Ini Lho Isi Kapal Perang Canggih Inggris yang Berlabuh di Indonesia

HMS Albion sanggup mengangkut helikopter, tank hingga 31 truk militer

Jakarta, IDN Times - Indonesia kedatangan kapal perang canggih dari Inggris pada Minggu (22/4) di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kapal yang diberi nama HMS Albion itu telah berlayar dari Inggris untuk menuju ke Australia. 

Butuh waktu sekitar dua bulan bagi mereka untuk berlayar dan tiba di Indonesia. Albion merupakan nama yang digunakan oleh Inggris sebelum mereka dikenal dengan nama negara seperti yang sekarang yaitu "Great Britain". 

Ini merupakan kali pertama kapal HMS Albion berkunjung ke Jakarta. Kedatangannya hampir bersamaan dengan kedatangan dua kapal perang asal Perancis, FNS Dixmude dan FNS Surcouf. 

Namun, dua kapal Perancis itu datang untuk mengikuti latihan perang bersama ke-3 di Pulau Lombok. Latihan perang itu rencananya akan diikuti oleh 38 negara pada bulan depan. 

Menurut Duta Besar Kerajaan Inggris untuk Indonesia, Mozzam Malik, HMS Albion merupakan kapal perang ketiga yang dikirim ke kawasan Asia Pasifik. Lalu, mengapa Inggris begitu merasa perlu untuk mengirimkan tiga kapal perang di tahun 2018 ke kawasan ini? 

Apa saja alutsista yang dibawa dan kecanggihan dari kapal berbobot 18.500 ton tersebut?

1. Inggris ingin menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan Asia Pasifik 

Ini Lho Isi Kapal Perang Canggih Inggris yang Berlabuh di IndonesiaIDN Times/Santi Dewi

Menurut Kapten Tim Neild dari Angkatan Laut Inggris, salah satu alasan mengapa Kementerian Pertahanan mengirimkan tiga kapal perang di tahun 2018 ke kawasan Asia Pasifik karena ingin menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan tersebut. Ini melihat fenomena di mana Tiongkok semakin terang-terangan mengelola wilayah masih disengketakan di kawasan Laut Tiongkok Selatan serta kondisi keamanan di Semenanjung Korea. 

Sikap ababil pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong-Un yang kerap melakukan uji coba rudal walau sudah terkena sanksi, membuat berbagai pemimpin negara was-was. 

"Ini memang salah satu pengerahan yang luas di tahun 2018 ke kawasan Asia Pasifik. Ini merupakan komitmen dari Inggris untuk menjaga keamanan dan stabilitas di kawasan ini, oleh sebab itu kami akan bekerja sama dengan mitra serta sekutu kami di kawasan tersebut. Ini merupakan komitmen kami untuk memastikan bahwa sanksi (bagi Korut) tetap berlaku," ujar Neild kepada media hari Minggu kemarin. 

Menurut Neild perjalanan mereka dari Inggris menuju ke Indonesia cukup baik. Selama tiga hari berada di Jakarta, mereka akan menggunakan kesempatan tersebut untuk mempererat hubungan dengan Angkatan Laut di Indonesia. Caranya, dengan saling berdiskusi dan bertukar pikiran. 

Baca juga: 16 Warga Gaza Tewas, Erdogan dan Netanyahu Malah Perang Cemoohan

2. Kapal HMS Albion mengangkut lebih dari 540 personel militer dan siap untuk berperang

Ini Lho Isi Kapal Perang Canggih Inggris yang Berlabuh di IndonesiaIDN Times/Santi Dewi

Kapal HMS Albion pertama kali pada 9 Maret 2001. Dengan bobot 18.500 ton, HMS Albion jauh lebih besar kalau dibandingkan demham dua kapal lainnya yakni Fearless dan Intrepid. 

HMS Albion termasuk ke dalam kapal serbu amfibi yang mengangkut beberapa alutsista. Bahkan, ia sempat menjadi kapal induk pada periode Desember 2010 hingga Oktober 2011. 

Selaku kapten, Neild memimpin lebih dari 540 personel militer di atas kapal. Mereka terdiri dari personel marinir dan angkatan laut. 

Di dalamnya ada sekitar 10 deck, termasuk rumah sakit. IDN Times yang sempat diajak mengelilingi bagian dalam kapal merasa takjub karena kapal tersebut sangat besar. 

Kapal tersebut mengangkut mulai dari 31 truk militer besar, 36 kendaraan kecil, tank hingga 2 helikopter chinook CH47. 

Menurut Letnan Komandan Mark Jones jumlah alutsista itu bisa ditambah atau dikurangi tergantung dari misi yang dijalankan. Sementara, menurut salah satu anggota marinir Kolonel Hector Beaven, HMS Albion sangat tangguh untuk menjalankan misi apa pun. 

"Kapal ini saya rasa disiapkan dan memang personelnya sudah terlatih untuk berbagai fungsi, mulai dari pelatihan dasar hingga ke situasi di mana mengharuskan kami berperang. Pengerahan ini bagi kami adalah memberikan jaminan bagi sekutu dan negara mitra terkait keamanan di kawasan ini," kata Beaven menjawab pertanyaan IDN Times. 

Selain itu, mereka merasa senang dan tertantang untuk mencoba tempat baru di kawasan Asia Tenggara. 

Bagi warga sipil yang ingin menjadi anggota AL, kata Beaven, maka mereka harus menjalani pelatihan selama 32 pekan. Baru kemudian mereka dinyatakan fit untuk menjalani berbagai operasi. 

3. Tantangan terberat sebagai personel Angkatan Laut harus sering jauh dari keluarga 

Ini Lho Isi Kapal Perang Canggih Inggris yang Berlabuh di IndonesiaIDN Times/Santi Dewi

Kapten Neild mengisahkan, untuk bisa ada di posisinya saat ini, dibutuhkan waktu pengabdian sekitar 27 tahun. Ini merupakan kapal kelima yang ia pimpin. Hal itu, kata Neild, tidak akan bisa terwujud tanpa dukungan penuh dari keluarga. 

"Itu merupakan komitmen yang besar untuk meninggalkan keluargamu dan bertugas di kapal selama 10 bulan dalam menjalani misi. Tetapi, ini merupakan pekerjaan yang sangat menarik. Kami sangat menantikan untuk bisa bekerja sama dengan AL Indonesia," katanya lagi. 

Data yang diperoleh dari Kedutaan Inggris, Neild telah menjalani berbagai misi, termasuk misi sukses untuk menangkal peredaran narkoba di area Pasifik dan Laut Karibia. Peristiwa itu terjadi di tahun 2011. Ia kemudian sempat mengambil program master di Universitas Cranfield tahun 2013. Pada Maret 2017, ia kemudian bergabung dan menjadi kapten HMS Albion. 

Baca juga: Sempat Sesumbar ke Korea, Kapal Perang AS Justru ke Australia

4. Inggris ingin agar Indonesia berperan lebih di dunia internasional 

Ini Lho Isi Kapal Perang Canggih Inggris yang Berlabuh di IndonesiaIDN Times/Santi Dewi

Sementara, Duta Besar Kerajaan Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik berharap ke depannya sebagai negara anggota G20, Indonesia bisa mengoptimalkan perannya tidak hanya di bidang ekonomi, tetapi juga di bidang politik. Apalagi di situasi di mana dunia saat ini saling terhubung satu sama lain. 

Di mana terjadi suatu masalah di negara lain, maka dampaknya langsung terasa hingga ke belahan dunia lainnya. 

"Oleh sebab itu, kalau permasalahan bisa terjadi lintas batas, maka begitu pula dengan solusi. Kami melihat Indonesia memiliki peranan yang lebih besar di bidang ekonomi, politik dan di dunia internasional di masa mendatang. Di bidang apa pun itu, kami berharap Indonesia bisa menyuarakan kepentingannya secara lantang," kata Malik. 

Tanpa bermaksud mengaitkan dengan isu apa pun, Malik menyebut antara Inggris dengan Indonesia boleh saja tidak satu kata dalam menghadapi permasalahan. 

"Tetapi, kami berharap Indonesia menjadi negara yang mandiri dan bermanfaat bagi negara lain," tutur dia. 

Hubungan antara Inggris dengan Indonesia, menurut Malik sangat dekat. Kedua negara, katanya, tidak saling mengancam satu sama lain. 

5. Mencicipi sajian santap siang nasi liwet

Ini Lho Isi Kapal Perang Canggih Inggris yang Berlabuh di IndonesiaIDN Times/Santi Dewi

Kendati hanya mampir di Jakarta dalam periode yang singkat. Namun, bagi personel Angkatan Laut dan marinir Inggris, apa yang mereka alami sangat berkesan. 

Pada Minggu siang, pihak Kedutaan Inggris mengajak sebagian dari mereka untuk santap siang di sebuah panti asuhan di area Koja, Jakarta Utara. Menariknya, mereka santap siang ala Sunda yakni dengan menu nasi liwet. 

Banyak di antara mereka yang sempat bingung cara santap siang hanya menggunakan tangan kosong sambil lesehan. Bahkan, ada sebagian dari mereka yang justru ingin minum air dari mangkuk yang ada di depannya. 

"Tolong air yang ada di dalam mangkuk itu tidak diminum, karena itu akan digunakan sebagai wadah untuk mencuci tangan," ujar juru bicara Kedutaan Inggris, Faye Belnis memberikan instruksi yang disambut tawa para personel militer Inggris tersebut. 

Baca juga: Amerika Siagakan Kapal Perang, Korea Utara Siapkan Nuklir

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya