Terungkap, Setya Novanto Dalam Keadaan Sadar Saat Tiba di Rumah Sakit

Saksi bilang tidak ada luka di tubuh Setya Novanto usai alami kecelakaan

Jakarta, IDN Times - Sidang lanjutan kasus upaya merintangi penyidikan Setya Novanto kembali digelar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta Pusat pada Kamis (5/4). Kal ini terdakwa Fredrich Yunadi yang kembali duduk di kursi pesakitan. 

Jaksa mengagendakan pemeriksaan terhadap empat saksi yakni Indri Astuti (perawat), Abdul Aziz (petugas keamanan RS Medika Permata Hijau), Mansur (petugas keamanan RS Medika Permata Hijau) dan Ahmad Rudyansyah (pengacara yang juga asisten Fredrich Yunadi). Seperti sidang sebelumnya, mantan kuasa hukum Setya Novanto itu banyak memberikan kejutan, terutama mengenai sikap dan polahnya selama di dalam ruang sidang. 

Hampir semua individu yang duduk di kursi saksi dicecar oleh Fredrich. Ia ingin meyakinkan majelis hakim, kalau pasal 21 UU nomor 31 tahun 1999 yang disangkakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah sesuatu yang keliru. 

Padahal, beberapa saksi kompak menyebut Novanto tidak dalam kondisi parah usai mengalami kecelakaan. Bahkan, Abdul Aziz menyebut Novanto dalam keadaan sadar saat dievakuasi dari lokasi menuju rumah sakit. 

Lalu, apa reaksi Fredrich terhadap fakta persidangan yang disampaikan oleh para saksi?

1. Novanto dalam keadaan sadar tapi matanya terpejam 

Terungkap, Setya Novanto Dalam Keadaan Sadar Saat Tiba di Rumah SakitIstimewa

Abdul merupakan petugas keamanan yang telah bekerja selama 13 tahun di RS Medika Permata Hijau. Pada (16/11/2017) ia masuk jam kerja biasa yakni 08:00 - 19:00 WIB. 

Tetapi tiba-tiba, ada seorang pria berkumis yang mengendarai mobil sedan berwarna hitam yang mengajak Abdul bicara di ruang lobi rumah sakit.

"Mas, minta tolong ada yang kecelakaan. Tolong dibantu," ujar Abdul menirukan kalimat pria yang ia sebut identitasnya bernama Fredrich. 

Ia dan petugas keamanan lainnya bernama, Max Susena membantu mengevakuasi Novanto dari mobil pribadi ke brankar rumah sakit. Kepada Ketua Majelis Hakim, Saifuddin Zuhri, Abdul mengaku melihat kondisi Novanto dalam keadaan sadar dan tengah berbaring di dalam kendaraan. 

"Setya Novanto sempat berbaring dan sadar. Bahkan, setelah masuk (ke rumah sakit), dia sempat bangun dan berbaring lagi. Ketika didorong menggunakan brankar, kami sempat mengarahkan agar dibawa ke Instalasi Gawat Darurat," kata dia. 

Tetapi, anehnya begitu tiba di IGD oleh seorang perawat laki-laki, Novanto diarahkan agar langsung dipindahkan ke ruang perawatan VIP di lantai 3. Lalu, dari mana Abdul sadar kalau itu Novanto, mantan Ketua DPR yang tengah menjadi buronan KPK? 

"Saya awalnya juga gak tahu, sampai melihat ada kerumunan wartawan. Setengah jam kemudian saya baru sadar kalau itu Setya Novanto," kata Abdul. 

Hal lain yang menguatkan dugaan Novanto berpura-pura dalam kondisi terluka muncul dari pengakuan perawat Indri. Ia mengaku sempat melihat Novanto sempat kesal ketika pergelangan tangannya akan diinfus. Padahal, dr. Bimanesh yang merawat mantan Ketua DPR itu, hanya memberi instruksi agar menempelkan saja jarum infusnya. Namun, yang terjadi Indri justru benar-benar menusukan infus ke pergelangan tangan sebelah kiri Novanto. 

Di persidangan dr. Bimanesh yang digelar pekan lalu, sambil menangis, Indri mengaku apa yang ia lakukan bertentangan dengan hati nuraninya. Sebab, sebagai seorang perawat yang berpengalaman selama 23 tahun, Indri tidak pernah sebelumnya melakukan hal itu. 

"Akhirnya saya berinisiatif untuk menusukan sendiri. Karena vena tangan bapak itu (Setya Novanto) kecil, jadi saya tepuk-tepuk supaya venanya muncul. Tapi, bapak itu malah menepis tangan saya. Saya pikir dia marah karena akan saya pasang infus," kata Indri.

Baca juga: Perawat: Luka Benjolan Novanto Hanya Sebesar Kuku Jari Tangan Saya

2. Novanto tidak mengeluh kesakitan dan datang tanpa mengalami luka yang berat

Terungkap, Setya Novanto Dalam Keadaan Sadar Saat Tiba di Rumah SakitIstimewa

Hal lain yang disampaikan Abdul yakni Novanto tidak mengeluh kesakitan sedikit pun usai menumpang Toyota Fortuner yang menabrak tiang lampu di daerah Permata Hijau. 

"Tidak ada darah di bagian wajah dan tidak ada benjolan. Yang ada hanya luka tergores," tutur dia. 

Tetapi, saat akan dipindahkan dari kendaraan menuju ke IGD, tiba-tiba sebuah benda yang ada di saku celana Novanto terjatuh. Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu pun sempat meminta tolong kepada Abdul untuk memungut benda tersebut. 

"Saya kurang tahu itu alat apa (yang terjatuh dari saku pasien). Tapi, tiba-tiba alat itu jatuh. Akhirnya benda itu dipungut oleh Pak Purwadi (petugas keamanan)," kata Abdul menjawab pertanyaan Jaksa Muhammad Takdir. 

3. Sempat mengira Fredrich Yunadi adalah sopir pribadi Novanto

Terungkap, Setya Novanto Dalam Keadaan Sadar Saat Tiba di Rumah SakitANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Di dalam persidangan yang digelar hari ini, Abdul yang tidak mengetahui latar belakang Fredrich, malah sempat mengira advokat berusia 67 tahun sebagai sopir Novanto. Hal itu lantaran Fredrich mengenakan pakaian safari berwarna abu-abu dan duduk di kursi pengemudi. 

"Saya waktu itu mengira ada sopir Novanto yang meminta tolong karena ada kecelakaan," kata Abdul. 

Ia kemudian menjelaskan ciri-ciri fisik individu yang dikiranya sebagai sopir pribadi tersebut. Abdul menyebut sopir pribadi Novanto berkumis tebal dan mengenakan pakaian gelap. Ketika diminta untuk menunjukkan sosok sopir pribadi itu, Abdul menunjuk ke arah Fredrich. 

Fredrich pun sempat tertawa terbahak-bahak karena sempat dikira sebagai sopir Novanto. Pria yang pernah ikut mendaftar sebagai komisioner KPK itu membantah menyopiri Novanto ke rumah sakit usai terjadi peristiwa di Permata Hijau.

Hal itu didukung dua bukti yang ia kantongi, pertama bukti tiket parkir yang tertulis waktu mobil yang ia kendarai baru masuk ke rumah sakit pukul 19:28 WIB. Sementara, menurut keterangan Abdul, Fredrich sudah tiba di rumah sakit sekitar pukul 18:00 WIB. 

Sedangkan, kedua jenis mobil yang ia kendarai termasuk mobil mewah yakni Mercedes Benz sport. 

"Bagaimana mungkin saya bisa tiba di rumah sakit sebelum jam segitu dan berteriak-teriak minta tolong?," tanya Fredrich. 

Kesal, Abdul menjawab ia hanya menjelaskan apa yang dilihatnya secara langsung. 

Hal yang janggal lainnya, saat dibawa menuju ke IGD dan ruang perawatan VIP, bagian atas tubuh Novanto sudah ditutup menggunakan selimut. Hal itu terlihat jelas di kamera CCTV ruang lobi rumah sakit. 

Abdul membantah kalau ia yang menutup wajah Novanto dengan selimut. Namun, ia tidak memperhatikan siapa pihak yang memesan seprai, bantal dan guling. 

Baca juga: Perang Interupsi di Sidang Fredrich Yunadi

4. Kuasa hukum Fredrich Yunadi menolak bukti rekaman CCTV

Terungkap, Setya Novanto Dalam Keadaan Sadar Saat Tiba di Rumah SakitANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Sementara, kuasa hukum Fredrich, Sapriyanto Refa menolak rekaman CCTV rumah sakit dijadikan barang bukti. Menurut Refa, hal tersebut tidak sesuai dengan SK Mahkamah Konstitusi nomor 20 tahun 2015 mengenai ITE, termasuk aktivitas penyadapan. 

Hakim Konstitusi Manahan Sitompul saat membacakan pertimbangannya menyebut penyadapan harus dilakukan dengan sangat hati-hati, agar hak privasi warga yang dijamin UUD 1945 tidak dilanggar. Kalau dibutuhkan, penyadapan dapat dilakukan kalau ada izin dari pengadilan. 

Refa mengatakan kalau ingin menggunakan CCTV sebagai bukti, seharusnya pihak jaksa telah memonitor kegiatan di rumah sakit melalui kamera tersebut. 

"Sementara, ini kan alat bukti berupa rekaman CCTV diperoleh dengan cara tidak sah dan diminta karena merekam aktivitas di hari tertentu. Jadi, bukan sudah dimonitor sejak lama seperti tata cara penyadapan itu," kata Refa kepada IDN Times. 

Namun, menurut jaksa argumen tersebut tidak berdasar. Menurutnya, setiap potongan video yang disita dari CCTV telah melalui semua prosedur, termasuk surat perintah penyitaan. 

5. Fredrich menuding saksi sudah berbohong 

Terungkap, Setya Novanto Dalam Keadaan Sadar Saat Tiba di Rumah SakitIDN Times/Santi Dewi

Di pertengahan sidang, Fredrich naik pitam, karena banyak pernyataan Abdul yang dianggap tidak mencerminkan kebenaran alias sudah berbohong. Padahal, sebelum duduk di kursi saksi, ia sudah bersumpah di atas Al-quran. 

Menurut Fredrich ada empat hal yang menurutnya telah disampaikan secara gak benar oleh Abdul. Pertama, ia tidak pernah menyetir mobil sedan yang digunakan untuk mengevakuasi Novanto. 

Kedua, tidak pernah bertemu Abdul di rumah sakit. Ketiga, tidak ada barang Novanto yang jatuh saat tengah dilakukan proses evakuasi. 

"Saya sudah mengecek kepada Pak SN langsung di rutan dan dia mengatakan tidak pernah ada bendanya yang jatuh. Ia mengaku gak sadarkan diri begitu tiba di rumah sakit," katanya lagi. 

Keempat, jalur pengamanan khusus untuk memindahkan Novanto dari rumah sakit di Permata Hijau ke Salemba bukan diamankan oleh KPK dan polisi. 

"Yang mengamankan itu adalah orang-orang keturunan Ambon yang selalu hadir di sidangnya," tutur Fredrich. 

Baca juga: Tidak Terima Putusan Sela Hakim, Fredrich Yunadi Ogah Hadiri Sidang Lagi

 

 

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya