Begini Cara Pelaku Meledakkan Bom Bunuh Diri di 3 Gereja Surabaya

Pelaku bom Surabaya adalah satu keluarga

Surabaya, IDN Times - Teror bom Surabaya, Jawa Timur, terjadi di tiga gereja. Akibat teror ini, 11 orang meninggal dunia dan 41 lainnya luka-luka. Pasca ledakan bom tersebut, kepolisian langsung olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk mengetahui cara pelaku melakukan bom bunuh diri.

1. Pelaku teror bom di Gereja Pantekosta membawa bom dalam mobilnya

Begini Cara Pelaku Meledakkan Bom Bunuh Diri di 3 Gereja SurabayaIDN Times

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan pelaku teror bom di Gereja Pantekosta adalah Dita Uprianto. Saat beraksi, Dita membawa bom di dalam mobil Toyota Avanza miliknya yang melaju di sekitar Jalan Arjuna. Kemudian, dia menabrakkan minibusnya di pagar Gereja Pantekosta.

"Dengan Avanza di Jalan Arjuna itu, menggunakan bom yang diletakkan dalam kendaraan, setelah itu ditabrakan. Ini ledakan yang terbesar saya kira dari tiga ledakan itu," kata Tito di RS Bhayangkara, Surabaya, Minggu (13/5).

Baca juga: Pelaku Teror Bom di Surabaya Diduga Satu Keluarga, Ini Identifikasinya

2. Pelaku teror bom di GKI Diponegoro melakukan 'bom pinggang' untuk bunuh diri

Begini Cara Pelaku Meledakkan Bom Bunuh Diri di 3 Gereja SurabayaIDN Times

Sedangkan, pelaku teror bom di GKI Diponegoro, Tito menyebutkan, istri Dita, Puji Kuswati yang juga mengajak kedua anak perempuannya, melakukan bom bunuh diri dengan meletakkan bom di pinggang masing-masing. Tito menyebut itu sebagai 'bom pinggang'.
 
"Namanya bom pinggang. Cirinya sangat khas karena yang rusak adalah bagian perutnya saja, baik yang perempuan ibunya dan anaknya, hanya perutnya. Sementara bagian atas dan bawah, semua masih utuh. Tapi di tempat ini tidak ada korban dari masyarakat," kata dia.

3. Pelaku di Gereja Santa Maria memangku bom dan meledakkan dengan mengendarai sepeda motor

Begini Cara Pelaku Meledakkan Bom Bunuh Diri di 3 Gereja SurabayaIDN Times/Faiz Nashrillah

Kemudian, di Gereja Santa Maria di Jalan Ngagel, pelaku teror bom adalah kedua anak laki-laki dari Dita dan Puji. Tito mengatakan, kedua anak tersebut menaiki sepeda motor dan masuk ke gerbang gereja. Keduanya, membawa bom di pangkuan mereka. Begitu masuk ke dalam gereja, mereka langsung meledakkan bom tersebut.

"Ini kita belum paham jenis bomnya, karena ini pecah, efek ledakannya cukup besar, dan itu dibawa oleh dua orang dengan sepeda motor. Jadi ini ciri khas yang digunakan bom-bom untuk bunuh diri," kata Tito.

Namun, untuk jenis peledaknya seperti apa, menurut Tito, timnya masih akan melakukan penyelidikan lebih lanjut, karena setiap bom miliki jenis berbeda.

"Tapi jenis bomnya yang berbeda. Sekarang untuk bahan peledaknya apa, nanti kita sedang melakukan penyelidikan oleh Laboratorium Forensik Polri," ujar Tito.

Ledakan bom Surabaya terjadi di tiga lokasi yakni Gereja Santa Maria Tak Bercela di Ngegel, Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuno, dan Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro. Polda Jatim menyebutkan ledakan bom di tiga gereja terjadi beriringan mulai pukul 06.30 hingga pukul 07.50 WIB. 

Akibat ledakan bom Surabaya, 11 orang dinyatakan meninggal dan 41 lainnya luka-luka. Polisi masih mendata dan mengindentifikasi korban yang saat ini sudah dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan dan identifikasi. Kemungkinan, jumlah korban masih bertambah.

Baca juga: Empat Orang Tewas di GKI Diponegoro Termasuk Pelaku Pemboman

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya