Kapolri: Kabar Terduga Teroris Bahrun Naim Meninggal Bisa Jadi Trik agar Tidak Diburu

Polri masih menyelidiki kabar ini

Jakarta, IDN Times - Sempat beredar kabar melalui media sosial bahwa terduga dalang aksi teror Bom Thamrin, Jakarta Pusat, Bahrun Naim meninggal di Suriah. Kabar tersebut beradar pada Senin 4 Desember lalu.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian belum dapat memastikan kebenaran kabar tersebut.

"Sementara berkembangnya melalui media sosial di kalangan jaringan kelompok teroris, baik yang di luar maupun di Indonesia. Mereka membicarakan tentang tewasnya BN (Bahrun Naim) di Suriah," kata Kapolri saat menghadiri upacara parade peringatan ke-67 Polairud 2017, di Mako Ditpoludara Korpolairud Bahakam Polri, Pamulang, Tangerang Selatan, Selasa 5 Desember 2017.

Lantaran belum dipastikan kebenarannya, Kapolri berasumsi, ada upaya untuk menghindari pengejaran pimpinan ISIS itu apabila kabar tersebut tidak benar.

Kapolri: Kabar Terduga Teroris Bahrun Naim Meninggal Bisa Jadi Trik agar Tidak DiburuIlustrasi (IDN Times/Sukma Shakti)

"Bisa ini dia benar-benar meninggal, bisa tidak. (Kalau tidak) ini trik yang dia (gunakan) supaya tidak dikejar," kata dia.

Dalam upaya mencari kebenarannya, kata Tito, pihaknya akan terus bekerja sama dengan pihak-pihak terkait.

Baca juga: Islam dan Terorisme, Ulama Ini Punya Pendapat Mengejutkan

"Kepolisian harus mencari sumber yang akurat, bisa dari interpol di luar negeri yang memiliki akses di sana, bisa Amerika, Rusia, Arab, atau Inggris. Densus 88 dan intelijen belum mengonfirmasi bahwa dia meninggal," tegas dia.

Kemudian, lanjut Tito, Polri juga akan terus menelusuri siapa yang pertama kali menyebarkan informasi tersebut melalui media sosial.

Berpengaruh terhadap jaringan terorisme Indonesia

Kapolri: Kabar Terduga Teroris Bahrun Naim Meninggal Bisa Jadi Trik agar Tidak DiburuIlustrasi (IDN Times/Sukma Shakti)

Apabila kabar meninggalnya Bahrun Naim benar, menurut Tito, hal itu akan mempengaruhi aksi terorisme di Indonesia.

"Sangat (berpengaruh). Peran dia adalah penengah antara ISIS elite, ISIS central dengan kelompok pimpinan dan tokoh-tokoh, bahkan kepada operatif, artinya pelaku yang ada di Indonesia, seperti dalam kasus Bom Thamrin," ujar dia.

Peran sentral Bahrun Naim, menurut Tito, seperti peran Hambali sebagai penengah atau penghubung antara Al Qaeda dengan Jemaat Islam Indonesia. "Di sini (peran) BN seperti Hambali (sebagai penengah)," Tito mencontohkan.

Baca juga: Polri Selidiki Kabar Kematian Terduga Teroris Bahrun Naim

Topik:

Berita Terkini Lainnya