KPK Akan Siapkan Penyambutan Khusus Bagi Novel Baswedan

Novel kembali ke Jakarta usai 10 bulan dirawat di Singapura

Jakarta, IDN Times - Novel Baswedan akhirnya kembali ke Jakarta usai dirawat selama 10 bulan di Singapura. Ia memutuskan pulang walaupun kondisi matanya belum pulih benar.

Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu berencana terbang dari Negeri Singa pada Kamis pagi (22/02) dan tiba di Tanah Air di hari yang sama. Lalu, apakah ada persiapan khusus yang dibuat oleh lembaga anti rasuah? Mengingat sosok penyidik berusia 40 tahun itu bukan hanya pegawai KPK. Ia juga telah menjadi ikon semangat pemberantasan korupsi yang terus menyala.

1. Pimpinan KPK ikut menjemput ke bandara 

KPK Akan Siapkan Penyambutan Khusus Bagi Novel Baswedan IDN Times/Linda Juliawanti

Rencananya ketibaan Novel di bandara akan dijemput secara langsung oleh pimpinan KPK. Namun, juru bicara KPK Febri Diansyah mengatakan belum memperoleh jadwal pasti ketibaan Novel esok dari Negeri Singa. 

"Diharapkan semua baik-baik saja dan Novel bisa tiba sesuai rencana. Meskipun sudah tiba di Jakarta nanti pun, ia belum bisa kembali bekerja karena masih dalam proses pemulihan kondisi matanya," ujar Febri yang ditemui di gedung KPK pada Rabu (21/02). 

Usai dijemput di bandara, Novel rencananya akan menuju ke kantor KPK. Akan ada acara yang digelar di kantor lembaga anti rasuah pukul 13:00 WIB. Acara itu turut dihadiri oleh berbagai elemen yang pro dalam upaya pemberantasan korupsi.

2. Mata kiri Novel masih belum bisa untuk melihat

KPK Akan Siapkan Penyambutan Khusus Bagi Novel Baswedan

Menurut Febri, kondisi penglihatan Novel masih belum pulih benar. Mata kanan sudah bisa melihat tapi membutuhkan bantuan lensa.

"Sementara, mata kiri tidak bisa melihat dan tidak difungsikan saat ini. Saat ini, Novel masih menunggu operasi tahap kedua. Tapi, dokter baru menyampaikan perkembangan yang baik ketika dilakukan operasi tambahan kemarin yaitu selaput tipis di mata kiri sudah tumbuh secara merata," kata Febri. 

Pada operasi tambahan kemarin, dokter memindahkan selaput tipis dari pinggir ke bagian tengah mata. Sementara, pada operasi tahap kedua nanti akan dilakukan proses pemasangan kornea yang artifisial. 

"Tapi, itu tentu saja kalau kornea artifisial bisa berfungsi. Yang perlu diingat, walau berfungsi sekali pun, maka tetap tidak akan sama dengan kondisi normal sebelum terjadi tindakan teror," kata pria yang sempat menjadi aktivis anti korupsi tersebut.

3. Upaya pemberantasan korupsi tidak boleh kendor

KPK Akan Siapkan Penyambutan Khusus Bagi Novel Baswedan IDN Times/Sukma Shakti

Saat tiba di kantor KPK nanti, Novel akan menyampaikan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam upaya pemberantasan korupsi bahwa pasca ia mendapat teror, semangat juang itu tidak boleh kendor apalagi padam.

"Jadi, kami sangat berharap doa dari publik dan bisa berjalan lebih baik di KPK," kata Febri.

Serangan air keras yang menimpa Novel pada 11 April 2017 jelas merupakan teror kepada KPK. Apalagi ia diserang ketika tengah menangani kasus-kasus korupsi besar, salah satunya adalah pengadaan KTP Elektronik.

Menurut Febri, walaupun Novel diteror, tetapi sejak awal ia tidak ingin menunjukkan ekspresi sakit. Walaupun, Novel pernah mengaku dalam sebuah wawancara ketika disiram air keras di bagian wajahnya, rasanya seolah-olah ada yang mencabut matanya.

"Tetapi, yang kami ingat betul ketika Novel keluar dari rumah sakit adalah dia masih tersenyum dan melambaikan tangan kepada publik. Itu sangat berarti bagi pegawai KPK. Novel ingin memberikan pesan bahwa kerja kita dalam upaya pemberantasan korupsi harus terus berjalan," kata dia.

Novel akan tetap menjalani operasi lanjutan di Singapura.

Dukungan bagi Novel tidak hanya mengalir dari aktivis anti korupsi, masyarakat sipil pun turut mendukung melalui pengumpulan tanda tangan di petisi online change.org. Organisasi Amnesty International Indonesia merupakan salah kelompok masyarakat sipil yang menggulirkan petisi itu. Mereka meminta agar dapat meraih tanda tangan hingga 75 ribu. Saat ini sudah ada 65.568 orang yang menanda tangani petisi tersebut.

4. Jokowi tetap tagih janji Polri

KPK Akan Siapkan Penyambutan Khusus Bagi Novel Baswedan Antarafoto

Kendati Novel sudah menjejakan kaki kembali ke Jakarta, namun penanganan kasusnya justru masih jalan di tempat. Padahal, peristiwa teror itu sudah berlangsung selama 10 bulan. 

Presiden Joko "Jokowi" Widodo telah menugaskan Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian untuk menuntaskan kasus tersebut. Tito kemudian memerintahkan kepada Kapolda Metro Jaya, Irjen (Pol) Idham Azis. untuk mencari eksekutor dan otak di balik teror tersebut.
 
Dalam pertemuan terakhir kali di gedung KPK pada (24/11/2017), Idham mengaku telah mengerahkan 167 penyidik untuk mencari petunjuk, tetapi hingga kini hasilnya nihil. Namun, dalam pernyataan yang disampaikan pada Selasa kemarin, Jokowi mengaku akan tetap menagih janji itu kepada Tito. 

"Saya akan terus kejar di Polri agar kasus ini menjadi jelas dan tuntas siapa pun pelakunya. Akan kita kejar terus," kata Jokowi kepada media.  

5. Novel Baswedan dilaporkan ke polisi

KPK Akan Siapkan Penyambutan Khusus Bagi Novel Baswedan Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO

Selain menjadi korban teror, Novel rupanya juga dilaporkan oleh atasannya sendiri, Direktur Penyidikan Aris Budiman. Aris melaporkan Novel ke Polda Metro Jaya pada (13/08/2017) dengan tuduhan pencemaran nama baik. Ia mengaku tersinggung dengan surat elektronik yang dikirimkan Novel mengenai aturan perekrutan penyidik dari kepolisian. 

Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Argo Yuwono, pasca Aris melapor, polisi telah menetapkan Novel sebagai tersangka karena dianggap melanggar pasal 27 UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). 

Topik:

Berita Terkini Lainnya