Menhan Sebut Indonesia Sedang Menghadapi Teroris Generasi Ketiga

Generasi pertama adalah teroris yang meledakkan menara kembar WTC di Amerika

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menanggapi  aksi teror yang terjadi di Mako Brimob dan Surabaya. Ryamizard mengatakan jika Indonesia sedang menghadapi teroris generasi ketiga.

1. Menhan telah sampaikan ancaman terorisme sejak 3 tahun lalu

Menhan Sebut Indonesia Sedang Menghadapi Teroris Generasi KetigaIDN Times/Reza Iqbal

Ryamizard mengungkapkan ia pernah menyampaikan bahwa Indonesia pernah mendapatkan ancaman nyata dan tidak nyata. Kemudian dia menerangkan, ancaman tidak nyata yaitu perang terbuka.

"Sudah 3 tahun, mana ada kita perang-perang antar negara. Yang bilang perang itu bodoh saja. Itu ancaman tidak nyata. Bisa menjadi nyata? Bisa. Kalau kedaulatan kita terganggu, kalau keutuhan kita terganggu. Kalau keselamatan bangsa terganggu," terang Ryamizard di Graha Mandiri, Jakarta Pusat, Senin (14/5).

Baca juga: Ini Pernyataan Keuskupan Agung Jakarta soal Teroris Serang Gereja

Menurutnya, musuh ancaman yang nyata adalah terorisme. Karena terorisme bisa terjadi kapan saja.

"Musuh ancaman yang utama adalah 3,5 tahun lalu saya katakan, teroris. Itu yang nyata. Dan sewaktu-waktu terjadi, berulang-ulang teroris-teroris terus," ucapnya.

2. Indonesia menghadapi teroris generasi ketiga

Menhan Sebut Indonesia Sedang Menghadapi Teroris Generasi KetigaIDN Times/Reza Iqbal

Dia pun menyampaikan, mulai dari tahun 2017, Indonesia telah menghadapi teroris generasi ketiga. Ryamizard menyebut, generasi pertama adalah teroris yang meledakkan menara kembar WTC di Amerika. Generasi kedua adalah di Suriah, yaitu ISIS.

"Sekarang kita menghadapi generasi ketiga, yaitu pejuang-pejuang yang kembali (dari Suriah). Nah ini kembali ini yang meledakkan-meledakkan itu," jelas Ryamizard.

3. Menhan telah membuat program Our Eyes untuk mengintel para teroris

Menhan Sebut Indonesia Sedang Menghadapi Teroris Generasi KetigaIDN Times/Sukma Shakti

Sudah menyadari ancaman dari para teroris, Ryamizard pun menyampaikan bahwa dirinya telah membuat kerja sama untuk membatasi ancaman teror.

"Makanya pada 2 tahun yang lalu saya membuat bilateral untuk melokalisir itu. Jadi 2 tahun lalu saya sudah ngerti akan terjadi begini," ucap Ryamizard.

Ryamizard menjelaskan, ia telah menyiapkan program "Our Eyes". Program ini merupakan kerja sama antarintelijen di Asia Tenggara. 

"Agar kita tahu kegiatan dan tempat kegiatan mereka, tahun lalu saya membuat Our Eyes. Sudah mendetail saja itu arahnya kemana," jelasnya.

4. Indonesia harus bersatu agar tidak memberi celah para teroris

Menhan Sebut Indonesia Sedang Menghadapi Teroris Generasi KetigaIDN Times/Sukma Shakti

Dia juga berharap, semoga ke depannya tidak terjadi lagi aksi teror yang dapat menewaskan banyak jiwa tersebut. "Ya mudah-mudahan tidak terjadi lagi begitu. Cukuplah pelajaran pahit kita," kata Ryamizard.

Lebih lanjut, ia mengharapkan Indonesia bisa lebih bersatu lagi ke depannya. Karena menurutnya, jika Indonesia tidak bersatu, maka akan mudah dimasuki oleh teroris atau orang-orang yang berniat menghancurkan NKRI.

"Karena kita ini kurang bersatu. Kita tidak bersatu, orang masuk, baik teroris dan yang lain-lain. Bersatu dulu lah. Masa satu bangsa, satu nusa, tidak bisa bersatu. Apa sih yang kau cari?" tegasnya.

5. Teroris harus ditindak keras

Menhan Sebut Indonesia Sedang Menghadapi Teroris Generasi KetigaIDNTimes/Fitang Adhitia

Ryamizard juga mengatakan, dalam menghadapi teroris, Indonesia tidak boleh lengah dan harus menindak keras para pelaku teror. Karena semua untuk keamanan rakyat Indonesia.

"Sekarang wah sibuk semua nih. Nanti sebulan lagi gak ada apa-apa, santai lagi. Harus keras kita melawan kekerasan itu. Masa dikit-dikit HAM, dikit-dikit apa segala macem. Ini dibuat untuk mengamankan rakyat. Mengamankan bangsa ini," tutur dia.

Baca juga: Pembahasan RUU Anti Terorisme Jalan di Tempat, Ini Tiga Penyebabnya




Topik:

Berita Terkini Lainnya