Pajang Patung Ini, Museum di Yogyakarta Dikecam Masyarakat Jerman

Ini bukan pertama kalinya Indonesia dikecam oleh Jerman...

Setiap negara pasti memiliki masa-masa kelam. Begitupula dengan negara Jerman yang kini menjadi satu negara terkuat di dunia selain Amerika dan Rusia. NAZI yang berkuasa pada tahun 1933-1945 cukup menyakiti masyarakat Jerman.

Di Jerman sendiri sangat tabu membicarakan soal Adolf Hitler dan NAZI kecuali di lingkungan tertentu, seperti saat belajar di sekolah. Membicarakan dua hal tersebut sama saja membuka luka lama masyarakat Jerman, terutama yang menjadi korban kekejaman NAZI.

Beberapa hari belakangan ini seluruh media Jerman memberitakan soal patung Adolf Hitler. Banyak warga Jerman dan juga dunia protes dengan ditampilkannya patung Adolf Hitler, yang berdiri di depan gambar kamp pengungsian tawanan NAZI di Ausschwitz di Polandia.

De Arca Art Statue Museum di Yogyakarta adalah pihak yang mengadakan pameran tempat patung Adolf Hitler tersebut dipamerkan. Yang lebih membuat masyarakat Jerman berang adalah banyaknya pengunjung yang melakukan selfi bersama patung tersebut sambil tersenyum bahagia, adapula yang memberikan penghormatan ala NAZI.

Tidak sedikit pula anak-anak yang diajak berfoto sambil bergaya ala tentara NAZI. Padahal mungkin anak-anak tersebut belum mengerti apa itu NAZI dan Adolf Hitler.

Foto-foto pengunjung bersama Adolf Hitler yang banyak tersebar di media sosial menuai protes dari dunia internasional, khususnya yang mengutuk kekejaman NAZI. Simon Wiesenthal Center, satu organisasi penentang NAZI yang berpusat di New York meminta pihak terkait untuk memindahkan patung sang diktator Jerman, dikutip dari Rp-online.de, dan Stuttgarter-nachrichten.de.

Pengunjung museum berpose bersama patung Adolf Hitler

Pajang Patung Ini, Museum di Yogyakarta Dikecam Masyarakat Jermanparkiranpikiran.blogspot.de

Dikutip dari Spiegel.de, Jamie Misbah selaku manager di museum tersebut menyatakan tidak ada kesengajaan pihak De ARCA Statue Art Museum untuk menyakiti hati masyarakat Jerman. Mereka hanya ingin memberikan pembelajaran tentang sejarah dunia.

"Kami tidak ingin memancing kemarahan," kata Misbah. "Tujuan kami adalah berkontribusi dalam dunia pendidikan dengan menunjukkan tokoh Hitler," tambahnya lagi.

Meskipun Misbah menganggap bahwa berfoto di depan patung Hitler dalam sebuah pameran adalah hal yang 'normal', namun dia juga menghormati reaksi kemarahan dunia atas hal tersebut.

Menanggapi kecaman masyarakat Jerman dan juga dunia tersebut, akhirnya pihak De ARCA Art Statue Museum memutuskan untuk mengangkut patung tersebut dari pameran. Tidak ada lagi selfi bersama patung Hitler yang bisa dilakukan pengunjung museum.

Ternyata hal ini bukanlah kali pertama Indonesia diprotes dunia karena NAZI dan Adolf Hitler. Beberapa tahun lalu, Soldatenkafe di Bandung juga menuai kecaman dunia karena mengambil tema NAZI. Tidak hanya tema kafe tersebut yang menimbulkan kemarahan.

Pegawai kafe yang menggunakan seragam tentara NAZI juga turut menimbulkan protes. Susah payah masyarakat Jerman melupakan hal pahit tersebut. Namun ternyata di belahan bumi yang lain terdapat tempat yang seolah ingin mengulang kepahitan tersebut.

Soldatenkaffe Bandung.

Pajang Patung Ini, Museum di Yogyakarta Dikecam Masyarakat Jermanwww.eater.com

Sempat buka tutup karena menuai kecaman dunia, akhirnya Soldatenkaffe resmi ditutup pada tahun 2017 lalu. Pihak kafe yang berlokasi di Jalan Cikawao ini mengaku alasan ditutupnya kafe tersebut bukan karena tema NAZI yang mereka pilih. Melainkan sepinya pengunjung karena lokasi mereka yang kurang strategis.

Millennials, di era digital ini segalanya sangat mudah tersebar. Jangan sembarangan selfie di segala tempat. Tentu kamu juga memahami bagaimana rasanya jika negara lain membuka luka lama negara kita. Sebaiknya kita lebih bijak dalam bersosial media dan banyak belajar sejarah.

Anne Yaa Photo Verified Writer Anne Yaa

Travel, food, flowers, nature enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya