DPR RI: Facebook Juga Harus Bertanggung Jawab atas Kebocoran Data

Jangan melulu menyalahkan Cambridge Analytica

Jakarta, IDN Times –  Komisi I DPR menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Facebook Indonesia, pada Selasa (17/4), di Gedung DPR RI. Dalam rapat tersebut, Anggota Komisi I DPR RI sempat meminta MOU (Memorandum of Understanding) antara Facebook dengan Cambridge Analytica terkait dengan skandal kebocoran data. 

1. Facebook bersikeras Aleksandr Kogan yang menyalahi kebijakan

DPR RI: Facebook Juga Harus Bertanggung Jawab atas Kebocoran DataIDN Times/Teatrika Putri

Permintaan MOU tersebut diawali dengan pernyataan dari Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia Ruben Hattari yang menjelaskan bahwa Facebook tidak pernah memberikan izin kepada Aleksandr Kogan untuk menyetujui pemindahan tersebut. Dan Facebook anggap hal tersebut sebagai pelanggaran.

Baca juga: Cambridge Analytica: Kami Tidak Melanggar Aturan Manapun

Aleksandr Kogan adalah seorang akademisi Cambridge University. Bersama Global Science Research, Kogan mengembangkan aplikasi This is Your Digital Life untuk memanen data pengguna Facebok. Dalam perkembangannya, Kogan diketahui memberikan data-data tersebut ke Cambridge Analytica.

“Setelah Dr. Kogan mendapatkan data pengguna Facebook, data tersebut kemudian diberikan ke Cambridge Analytica. Facebook tidak memberikan izin atau menyetujui pemindahan data tersebut dan hal ini merupakan pelanggaran kebijakan platform Facebook,” ujar Ruben di Komisi I, Gedung DPR RI, Selasa (17/4).

Ruben pun mengakui jika Facebook telah menangguhkan aplikasi Kogan This is Your Digital Life dan sudah menuntut Kogan serta perusahaannya.

“Kami menangguhkan akses aplikasi tersebut untuk menggunakan Facebook Login dan menuntut Dr Kogan serta perusahaannya saat itu, Global Science Research Limited (GSR),” jelas Ruben.

2. Komisi I meminta MOU Facebook dan Kogan

DPR RI: Facebook Juga Harus Bertanggung Jawab atas Kebocoran DataIDN Times/Teatrika Putri

Mendengar pernyataan dari Ruben, para anggota dewan pun mulai mempertanyakan kesepakatan antara Kogan dan Facebook agar tidak lagi terjadi kebocoran data seperti itu. Anggota Komisi I Meutya Hafid pun menyampaikan bahwa dirinya ingin mendapatkan kesepakatan tersebut agar ada jaminan bahwa Facebook tetap menjaga keamanan data.

“Saya minta diserahkan data tersebut kepada teman-teman dan juga pimpinan Komisi I, sehingga kita tahu bagaimana melangkah dari situ,” ucap Meutya.

“Kalau kita melebar membahas akses Facebook dalam hal lain bisa, tapi kalau ini kita mau fokus pada pencurian data, maka itu menjadi penting dan menjadi dasar dalam penilaian kita terhadap Facebook Indonesia,” lanjutnya.

3. Facebook tak bisa menunjukkan MOU

DPR RI: Facebook Juga Harus Bertanggung Jawab atas Kebocoran DataANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Menanggapi permintaan dari para Anggota Komisi I mengenai kesepakatan Facebook dengan Aleksandr Kogan dan Cambridge Analytica, Vice President of Public Policy Facebook Asia Pacific Simon Milner mengungkapkan, jika Facebook tidak memiliki kesepakatan bersama Kogan. Ia mengatakan, saat insiden terjadi, yang memiliki hubungan dengan Kogan adalah Cambridge Analytica.

“Saat insiden itu terjadi, tidak ada hubungan antara Facebook dan Cambridge Analytica. Dan hubungan yang terbangun adalah antara Dr Kogan dan Cambridge analytica. Jadi tidak ada perjanjian atau agreement apapun,” kata Simon.

Menurut Simon juga, data yang diberikan oleh Kogan kepada Cambridge Analytica tersebut adalah pelanggaran atas kebijakan Facebook.

Tak bisa menunjukkan kesepakatan dengan Kogan, para anggota dewan pun meminta Facebook agar tak selalu menyalahkan Kogan. Menurut anggota dewan, Facebook juga harus mengambil tanggungjawab terhadap kebocoran data yang terjadi.

Baca juga: Tak Mau Disalahkan Sendiri, Facebook Seret Twitter dan Google

Topik:

Berita Terkini Lainnya