Perayaan Natal di Kampung FPI Petamburan

Aksi kemanusiaan untuk bangun toleransi

Laporan oleh Vanny El Rahman dan Helmi Shemi 
 
Jakarta, IDN Times
- Noni Wijaya (34) adalah salah seorang jemaat Gereja Bethel, Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Barat. Minggu (24/12) pagi ia mengikuti kebaktian bersama suami dan ketiga anaknya. Menggunakan kaos merah polos dan celana merah bermotif, Noni mengikuti kebaktian dengan tema, “Sesungguhnya Aku Ini Adalah Hamba Tuhan”. Tema ini diambil dari Lukas 1 ayat 38.

“Saya ikut Misa yang jam 10 pagi,” kata Noni kepada IDN Times. Wajahnya semringah. Penuh senyum. 

Noni dengan khidmat mengikuti kebaktian yang dibagi menjadi tiga jadwal giliran itu.  Jemaat mulai dengan melantunkan Nyanyian Bersama Kesukaan bagi Dunia, Nyanyian Bersama Dari Pulau dan Benua, serta khotbah yang disampaikan oleh Pendeta Naftali Untung, M. Th.

Bukan hanya Noni, ratusan jemaat yang hadir untuk melaksanakan kebaktian pun menjalaninya dengan rasa syukur yang sama. Bersama mereka, pula jemaat sekolah Minggu untuk anak, memenuhi Gereja Bethel ini hingga lantai 5. Jemaat yang hadir pun tetap ramai hingga jadwal giliran ketiga yang dimulai pukul 17.00-19.00 WIB.

“Kalau Natal begini jadi lebih padat, sehingga satu kali giliran ibadah bisa mencapai 600 orang. Karena kapasitas gak memadai, acara kebaktian disiarkan ke lantai 4. Ada kebbaktian dengan kapasitas 300 orang di lantai 4. Di lantai 5 ada  250 orang,” kata Pendeta Sugiono.  Siaran menggunakan jejaring komunikasi internal.

Baca juga: Gereja Bethel dan FPI Bangun Toleransi Beragama di Petamburan

1. Upaya membangun toleransi di kampung FPI

Perayaan Natal di Kampung FPI PetamburanIDN Times/Vanny El Rahman

Gereja Bethel yang terletak di Jalan Petamburan 4 Blok Al Rohmah No 4, Tanah Abang, RT 01 RW 04 hanya berjarak 210 meter dari kantor Dewan Pimpinan Pusat Front Pembela Islam (DPP FPI). Jarak yang bisa ditempuh dengan dua menit jalan kaki.

Dalam catatan media yang mengikuti The Wahid Institute, FPI dianggap sebagai organisasi massa (ormas) yang intoleran. Penelusuran IDN Times saat Natal 2017, Misa di Gereja Bethel berlangsung damai. 

Meski Gereja Bethel berdekatan dengan DPP FPI, suasana kebaktian dan sekitar gereja tampak tenang dan khusyuk. Hanya ada sekitar 2-3 polisi berjaga, termasuk Lurah Petamburan Parsiyo yang hadir memantau hingga kebaktian giliran terakhir selesai.

“Kalau di Petamburan, yang saya lihat, sekalipun di sini ada banyak ormas, ada FBR, FPI, Forkabi, toleransi umat beragama cukup terjaga. Posisi Gereja Bethel di tengah-tengah dan berdekatan dengan markas FPI, damai-damai aja dan gak ada masalah terkait toleransi di sini,” jelas Parsiyo saat ditemui di Kantor Kelurahan Petamburan.

Baik pihak Gereja dan FPI mengungkapkan tidak ada perilaku intoleransi antar-sesama warga dan umat beragama.

“Selama ini kami membangun hubungan yang baik. Jadi kita harus mengembangkan toleransi itu. Puji Tuhan kita tidak sampai ke situ (permasalahan agama). Kita benar-benar jaga. Saya orang sini, sari tahun 1984. Sudah 30 tahun lebih berbaur,” ujar Pendeta Sugiono, sambil duduk di bangku jemaat usai selesai kebaktian giliran kedua.

Perayaan Natal di Kampung FPI PetamburanIDN Times/Vanny El Rahman

Sekretaris Umum  DPP FPI Jafar Sidiq saat diwawancarai IDN Times  menyatakan pihaknya ikut berkomitmen menjaga suasana toleransi di kalangan warga Petamburan.

“Mereka (pengurus) Bethel itu suka datang, gak ada masalah. Yang penting mereka tidak mengganggu kita, kita tidak mengganggu mereka. Aqidah silahkan jalan,” kata Jafar Sidiq.

Meski demikian, Jafar menggarisbawahi adanya koridor agama yang tidak boleh dilewati dalam toleransi beragama. Ia mengutip surat Al-Kafirun ayat 6 yang memiliki arti “Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku."  

Ia juga mencontohkan ucapan selamat Natal dan membantu keamanaan gereja sebagai koridor agama yang harus dijaga.

“Selama ini FPI lakum dinukum waliyadin. Kalau saling klaim ajaran paling bener gak apa, yang penting jangan saling ganggu. Itu namanya toleransi,” ujar Jafar.

Perayaan Natal di Kampung FPI PetamburanIDN Times/Vanny El Rahman

Pendiri FPI yang sebelumnya menjabat sebagai ketua umum, Rhizieq Shihab masih berada di luar negeri. Rizieq ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus chat porno melalui WhatsApp yang melibatkan Ketua Yayasan Solidaritas Sahabat Cendana (SSC) Firza Husein.

Kepolisian menjadikan Rizieq buronan karena ia tak kunjung memenuhi panggilan, untuk pemeriksaan dan terus berada di Arab Saudi dengan beragam alasan.

Rizieq dijerat Pasal 4 ayat 1 juncto Pasal 29 dan atau Pasal 6 juncto Pasal 32 dan atau Pasal 9 juncto Pasal 34 Undang-Undang RI nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi.

Baca juga: 5 Fakta Unik Hubungan Gereja Bethel Petamburan dengan Pimpinan FPI

2. Membangun toleransi melalui aksi kemanusiaan

Perayaan Natal di Kampung FPI PetamburanIDN Times/Vanny El Rahman

Warga percaya, dialog adalah faktor kunci membangun toleransi. Ini Kecamatan Tanah Abang memfasilitasi dialog antar tokoh masyarakat dan agama.

“Kecamatan memfasilitasi bagaimana agar suasana toleransi berkembang. Jadi kita ketemu tokoh agama, tokoh masyarakat dalam lingkup kecamatan. Kayak lebaran silaturahmi, habis Lebaran halal bi halal. Habis Tahun Baru juga ada,” ungkap Pendeta Sugiono.

Toleransi juga dibangun dengan melakukan aksi kemanusiaan bersama-sama. Seperti saat terjadi bencana banjir hingga pengamanan lingkungan sekitar yang dilakukan pihak Gereja bekerjasama dengan ormas. 

“Kalau urusan kerja bakti kita jalan bersama. Banjir gitu kan, di lingkungan kita bareng-bareng. Waktu Milad (FPI), orang-orang Gereja, Camat pada dateng. Kita sering ngobrol masalah urusan negara sama mereka,” kata Sekum FPI Jafar Sidik.

3. Pilkada sempat merenggangkan hubungan warga

Perayaan Natal di Kampung FPI Petamburan

Sudah rahasia umum jika Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017 disebut menaikkan suhu politik nasional. Dua calon yang maju pada putaran kedua yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno seakan membuat polarisasi di antara warga Jakarta menajam.  

Padahal ibukota negara ini bagaikan rumah bagi beragam suku, agama, dan ras. Saat Pilkada, Noni mengaku memilih Ahok. Dia mencoblos di Tempat Pemungutan Suara (TPS) Petamburan karena mertuanya yang tinggal di sana. Noni merasa nyaman dengan pilihannya, kendatipun   kala itu FPI mendukung pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

“Saya pilih Ahok. Saya sih kemarin nyoblos di Petamburan karena mertua saya di Petamburan dan saya ikut suami. Masalah Pilkada biasa aja, masing-masing aja, mau pilih siapa saja,” kata Noni.

Menariknya, salah satu TPS yang memenangkan Ahok-Djarot di Petamburan adalah TPS 017, yang hanya berjarak sekira 100 meter dari DPP FPI. Di TPS itu pula Bos FPI Rizieq Shihab, turut menunaikan hak pilihnya.

Perayaan Natal di Kampung FPI PetamburanIDN Times/Vanny El Rahman

Pendeta Sugiono lega karena tidak ada jemaat yang terprovokasi dengan sejumlah isu panas saat Pilkada 2017.

“Yang cukup mengkhawatirkan karena Pilkada aja. Jadi sedikit banyak memecah, jadi terbelah pro-kontra. Pilkada itu ada dampaknya, ada andil dalam mengurangi nilai toleransi itu. Tapi kita melihat psikologi jemaat gereja cukup dewasa tidak terprovokasi dalam menanggapi meski semangat Pilkada agak kebablasan,” kata Sugiono.

Lurah Parsiyo pun bersyukur Pilkada DKI hanya sesaat dan tidak ada sikap mengkhawatirkan yang mencolok dari warganya yang berbeda pilihan.

“Beda pilihan saja. Ketika yang kita dukung ada yg menang dan kalah itu biasa. Kan gak keliatan tindakan real. Beda prinsip aja,” ucap lurah yang menjabat sejak 2 Januari 2017 itu.

Perayaan Natal di Kampung FPI PetamburanIDN Times/Vanny El Rahman

Di Gereja Bethel, malam Natal tahun ini, sekitar pukul 18.35 WIB jemaat sudah mulai meninggalkan gereja. Di pelataran Noni dan suaminya nampak bercakap-cakap dengan jemaat lainnya. Dengan tertib, jemaat meninggalkan gereja. Sebagian menuju mobil yang diparkir di sekitarnya.

Sebagai salah satu jemaat yang rutin beribadah sejak empat tahun lalu di Gereja Bethel, Noni tidak merasa risih dengan adanya FPI.  

“Kadang kalau mereka (FPI) ada ramai-ramai di depan, saya lewat-lewat aja. Untuk saat ini gak ada gangguan, termasuk tiap mereka ada acara di depan. Kita mau lewat, puter balik dan ternyata gak boleh, mereka arahkan dengan baik,” kata Noni.

Dari Idul Fitri ke perayaan Natal, warga di kawasan Petamburan bekerja keras menjaga toleransi.

Baca juga: Asal Usul Muncul Sosok Santa Claus saat Natal

Topik:

Berita Terkini Lainnya