Kisah Tim Kemenlu Menemukan Qibtiyah, TKI yang Hilang Kontak Selama 28 Tahun

Qibtiyah akhirnya kembali ke Jember pada 15 Mei 2018

Jakarta, IDN Times - Setelah tidak ada kabarnya selama 28 tahun, WNI bernama Qibtiyah akhirnya bisa menjejakan kakinya kembali di kampung halamannya di Jember, Jawa Timur pada Selasa sore (15/5). Qibtiyah hilang kontak sejak ia bekerja di Arab Saudi pada 14 Agustus 1990 lalu. 

Sementara, keluarga sudah sempat bolak-balik menanyakan kondisi perempuan yang kini berusia 74 tahun itu. Sayangnya, nama Qibtiyah alias Jumati binti Bejo gak pernah tercantum dalam database di KBRI Riyadh, KJRI Jeddah atau Kementerian Luar Negeri. 

"Artinya, Qibtiyah tidak pernah meminta pelayanan apa pun di perwakilan Indonesia di Arab Saudi selama 28 tahun," ujar Direktur Perlindungan WNI Kemenlu, Lalu Muhammad Iqbal melalui keterangan tertulis pada hari ini. 

Sayangnya, usai berhasil ditemukan, Qibtiyah mengaku gak pernah menerima mendapat kesempatan untuk memperpanjang paspor, membuat izin tinggal atau berkomunikasi dengan keluarga yang ada di Jember. 

Lalu, bagaimana kisah tim Kemenlu bisa menemukan Qibtiyah? Dan apa saja cara yang ditempuh agar Qibtiyah tetap bisa mendapat hak berupa gajinya? 

1. KBRI andalkan simpul-simpul komunitas WNI di Arab Saudi untuk mencari Qibtiyah

Kisah Tim Kemenlu Menemukan Qibtiyah, TKI yang Hilang Kontak Selama 28 Tahun Kementerian Luar Negeri/istimewa

Menurut Iqbal, kendati data Qibtiyah gak ada di database KBRI, namun tim perwakilan gak putus asa saat mencari perempuan lansia tersebut. Mereka mengandalkan simpul-simpul komunitas WNI di Saudi. Biasanya, dari hasil mencari informasi dari mulut ke mulut itu, ada petunjuk yang mengarahkan di mana Qibtiyah bekerja. 

Hasilnya, tim KBRI berhasil berkomunikasi dengan Niayah binti Kasmin asal Malang. Ia mengaku pernah berinteraksi dengan Qibtiyah. 

"Niayah pernah bekerja dengan kakak majikan Qibtiyah. Dari situ, tim kemudian melakukan penelusuran dan ditemukan identitas majikan Qibtiyah bernama Abdul Azis Muhammed Al-Daerim," kata dia. 

Sementara, menurut informasi dari Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi, Agus Maftuh, Qibtiyah bisa ditemukan karena tim perlindungan WNI mendapat bantuan dari Pangeran Faisal bin Bandar bin Abdulaziz Al Saud. Ia merupakan keponkana Raja Salman yang juga menjabat sebagai Gubernur Riyadh. 

Baca juga: TKW Masamah Tiba di Cirebon Usai Terhindar dari Eksekusi Pancung di Saudi

2. Qibtiyah hanya menerima sisa gaji selama bekerja 28 tahun sebesar Rp 226 juta

Kisah Tim Kemenlu Menemukan Qibtiyah, TKI yang Hilang Kontak Selama 28 Tahun Kementerian Luar Negeri/istimewa

Menurut data dari Agus, Qibtiyah akhirnya berhasil mendapatkan sisa gajinya yang belum dibayarkan dari sang majikan. Qibtiyah diketahui berganti majikan hingga tiga kali. Di majikan terakhir ini, ia akhirnya mendapatkan sisa gaji sebesar 76 ribu riyal atau setara Rp 226 juta. Sisa gaji diberikan oleh wakil keluarga majikan yakni Kapten Ibrahim Muhammad.  

"Kapten Ibrahim mengatakan kalau Nenek Qibtiyah sudah dianggap seperti ibunya sendiri dan keluarga merasa kehilangan atas kepulangannya ke Indonesia," ujar Dubes Agus melalui keterangan tertulis pada akhir April lalu. 

3. Keluarga majikan sempat menunjukkan itikad gak baik 

Kisah Tim Kemenlu Menemukan Qibtiyah, TKI yang Hilang Kontak Selama 28 Tahun Kementerian Luar Negeri/istimewa

Iqbal menceritakan dalam proses pencarian Qibtiyah, tim sempat dibohongi oleh keluarga majikan. Mereka mengatakan Qibtiyah sudah kembali ke Indonesia sejak tiga bulan yang lalu. 

Alhasil, KBRI melayangkan nota protes kepada Kementerian Luar Negeri Arab Saudi. Duta Besar Agus mengirimkan nota protes tersebut kepada Gubernur Riyadh. 

Akhirnya pada 18 April 2018 KBRI berhasil menjemput Qibtiyah dengan bantuan aparat setempat. Qibtiyah kemudian dibawa ke rumah singgah di KBRI. 

Kepada tim perlindungan WNI di KBRI Riyadh, Qibtiyah mengaku memang gak disakiti secara fisik oleh keluarga majikan. Namun, hak-haknya untuk mendapat gaji, memperpanjang paspor, izin tinggal dan berkomunikasi dihilangkan. 

Baca juga: Penyumbang Terbesar, Mayoritas TKI Jatim di Malaysia Tak Terdaftar

4. Keluarga menganggap kepulangan Qibtiyah adalah keajaiban

Kisah Tim Kemenlu Menemukan Qibtiyah, TKI yang Hilang Kontak Selama 28 Tahun Kementerian Luar Negeri/istimewa

Staf dari Kemenlu, Chairil Anhar, mengatakan ketibaan Qibtiyah di rumahnya disambut dengan penuh suka cita. Keluarga mengaku gak menyangka akan bertemu lagi dengan nenek lansia itu setelah hampir 30 tahun gak berkomunikasi. 

"Sebagian keluarga menganggap ini sebuah keajaiban. Mereka sudah sampai di titik pasrah. Tapi, syukurnya tim perlindungan WNI akhirnya bisa menemukan (Qibtiyah)," kata Chairil. 

Usai tiba di Jember, tim perlindungan WNI kemudian membantu membuka rekening bank bagi Qibtiyah. Tujuannya, agar sisa gaji yang ia terima bisa dinikmati selama ia berada di Jember. 

"Qibtiyah akan menikmati hasil kerja kerasnya di kampung halaman," tutur Chairil lagi. 

5. Kemenlu menerima pengaduan keluarga yang hilang saat bekerja di luar negeri rata-rata 200 buah per tahun

Kisah Tim Kemenlu Menemukan Qibtiyah, TKI yang Hilang Kontak Selama 28 Tahun ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid

Data dari Direktorat PWNI menujukkan Kemenlu menerima rata-rata 200 laporan per tahun mengenai anggota keluarga mereka yang hilang kontak saat bekerja di luar negeri. Bahkan, hingga tahun 2014, sudah ada sekitar 950 pengaduan. 

Sulitnya melakukan pencarian terhadap WNI yang tengah bekerja itu menyebabkan tingkat penyelesaiannya relatif rendah yakni 19 persen. 

"Sulitnya penelusuran WNI salah satunya karena sebagian besar agen-agen pengirim TKI tidak menjalankan kewajiban seperti yang tertulis di UU untuk menginformasikan ke perwakilan Indonesia di luar negeri mengenai data-data pekerja yang mereka kirim," ujar Iqbal. 

Direktorat PWNI menerima laporan pengaduan dari negara di kawasan Timur Tengah mencapai 679, sedangkan Asia Timur dan Tenggara 189 pengaduan dan Amerika Selatan 25 pengaduan. 

Baca juga: 18 Tahun Hilang Kontak dengan Keluarga, TKI Parinah Akhirnya Pulang ke Tanah Air

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya