Istana: Pernyataan Luhut Bukan Sikap Resmi Presiden Jokowi

Johan menilai itu adalah gaya khas Luhut saat berbicara di forum terbuka

Jakarta, IDN Times - Pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan pada Senin (19/03) yang dinilai mengandung ancaman akhirnya turut dikomentari oleh pihak Istana. Ketika berbicara di Gedung BPK, Luhut terlihat geram terhadap orang-orang yang dianggap asal-asalan mengkritik pemerintah. 

Salah satu yang ia sebut memberikan kritik secara serampangan adalah seorang tokoh senior yang mengkritik soal program pembagian sertifikat yang dilakukan Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Dalam sebuah pernyataan, Luhut mendengar si tokoh senior menyebut pembagian sertifikat itu merupakan kebohongan terhadap rakyat. 

Publik pun langsung mengambil kesimpulan dengan cepat yang tengah dikritik Luhut adalah mantan Ketua MPR, Amien Rais. Merasa kesal, Luhut kemudian mengancam Amien. 

"Kalau kau merasa paling bersih kau boleh ngomong. Dosamu banyak juga kok. Sudah lah, diam sajalah. Jangan main-main, kalau main-main, kita bisa cari dosamu. Memangnya kamu siapa?," ujar Luhut di forum terbuka itu. 

Lalu, apa yang disampaikan juru bicara kepresidenan Johan Budi mengomentari pernyataan salah satu orang kepercayaan Jokowi itu?

1. Pernyataan Luhut tidak mewakili sikap resmi Presiden Jokowi

Istana: Pernyataan Luhut Bukan Sikap Resmi Presiden JokowiANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Menurut Johan Budi, apa yang disampaikan Luhut tiga hari yang lalu tidak mencerminkan sikap resmi Jokowi. Johan menilai itu memang gaya khas Luhut ketika berbicara di forum terbuka. Mantan Kepala Staf Kepresidenan itu memang dikenal kerap blak-blakan saat berbicara. 

"Karena itu perlu dijelaskan bahwa itu bukan sikap resmi Presiden. Gayanya kan memang seperti itu. Baik Pak Amien dan Pak Luhut suka blak-blakan," kata Johan yang ditemui di Istana Kepresiden seperti dikutip ANTARA pada Rabu (21/03). 

Namun, untuk menghindari salah persepsi, Johan meminta kepada publik untuk menangkap secara utuh apa yang disampaikan oleh Luhut pada Senin kemarin. Sebab, tiap orang bisa saja memiliki persepsi berbeda soal pernyataan Luhut.

Salah satu yang mengomentari gaya berbicara Luhut adalah Presiden ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono. Ia menyebut cara Luhut berkomunikasi cenderung arogan. 

"Itu harus ditanyakan dulu ke Pak SBY, statement yang mana yang dianggap arogan. Statement Pak Luhut menurut saya tidak mewakili sikap presiden," katanya lagi. 

Baca juga: Jokowi: Hitung Dulu Kalau Mau "Sekolahkan" Sertifikat Tanah

2. Publik diminta menilai ucapan Luhut secara utuh

Istana: Pernyataan Luhut Bukan Sikap Resmi Presiden JokowiPuspa Perwitasari/ANTARA FOTO

Johan kembali mengingatkan agar menyimak secara utuh apa yang disampaikan Luhut tiga hari yang lalu. Atau bila perlu, ditanyakan kembali maksud kalimat mantan perwira TNI Angkatan Darat tersebut. Tujuannya, agar tidak ada salah persepsi. 

"Jadi, dilihatnya jangan secara parsial, karena konteksnya kan dia bicara panjang lebar. Jangan kemudian yang mencuat soal kalimat 'saya akan mencari dosa-dosa itu'," kata pria yang pernah bekerja di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selama satu dekade.  

3. Amien Rais sudah terbiasa diancam

Istana: Pernyataan Luhut Bukan Sikap Resmi Presiden Jokowiwww.pemudamuhamadiyah.or.id

Pernyataan Luhut di Gedung BPK turut dikomentari putera Amien, Hanafi Rais. Menurutnya, sang ayah santai saja menanggapi ancaman Luhut. Sebab, di era pemerintahan sebelumnya, Amien bahkan diancam akan dibunuh karena terlalu vokal menyuarakan kritikan. 

"Bahkan, Beliau juga pernah diancam akan dibunuh. Diteror secara fisik juga pernah dengan langsung didatangi ke rumah waktu itu. Ya (kejadiannya) awal-awal pemerintahan Jokowi ini kan," ujar Hanafi yang ditemui di gedung DPR pada Rabu (21/03). 

Menurut Hanafi, apa yang disampaikan ayahnya semata-mata menyuarakan suara silent majority yang selama ini rindu terhadap kepemilikan lahan. Ia menilai seharusnya pemerintahan Jokowi tidak perlu panik dalam menghadapi kritik, karena ia sebagai anggota DPR juga sering dikritik.

Tetapi, menurutnya DPR selama ini tidak terlalu ambil pusing terhadap kritik itu dan memilih terus bekerja. 

"Kalau masyarakat selama ini merasakan apa yang dilakukan oleh negara ini, itu cuma gimmick alias selebrasi yang hanya untuk bunga-bunga berita saja. Itu artinya, negara tidak hadir dan hanya titip absen. Justru kami tidak mau itu, makanya kami kritik," kata dia. 

Baca juga: Luhut Ancam Bongkar Dosa Amien Rais, Fadli Zon: Semua Orang Berhak Kritik Pemerintah

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya