Polri Mengakhiri Operasi di Rutan Mako Brimob Usai 36 Jam

Polri menyatakan operasi sudah berakhir pukul 07.15 WIB

Jakarta, IDN Times - Usai 36 jam menggelar aksi penanggulangan di rutan cabang Salemba atau Mako Brimob, Polri menyatakan operasi berakhir pukul 07.15 WIB. Sudah tidak ada lagi personel polisi yang disandera oleh narapidana di dalam rutan. 

Satu sandera terakhir yang berhasil diselamatkan adalah Brigadir Iwan Sarjana. Anggota Densus 88 itu berhasil dievakuasi ke rumah sakit pada Kamis (10/5) pukul 02.00 WIB. 

Wakapolri Komjen (Pol) Syafruddin mengatakan kondisi di dalam rutan Mako Brimob sudah sepenuhnya kondusif. 

"Sebagian besar dari narapidana sudah menyerahkan diri dan semua peralatannya sudah diambil. Kami sedang berkoordinasi dengan Kementerian Hukum dan HAM terkait upaya selanjutnya," ujar Syafruddin ketika memberikan keterangan pers pagi ini. 

Lalu, berapa banyak total jumlah korban yang tewas dan luka-luka? Apa betul terjadi negosiasi selama operasi tersebut digelar?

1. Ratusan narapidana sudah menyerahkan diri 

Polri Mengakhiri Operasi di Rutan Mako Brimob Usai 36 Jam ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Menurut Syafruddin, sebanyak 155 narapidana kasus terorisme sudah menyerahkan diri kepada personel polisi. Mereka melakukan penyanderaan terhadap 9 anggota Polri. 

"5 personel Polri di antaranya gugur dengan cara pembunuhan yang sadis. Itu bisa terlihat di hasil visum. Empat orang di antaranya luka-luka, 3 di antaranya sudah mendahului dan keluar pada Selasa malam. Satu (sandera) terakhir atas nama Brigadir Iwan Sarjana baru saja dibebaskan pada pukul 02.00 WIB," ujar Syafruddin ketika memberikan keterangan pers. 

Baca juga: Terdengar Tiga Kali Ledakan dari Dalam Mako Brimob

2. Tidak ada upaya negosiasi, yang ada persuasi

Polri Mengakhiri Operasi di Rutan Mako Brimob Usai 36 Jam ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Syafruddin terlihat geram ketika membaca berbagai pemberitaan di media bahwa sempat terjadi upaya negosiasi agar sandera dari pihak kepolisian dibebaskan. 

"Dengarkan saya, tidak ada negosiasi. Ini semua dilakukan dengan menggunakan soft approach. Narapidana saat ini sedang dibawa ke ruang isolasi dan sedang kami bicarakan dengan Kemenkum HAM," kata dia. 

Sejak awal, ujar Syafruddin, Polri selalu berupaya menggunakan upaya persuasi ketimbang cara kekerasan. Hal itu karena, Polri kerap disorot oleh publik terkait penegakan HAM saat berhadapan dengan napi terorisme. Namun, yang terjadi, justru mereka malah menjadi korban. 

"Oleh sebab itu, saya selalu menekankan kepada tim agar selalu menggunakan kepala dingin, walaupun teman-temannya menjadi korban," ujar Syafruddin. 

3. Polri meminta maaf kepada publik dan keluarga korban 

Polri Mengakhiri Operasi di Rutan Mako Brimob Usai 36 Jam ANTARA FOTO/Elora

Dalam kesempatan itu, Syafruddin mewakili jajaran institusi Polri meminta maaf kepada publik Indonesia, karena merasa terganggu peristiwa tersebut. 

"Apalagi peristiwa ini menjadi pusat perhatian dunia dan anak bangsa. Oleh sebab itu, Polri memohon maaf sebesar-besarnya, walaupun personel kami menjadi korban," kata Syafruddin. 

Ia juga meminta maaf kepada keluarga korban dari 5 personel polisi yang tewas. Sebab, walau sudah dilakukan upaya untuk meminimalisasi agar tidak jatuh korban, tetapi tetap ada 5 personel polisi yang gugur ketika bertugas. 

"Oleh sebab itu, Polri memohon maaf kepada anak, isteri dan orang tua korban," tutur dia. 

4. Polri gak bermaksud menyembunyikan peristiwa kerusuhan

Polri Mengakhiri Operasi di Rutan Mako Brimob Usai 36 Jam ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Syafruddin turut mengklarifikasi dalam keterangan pers itu, selama ini Polri tidak bermaksud menyembunyikan apa pun dari publik. Kalau pun ia tidak langsung merespons pertanyaan yang masuk dan tampil di publik, semata-mata lantaran tengah memimpin operasi penanggulangan di dalam rutan. 

"Alasan kami juga melarang media masuk ke dalam rutan, karena sempat ada peristiwa perebutan senjata yang dilakukan oleh para napi. Ada senjata yang berhasil direbut dan itu memiliki jarak tembak hingga 800 meter, jadi tembakannya bisa menjangkau area jalan raya. Jadi, saya mohon maaf, karena situasinya sempat tidak kondusif," kata dia. 

Baca juga: 29 Jam Disandera di Mako Brimob, Bripka Iwan Sarjana Akhirnya Dibebaskan

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya