3 Tanggapan MUI soal Penyerangan di Gereja St Lidwina Yogyakarta
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Penyerangan di Gereja St Lidwina Bedog, Yogyakarta, baru-baru ini menciderai keberagaman dan kebebasan beragama di Tanah Air. Tokoh agama dan pemerintah pun tercoreng akibat dua peristiwa itu.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun menyesalkan terjadinya penyerangan terhadap Gereja St Lidwina Bedog saat umat Kristiani melaksanakan ibadah misa pagi di Gereja.
1. MUI desak kepolisian bertindak cepat
"MUI meminta kepada aparat kepolisian RI untuk segera bertindak cepat dan mengusut tuntas motif pelakunya, dan segera memberi keterangan kepada masyarakat agar tidak timbul fitnah dan prasangka buruk di masyarakat, yang dapat mengganggu harmoni kehidupan antarumat beragama," kata Zainut dalam keterangan tertulis, Minggu (11/2).
Baca juga: Gereja St. Lidwina Yogyakarta Diserang Pemuda yang Membawa Pedang
2. MUI imbau warga jaga situasi kondusif
Editor’s picks
3. MUI menyampaikan simpatik
Seorang remaja berinisial S asal Banyuwangi, Jawa Timur, tiba-tiba masuk ke dalam Gereja St Lidwina Bedog, Yogyakarta, yang tengah dipenuhi jemaat. Semula, ia ingin melukai pastor yang tengah memimpin misa menggunakan pedang.
Ia memasuki gereja melalui pintu bagian barat dan langsung menyerang salah satu jemaat bernama Martinus Parmadi Subiantoro. Padahal, sasarannya adalah Romo Prier yang tengah memimpin misa. Akibatnya, Romo Prier mengalami luka sobek di kepala belajang akibat senjata tajam. Sementara, Martinus mengalami luka di punggung yang juga akibat senjata tajam.
Selain Martinus dan Romo Prier, dua korban luka lainnya yakni Aiptu Munir yang terluka di bagian tangan dan Budijono. Pelajar tersebut kemudian menyasar jemaat gereja yang lain sebelum akhirnya diringkus polisi.
Baca juga: Din Syamsuddin Curiga Ada Skenario Dalam Penyerangan Gereja St. Lidwina