Saat Prof Mahfud, Inayah Wahid dan Reza Rahadian Ngomongin Pancasila 

Pancasila itu kayak lem, merekatkan bangsa

Mataram, IDN Times-Pancasila masih menjadi bahasan menarik. Nilai-nilainya yang luhur dan belum sepenuhnya terserap di kalangan usia millenial membuat banyak pihak berusaha membumikan kepada mereka. Salah satunya yang dilakukan Bakti Pendidikan Djarum Foundation.

Bekerja sama dengan Universitas Mataram (UNRAM) dan Solidaritas Anak Bangsa (SABANG) mereka menggelar talkshow bertajuk "Pancasila di Zamanku" di Lapangan Atletik Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (7/3).

Acara ini menghadirkan tiga pembicara dari dunia yang berbeda, akademisi dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mohammad Mahfud MD atau dikenal sebagai Prof Mahmud, Reza Rahadian dari kalangan selebriti dan pemerhati sosial serta tokoh anak muda Inayah Wulandari Wahid.

Dipandu oleh jurnalis senior Rosiana Silalahi, talkshow yang diikuti tak kurang dari 10.000 mahasiswa yang datang dari berbagai jurusan di Universitas Mataram ini sukses memberikan pemahaman soal Pancasila kepada generasi muda. Apa saja yang bisa dipetik dari acara ini?

1. Mengenalkan Pancasila melalui media sosial

Saat Prof Mahfud, Inayah Wahid dan Reza Rahadian Ngomongin Pancasila IDN Times/Istimewa

Menurut Mahfud MD, Pancasila merupakan pijakan paling utama dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat, terlebih generasi muda yang lebih dekat dengan tren komunikasi global.

Mahfud menjelaskan, terjaganya persatuan bangsa Indonesia hanya bisa terwujud selama Pancasila masih menjadi landasannya. "Pancasila menjadi kesadaran filsafat hukum dan sumber kesadaran berbangsa dan bernegara. Pancasila itu ideologi yang mempersatukan,” terang Profesor Hukum Tata Negara di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta ini dikutip dari rilis yang diterima IDN Times, Senin (9/4).

Ia mengingatkan kembali tentang potensi perpecahan jika generasi muda saat ini tidak lagi merefleksikan Pancasila dalam kehidupan bersosialisasi mereka sehari-hari. “Radikalisme harus kita tangkal dengan Pancasila sebagai ideologi pemersatu ikatan kita sebagai bangsa Indonesia," ujar Mahfud.

Lebih jauh Mahfud mengungkap, kecanggihan teknologi harus dimanfaatkan, tapi ingat nilai-nilai bangsa sebagai dasar negara. Nilai Kepancasilaan harus diekspor dalam media sosial. Kenalkan nilai-nilai keragaman Pancasila Indonesia lewat medsos.

Sosok yang juga aktif di Twitter juga membagikan tips melawan hoax untuk kalangan millenial. "Kita ambil saja manfaat dari medsos. Jangan suka menyebarkan berita menyudutkan, atau membuat sendiri ujaran kebencian.

Sudah ada undang-undang yang mengatur dan ada sanksinya. Makanya kalau ada berita buruk jangan ikut sebarkan. Ambil saja yang baik-baik hidup itu, Tuhan sudah menciptakan berbeda. Tidak ada yang sama. Jadi jangan memaksakan," katanya.

Baca juga: Sosialisasikan Salam Kebangsaan, Kepala Unit Kerja Presiden: Salam Pancasila dan Merdeka!

2. Pancasila ibarat lem, perekat bangsa

Saat Prof Mahfud, Inayah Wahid dan Reza Rahadian Ngomongin Pancasila IDN Times/Istimewa

Hal senada diungkap Inayah Wahid. Putri bungsu Presiden Indonesia keempat KH. Abdurrahman Wahid ini mengatakan Pancasila adalah perangkat nilai yang menjadi panduan Indonesia untuk meraih kondisi negara yang dicita-citakan. Tanpa Pancasila, bangsa ini akan kehilangan identitas dan jati diri, terlebih kaum mudanya.

“Kita perlu menerjemahkan nilai-nilai Pancasila dalam praktik sehari-hari. Bantu generasi muda untuk memahami apa sebenarnya Pancasila, mengapa penting untuk menghidupi Pancasila, sehingga akan terbangun rasa memiliki,” ujar Inayah.

Lebih jauh Inayah menyebut, Pancasila perlu banget apalagi sekarang. "Kakek saya tokoh yang menbangun Indonesia bersama Soekarno. Kakek saya tidak pernah memakai azas agama untuk apapun, kakek sadar negara dibangun bukan oleh agama tapi oleh kelompok beragam. Penyatu perbedaan itu adalah Pancasila. Ibarat lem, kalau diambil akan bubar semua."

3. Keanekaragaman Indonesia sebagai kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan
 

Saat Prof Mahfud, Inayah Wahid dan Reza Rahadian Ngomongin Pancasila IDN Times/Istimewa

Sementara itu aktor film Reza Rahadian menyoroti tentang pentingnya nilai-nilai Pancasila sebagai pemersatu keberagaman suku, agama, dan kebudayaan yang dimiliki Indonesia. Sebagai seniman, pria bernama lengkap Reza Rahadian Matulessy ini, memandang keanekaragaman yang dimiliki Indonesia sebagai kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan.

“Tuhan sudah memberikan anugerah kepada Indonesia berupa kekayaan alam dan aneka ragam suku dan budaya. Sebagai generasi muda, ini yang harus kita jaga. Caranya bagaimana, contoh sederhana adalah menanamkan rasa cinta dan menghargai perbedaan,” tutur aktor berdarah Maluku ini. 

Tumbuh di lingkungan keluarga yang majemuk, Reza sejak kecil terbiasa menghargai perbedaan. Ia bersyukur hidup dalam keluarga yang menjunjung toleransi meski berbeda keyakinan. “Toleransi telah menjadi bagian dalam hidup saya. Dengan saling menghormati dan menghargai, seperti nilai-nilai yang tertuang dalam Pancasila, kita bisa hidup dalam kedamaian,” terangnya.

Di sisi lain, Program Associate Bakti Pendidikan Djarum Foundation Laksmi Lestari mengatakan, tema Pancasila harus terus digiatkan kepada generasi muda saat ini. Derasnya arus informasi saat ini bisa menjadi ancaman jika tidak dibentengi Pancasila sebagai landasan.

“Kami mendorong kaum muda agar menguatkan wawasan kebangsaan, bersikap dan bersuara dengan kuat tentang pentingnya mengokohkan keutuhan Indoesia. Kesadaran akan makna dan hakekat bangsa dan kebangsaan juga dasar kepercayaan diri dan rasa hormat diri sebagai bagian dari bangsa yang mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia,” kata Laksmi.

Ia juga mendorong peranan kaum muda di Mataram dan NTB pada umumnya untuk mengembangkan anugerah potensi sumber daya alam yang dimilikinya. Generasi muda perlu visi yang kuat untuk menjaga dan memberdayakan kekayaan alamnya, khususnya di Indonesia Timur.

“Untuk itu, saatnya anak-anak muda di Mataram untuk mengembangkan bekal diri dengan pencapaian akademik (hard skills) yang diperoleh di kampus yang disertai pengembangan wawasan keterampilan lunak (soft skills). Tujuannya, agar mereka di kemudian hari menjadi manusia yang cakap secara inteligensi dan emosional dan siap berkarya nyata menjaga keutuhan bangsa,” tandas Laksmi.

 Baca juga: Sebut Lambang Pancasila dengan "Bebek Nungging", Zaskia Gotik Terancam Denda Rp 500 Juta


 

Topik:

Berita Terkini Lainnya