Jika Tuntutan Diabaikan Pemerintah, Demo Ojek Daring Bisa Merembet ke Daerah

Semoga ada titik temu antara pemerintah dengan pengemudi ojek daring

Jakarta, IDN Times - Ribuan pengemudi ojek daring melakukan aksi di depan Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (28/3). Kerumunan massa berjaket hijau hitam itu menuntut agar pemerintah lebih memperhatikan hak dan peran ojek daring sebagai salah satu sarana transportasi.

Menanggapi hal itu, salah satu pengemudi ojek daring di Bandung, Hanief Muhammady, mengatakan bahwa segenap pengemudi ojek daring di Bandung sangat mendukung aksi yang digelar di Jakarta, kemarin.

"Teman-teman ojek online di Bandung sangat mendukung apa yang dilakukan temen-temen di Jakarta ya. Sekarang masih menunggu keputusan dari pemerintahkan setelah kemaren bertemu Presiden Jokowi. Pastinya temen-temen di Bandung berdoa agar ada hasilnya," kata Hanief saat dihubungi oleh IDN Times, Rabu (28/3).

1. Jika tuntutan aksi diabaikan, unjuk rasa bisa melebar ke daerah 

Jika Tuntutan Diabaikan Pemerintah, Demo Ojek Daring Bisa Merembet ke DaerahAntara Foto/Muhammad Adimaja

Kemudian, pengemudi yang juga mahasiswa Universitas Islam Bandung (Unisba) ini menyampaikan, besar kemungkinan aksi akan menjamur di banyak daerah apabila pemerintah tidak mengabulkan aspirasi para pengemudi.

"Deket-deket ini belum ada tanda-tanda aksi (di Bandung). Karena kita masih percaya aksi temen-temen di Jakarta yang kompak dan ramai kemarin akan ada hasilnya. Mungkin kalau aspirasinya gak ditanggapin juga, gak menutup kemungkinan teman-teman di berbagai daerah bakal aksi," tambahnya.

Baca juga: Driver Ojol Temui Presiden di Istana, Ini Komentar Jokowi

2. Tarif Rp1.600/km tidak cukup untuk kehidupan sehari-hari

Jika Tuntutan Diabaikan Pemerintah, Demo Ojek Daring Bisa Merembet ke DaerahAntara Foto/Muhammad Adimaja

Salah satu tuntutan yang disuarakan oleh pengunjuk rasa adalah tarif minimal yang sangat rendah. Awal kali ojek daring didirikan, mereka dihargai Rp4.000 untuk setiap kilometernya. Sedangkan, saat ini mereka hanya dihargai Rp1.600 perkilometer.

"Menurut saya sangat gak cukuplah (tarif Rp1.600). Karena yang kita rasain itu jauh banget, dulu itu keuntungan ketutup karena drivernya sedikit dan kebutuhan akan ojek online masih banyak. Jadi order banyak. Nah sekarang jadi anyep kalau bahasa teman-teman. Bayangin coba, Rp1.600 itu dibuat cicil rumah, biaya hidup, sekolah anak. Cukup gak tuh kira-kira?" kata pengemudi ojek millennial ini.

3. Masih ada ancaman dari ojek pangkalan

Jika Tuntutan Diabaikan Pemerintah, Demo Ojek Daring Bisa Merembet ke DaerahAntara Foto/Hendra Nurdiyansyah

Selain perkara tarif, keluhan lain para pengemudi ojek daring adalah soal keamanan. Di berbagai daerah, Bandung khususnya, pemerintah belum serius memberikan jaminan keamanan kepada mereka.

"Sejauh ini, kalau di Bandung, kalau ada bentrok sama opang (ojek pangkalan), yang paling cepet keluar untuk mengamankan adalah teman-teman driver sendiri. Paling yang ikut amanin itu polisi, itupun hanya sekedarnya saja," beber pria yang menjadi pengemudi ojek daring setahun belakangan ini.

"Semoga saja harapan teman-teman terkabul ya. Kita doakan," tutup Hanief.

Baca juga: Ribuan Pengemudi Ojek Online Berunjuk Rasa, Ini Respon Go-Jek


Topik:

Berita Terkini Lainnya