Ungkap Dalang Korupsi E-KTP, Setya Novanto Berpotensi Dibunuh?

Bisa kehilangan nyawa jika terlalu vokal

Jakarta, IDN Times - Selain terancam pidana kurungan seumur hidup, mantan Ketua Umum Golkar yang juga terdakwah kasus dugaan korupsi kartu tanda penduduk elektornik (E-KTP), Setya Novanto (Setnov) terancam kehilangan nyawanya, apabila membeberkan pihak lain dibalik kasus yang merugikan negara hingga Rp. 5,9 Trililiun tersebut.

"Mengingat hanya dia satu-satunya yang bisa ungkap nama-nama lainnya yang terlibat. Menurut saya, resikonya Setya Novanto bisa dibunuh," papar Ferry Juliantono saat menghadiri diskusi publik dengan tema Setnov Effect di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (16/12).

Baca juga: Kasus Setya Novanto Buat Partai Golkar 'Bersih-bersih' Melalui Munaslub

Ungkap Dalang Korupsi E-KTP, Setya Novanto Berpotensi Dibunuh?IDN Times/Vanny El Rahman

Kuatnya kesaksian Setnov dalam kasus ini, diduga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tidak memiliki bukti kuat untuk mengungkap nama baru yang turut masuk pusaran. 

"Ketidakcukupan bukti yang dikumpulkan KPK, menyebabkan Setya Novanto yang memegang bola. Pilihannya tinggal dia mau diam atau nekat (membeberkan nama lain). Kalau nekat ancamannya bisa dibunuh," tambah pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum DPP Gerindra ini.

Menanggapi pilihan yang dihadapi oleh politikus Golkar tersebut, kuasa hukum Setya Novanto, Maqdir Ismail, membantah kalau kliennya mengetahui pihak yang terlibat lebih jauh. 

"Yang saya khawatirkan adalah Setya Novanto ini tidak tahu aliran dana bagi-bagi uangnya," katanya pada sesi diskusi yang sama. 

Baca juga: Kuasa Hukum Setya Novanto: Kami Akan Cari Jalan Keadilan

Ungkap Dalang Korupsi E-KTP, Setya Novanto Berpotensi Dibunuh?IDN Times/Vanny El Rahman

"Jangan memaksa Setya Novanto membuka hal yang tidak diketahui. Bagaimana dia bisa mengakui sesuatu yang bahkan tidak diketahui? Kan Setya Novanto seolah-olah dikesankan sebagai orang yang tahu segala-galanya," tambahnya.

Yang bisa membongkar sindikat korupsi dugaan korupsi ktp elektronik ini, tambahnya, adalah para pengusaha yang terlibat tender.

"Satu-satunya yang bisa membuka (keterlibatan pihak lain) adalah para pengusaha itu. Termasuk Andi Naronnggong," bebernya.

Kendati Naronggong telah membeberkan pihak yang terlibat, Maqdir mengkritisi dirinya yang hanya membuka keterlibatan pejabat tinggi negara, seperti Setya Novanto.

Baca juga: ICW: Majelis Hakim Tidak Tegas Hadapi 'Drama' Setya Novanto

Topik:

Berita Terkini Lainnya