika ditemui di GOR Swecapura Gelgel yang dijadikan tempat pengungsian.

Balita di Pengungsian Gunung Agung Butuh Asupan GiziIDN Times

Ia melanjutkan, distribusi logistik bagi sudah balita langsung diberikan setelah pengungsi terdata. Dinas Kesehatan juga akan terus mengikuti perkembangan kesehatan balita.

"Bagi yang sudah terdata, kita sudah salurkan logistiknya. Pendataan terus kita lakukan, karena pengungsi yang masuk juga terus bertambah," ungkap Swapatni.

Setelah dilakukan pendataan, logistik bagi balita diharapkan dapat diambil oleh masing-masing koordinator atau kepala keluarga pengungsi guna mempermudah distribusi logistik. 

"Dinas Kesehatan juga lagi bergerak untuk mendata pengungsi-pengungsi yang tersebar di lokasi lain di Klungkung," ungkapnya.

Berdasatakan data terbaru BPBD Klungkung, telah terdata 8.525 jiwa pengungsi di Klungkung, dan 464 jiwa diantaranya merupakan bayi/balita yang sangat membutuhkan asupan gizi selama di pengungsian

Status Gunung Agung

Balita di Pengungsian Gunung Agung Butuh Asupan GiziIDN Times

Aktivitas vulkanik Gunung Agung hingga Sabtu (23/9) masih berstatus awas atau level IV, oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bali. Level Awas adalah level tertinggi dalam status gunung api.

Berdasarkan laporan pengamatan, aktivitas Gunung Agung periode Sabtu (23/09) pukul 06:00-12:00 masih cenderung tinggi. Sedangkan Sabtu pukul 00.00 WITA sampai pukul 06.00 WITA, terjadi terhitung 94 kali gempa dengan rincian gempa vukanik dalam 71 kali, dangkal 25 kali dan teknonik lokal 6 kali.

Sementara pada Sabtu pukul 06.00 WITA sampai pukul 12.00 WITA terjadi 104 kali gempa, dengan rincian 71 kali vulkanik dalam, 25 vulkanik dangkal dan 8 kali gempa teknonik lokal.

"Intensitasnya menurun namun kualitas energi meningkat. Tapi kita lihat dulu. Yang besar tadi pagi getaran gempa lokal 3,5 skala richter," Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG Kementrian ESDM, I Gede Suantika.

Melihat status yang masih berbahaya, PVMBG meminta masyarakat, pendaki, dan wisatawan di sekitar Gunung Agung agar tidak melakukan pendakian, berkemah maupun beraktivitas dalam radius 9 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung.

Selain itu, ditambah perluasan sektoral dilakukan sejauh 12 kilometer ke arah utara, timur laut, tenggara dan selatan-barat daya. Di dalam radius ini aktivitas wisatawan atau masyarakat dilarang. 

"Dengan perluasan daerah zona berbahaya tersebut maka pengungsi akan bertambah. BNPB dan BPBD akan mengambil langkah-langkah penanganan antisipasi menghadapi letusan dan penanganan pengungsi terkait dengan peningkatan status Awas dari Gunung Agung," jelas Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.

Balita di Pengungsian Gunung Agung Butuh Asupan GiziIDN Times

BNPB juga memastikan bahwa bantuan logistik dan peralatan akan segera didorong ke titik-titik pengungsian. Rapat koordinasi antar kementerian, lembaga dan unsur lainnya akan dilakukan sebagai tindak lanjut dari penanganan bencana tersebut.

BNPB dan BPBD juga menyiapkan rambu-rambu jarak radius yang akan segera dipasang di tempat-tempat strategis agar masyarakat dapat mengetahui apakah mereka sedang berada di radius aman atau berbahaya.

Baca juga: Gunung Agung Status Awas, Ini Daftar Nomor Penting Satgas di Lokasi

Masyarakat dihimbau untuk tenang. Jangan terpancing pada isu-isu yang menyesatkan. Hingga saat ini Gunung Agung belum meletus namun pemantauan akan terus diintensifkan. 

Topik:

Berita Terkini Lainnya