Namanya Disebut-sebut di Tragedi Mako Brimob, Siapa Aman Abdurrahman?

Aman sudah diduga terlibat aksi teror sejak 2009

Jakarta, IDN Times - Nama Aman Abdurrahman kembali mencuat dalam peristiwa kerusuhan di rutan cabang Salemba di kompleks Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, pada Selasa (8/5). Ratusan narapidana teroris menuntut bertemu Aman, orang yang dituding menjadi otak Bom Thamrin pada 2016. 

Kadiv Humas Polri Irjen (Pol) Setyo Wasisto tidak membantah, salah satu tuntutan napi teroris agar dipertemukan dengan Aman. 

"Kalau dibilang ada hubungan dengan Aman, memang ada tuntutan itu," ujar Setyo, Kamis (10/5). 

Menurut Setyo, pertemuan itu nyatanya sudah sempat terpenuhi. Pengacara Aman, Asludin Hatjani, membenarkan kliennya ditahan di rutan Kompleks Mako Brimob. Tapi tidak dijadikan satu dengan lokasi blok yang terjadi kerusuhan. 

Aman pernah ditahan sembilan tahun di Lapas Nusa Kambangan. Tetapi, tak lama bebas dengan pemotongan masa tahanan lima bulan, polisi kembali menangkap Aman pada 18 Agustus 2017. Polri menetapkan Aman sebagai tersangka kasus bom Thamrin yang menewaskan delapan orang dan melukai 25 orang lainnya. 

Proses persidangan hingga saat ini masih bergulir di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Lalu, siapa sebenarnya Aman dan mengapa ia bisa memiliki banyak pengikut?

1. Aman membantah sebagai pemimpin ISIS di Indonesia 

Namanya Disebut-sebut di Tragedi Mako Brimob, Siapa Aman Abdurrahman?AFP PHOTO/Bay Ismoyo

Dalam persidangan yang digelar pada 3 April lalu, Aman membantah sebagai pemimpin tertinggi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Indonesia. Ia juga membantah mengetahui dakwaan terhadap dirinya yang disebut sebagai dalang bom Thamrin. 

"Saya Ketua ISIS, pimpinan ISIS dari mana? Saya bukan ketua ISIS, bukan pimpinan ISIS," ujar Aman di persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. 

Walau pun ia mengakui banyak ceramahnya yang dijadikan rujukan orang lain, bukan berarti itu menunjukkan dia adalah pemimpin ISIS di Indonesia. 

"Kalau orang merujuk sebagian ilmu dari saya, iya saya katakan iya," kata dia. 

Aman juga mengaku tak tahu soal tuduhan yang dilayangkan padanya. Ia beralasan, tuduhan sebagai dalang Bom Thamrin tidak masuk akal, karena sejak 2010 ia masih berada di balik jeruji besi. 

"Saya tidak punya kaitan. Saya (ada) di penjara dari 2010 dan sampai sekarang pun saya masih ada di penjara," kata dia. 

Namun, menurut salah satu saksi, Kurnia Widodo, pernyataan Aman justru dibantah. Napi kasus terorisme itu mengakui Aman adalah pimpinan tertinggi ISIS di Indonesia. 

Aman dikenal sebagai pimpinan ISIS di Indonesia, karena ajarannya selalu dijadikan rujukan bagi kelompok-kelompok yang memiliki pemahaman yang sama dengan dia. Ia mengetahui hal itu dari jemaah saat masih bergabung di kelompoknya dulu di Masjid As Sunah, Bandung, Jawa Barat, serta media jihadis. 

"Dia (Aman) dikenal di kalangan kami aktivis sebagai ulama paling tinggi dari ISIS di Indonesia. Pusatnya di Irak dan Suriah," kata Kurnia di ruang sidang yang sama. 

Baca juga: Fakta di Balik Insiden Mako Brimob, Tahanan Teroris Terbagi Dua Kubu

2. Aman mengalahkan 'pesona' Abu Bakar Ba'asyir

Namanya Disebut-sebut di Tragedi Mako Brimob, Siapa Aman Abdurrahman?ANTARA FOTO/Reno Esnir

Pesona Aman nyatanya mengalahkan pengaruh yang dimiliki Ustaz Abu Bakar Ba'asyir, pendiri Jamaah Ansharut Tauhid (JAT). Menurut pengamat teroris Al Chaidar, popularitas Ba'asyir tidak berlangsung lama di hadapan pengikutnya. Sosok Aman justru lebih dielu-elukan. 

"JAT itu direbut oleh Aman Abdurrahman dan kemudian banyak yang dibawa mendukung ISIS," ujar Al Chaidar. 

Usai membawa massa dari JAT, Aman kemudian membentuk organisasi baru bernama Jamaan Anshar Daulah (JAD). Al Chaidar menilai arah perjuangan JAD sama persis dengan ISIS di Irak dan Suriah yakni mendirikan negara Islam. 

Selain JAD, ada pula organisasi sempalannya yang dipimpin sosok yang pemikirannya sejalan dengan Aman. Nama organisasi itu Jamaah Ansharu Daulah Khilafah Nusantara (JAKDN). 

"Organisasi itu dipimpin oleh Bahrun Naim. JAD dan JAKDN ini berafiliasi dengan ISIS," kata Chaidir. 

3. Aman didakwa membantu lima aksi terorisme sejak 2009 

Namanya Disebut-sebut di Tragedi Mako Brimob, Siapa Aman Abdurrahman?AFP PHOTO/Bay Ismoyo

Jaksa penuntut umum yang membacakan surat dakwaan pada Februari lalu, mendakwa Aman dengan lima tindak kejahatan terorisme. Bahkan, tindak kejahatan itu sudah berlangsung sejak 2009. 

Pria yang juga akrab disapa Oman itu disebut menjadi otak di balik serangan bom Gereja Oikumene di Samarinda pada 2016, Bom Thamrin 2016, dan Bom di Terminal Kampung Melayu 2017. 

Dua penembakan terhadap polisi di Medan dan Bima pada 2017 juga diduga melibatkan Oman.

"Dia aktor intelektual di semua teror itu, peristiwa yang mengakibatkan korban meninggal," ujar JPU Anita Dewayani usai membacakan surat dakwaan di ruang sidang. 

Baca juga: Tiba dari Yordania, Kapolri Tito Langsung Kunjungi Mako Brimob

4. Aman disebut menyebarkan ajarannya melalui ceramah dalam format MP3

Namanya Disebut-sebut di Tragedi Mako Brimob, Siapa Aman Abdurrahman?IDN Times/Sukma Shakti

Menurut JPU dalam persidangan, Aman disebut bisa mempengaruhi begitu banyak orang melalui ceramahnya yang viral dalam bentuk MP3. Bahkan, ia juga sering memberikan kajian secara langsung di beberapa kota. 

Isi kajian yang disampaikan Aman antara lain menyebut sistem demokrasi yang dijalankan di Indonesia adalah berhala dan dapat membatalkan ke-Islaman. 

"Muslim wajib melepaskan diri dari demokrasi," ujar Jaksa menirukan kalimat Aman. 

Aman juga disebut melakukan baiat terhadap pengikutnya ketika masih ditahan di Lapas Nusakambangan. Ia meminta agar pengikutnya tunduk kepada ISIS. Konsekuensi baiat adalah mereka harus hijrah ke Suriah. 

"Tapi, jika tidak mampu maka (menurut Aman) mereka harus berjihad di negara masing-masing," kata jaksa, lagi. 

5. Aman terancam hukuman mati 

Namanya Disebut-sebut di Tragedi Mako Brimob, Siapa Aman Abdurrahman?IDN Times/Sukma Shakti

Dalam dakwaan kasus Bom Thamrin, Aman didakwa dengan Pasal 14 juncto Pasal 6 subsider Pasal 15 UU Nomor 15 Tahun 2003, tentang pemberantasan tindak pidana terorisme, dengan ancaman penjara seumur hidup atau hukuman mati. 

Aman mengakui keberatan terhadap dakwaan tersebut, tapi ia gak mengajukan eksepsi secara resmi. "Lebih baik sidangnya dilanjut saja," kata dia. 

Baca juga: [FOTO] Proses Pemindahan Napi Teroris ke Lapas Nusakambangan

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya