Ini 3 Penyebab Kapal TNI Karam di Kepulauan Seribu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - TNI akhirnya buka-bukaan soal penyebab tenggelamnya kapal motor cepat (KMC) AD-16-05 milik Kodam Jaya di Kepulauan Seribu pada Senin (12/3) lalu.
1. Kapal dalam kondisi baik
Aspam Kasad Mayjen TNI Muhammad Nur Rabmad mengatakan, KMC AD-16-05 yang berangkat pada 07.10 WIB saat itu tengah menuju Pulau Pramuka, untuk mempersiapkan hari ulang tahun ke-72 Persatuan Istri Prajurit. Meski tenggelam, dia menyebutkan, kapal tersebut dalam keadaan layak pakai.
"Berdasarkan pengecekan berkala pada 9 Maret 2017 kapal dinyatakan dalam kondisi baik untuk berlayar," kata dia di Kantor Dinas Penerangan Angkatan Darat, Jakarta Pusat, Rabu (21/3).
2. Ada kebocoran pipa penyedot air laut
Namun, Rahmad menyebut penyebab tenggelamnya kapal tersebut akibat kebocoran pipa strainer. Hal tersebut berdampak terhadap air laut yang memenuhi ruangan mesin dan menyebabkan mesin pendingin mati.
"Berdasarkan keterangan anak buah kapal, air masuk ruang mesin yang disebabkan adanya kebocoran dari bagian pipa strainer yang fungsinya untuk menyedot air laut," kata dia.
Editor’s picks
Baca juga: Panglima TNI Siap Buka-Bukaan Penyebab Kecelakaan Tank di Jawa Tengah
3. Gelombang air laut setinggi tiga meter menambah kapal karam
Di tengah kebocoran pipa, tinggi gelombang air laut yang mencapai tiga meter diduga menjadi penyebab masuknya air ke ruang mesin.
"Tinggi gelombang pada saat itu mencapai kurang lebih 2-3 meter. Diduga hal ini menjadi faktor penyebab masuknya air laut ke ruang mesin, sehingga nahkoda kapal mematikan mesin yang sudah terendam air laut, sehingga mengakibatkan kapal tenggelam secara perlahan," kata Rahmad.
4. Kapal karam bukan disebabkan kelebihan muatan
Rahmad menepis kabar yang mengatakan penyebab tenggelamnya kapal adalah muatan yang berlebih.
"Polemik yang berkembang di media akibat kelebihan muatan perlu kami jelaskan, bahwa kapal tersebut memiliki kapasitas 28 ton. Sehingga pada kondisi muatan yang ada, kapal masih bisa berlayar secara normal," kata dia.
Kendati, Rahmad menambahkan, penyelidikan pihaknya masih bersifat sementara. "Investigasi kami untuk kapal masih berlanjut. Saat ini kapal dalam proses pengangkatan. Jadi ini sifatnya sementara," tutup dia.
Baca juga: TNI Beberkan Penyebab Tank Terperosok di Bogowonto Hingga Menewaskan 2 Orang