Dalami Kematian Tragis Satu Keluarga di Tangerang, Polisi Kunjungi Saksi Mahkota di RS Polri

Efendi satu-satunya korban selamat yang berstatus kepala keluarga

Jakarta, IDN Times - Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Pol Harry Kurniawan mengunjungi satu-satunya korban selamat dari pembunuhan satu keluarga di Priuk, Kota Tangerang, Banten, pada Senin 12 Februari lalu. 

1. Saksi mahkota merupakan kepala keluarga 

Dalami Kematian Tragis Satu Keluarga di Tangerang, Polisi Kunjungi Saksi Mahkota di RS PolriIDN Times/Sukma Shakti

Menyandang status sebagai saksi kunci, Efendi selaku kepala keluarga belum bisa dimintai keterangan atas kematian istri dan kedua anak perempuan di rumahnya.

"Kami mengunjungi yang menjadi saksi mahkota kejadian kemarin di wilayah Priuk. Keterangan awal kondisinya masih sangat lemah sekali dan tidak memungkinkan untuk diajak komunikasi. Saya tadi ajak komunikasi yang terucap hanya merasa lemas, minta maaf dan istighfar," kata Harry di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (13/2).

Lantaran kondisi yang tidak memungkinkan, untuk sementara pihak berwajib masih menunggu hasil operasi serta tes kejiwaan dan psikologis dari dokter di rumah sakit. Kondisi terbaru korban adalah mengalami pendarahan akibat luka di leher dan perut

2. Polisi masih mendalami motif pembunuhan

Dalami Kematian Tragis Satu Keluarga di Tangerang, Polisi Kunjungi Saksi Mahkota di RS PolriIDN Times/Sukma Shakti

Hingga saat ini, polisi telah memintai keterangan dari tujuh orang saksi, termasuk tetangga korban dan pihak yang mendengar suara nyaring saat insiden berdarah tersebut terjadi.

"Statusnya (Efendi) masih sebagai tersangka karena belum bisa dimintai keterangan. Begitu pun motif dilakukannya tindakan tersebut, karena saksi mahkota belum memungkinkan untuk diajak komunikasi," beber polisi berpangkat melati tiga itu.

Oleh sebab itu, pihak berwajib belum bisa menentukan apakah kejadian tersebut merupakan pembunuhan yang dilakukan pihak lain atau upaya sang ayah membunuh keluarganya.

"Siang ini kita akan sinkronkan dengan tim yang ada di lapangan, termasuk TKP (tempat kejadian perkara) juga tim di RS Polri. Yang jelas Polri tidak menduga-duga kejadian. Jadi silakan saja kalau saksi yang lain bilang ini adalah percekcokan atau tidak, akan kita catat dan kita kumpulkan faktanya," ungkap Harry.

Baca juga: Terulang Lagi, Inilah Deretan Kasus Pembunuhan Bule oleh Warga Indonesia

3. Tidak ada satu pun barang hilang di rumah korban

Dalami Kematian Tragis Satu Keluarga di Tangerang, Polisi Kunjungi Saksi Mahkota di RS PolriIDN Times/Sukma Shakti

Berdasarkan pendalaman di tempat kejadian perkara, menurut Harry, tidak ditemukan adanya tanda-tanda pencurian atau barang hilang.

"Semua barang lengkap. Kulkas, TV, mobil, ada semua. Sehingga motif itu (perampokan) nanti akan kita ungkap juga. Ada temuan-temuan baru, termasuk HP yang kita cari ternyata tidak hilang, baru ditemukan tadi terbungkus rapih. Kita sinkronkan nanti semua fakta-faktanya," kata Harry.

Saat insiden terjadi, Harry mengatakan, polisi menemukan fakta bahwa kondisi rumah dan pagar tidak dalam keadaan terkunci. "Kalau dikunci dari dalam kita bisa segera menyimpulkan, salah satu alibinya," tutur dia.

4. Mengamankan senjata tajam sebagai barang bukti

Dalami Kematian Tragis Satu Keluarga di Tangerang, Polisi Kunjungi Saksi Mahkota di RS PolriIDN Times/Sukma Shakti

Berkaitan dengan barang bukti, polisi telah mengamankan senjata tajam dan pakaian yang diduga menjadi alat untuk melakukan tindakan keji itu.

"Kita temukan baju, sajam yang diduga, masih diduga, karena kondisinya sudah disimpan dalam keadaan rapi, ini akan kita kirimkan, termasuk ceceran darah, bercak-bercak darah yang ada di TKP. Beberapa sampel juga sudah kita kirim ke Puslabfor," kata Harry.

Baca juga: Motif Asmara Sejenis Jadi Penyebab Pembunuhan di Terminal Kampung Rambutan

Topik:

Berita Terkini Lainnya