Ini 3 Pengakuan Bupati Subang Usai Jadi Tahanan Rutan KPK

Imas mengaku kaget saat ditangkap penyidik KPK

Jakarta, IDN Times - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya menahan Bupati Subang Imas Aryumningsih selama 20 hari ke depan. Perempuan 66 tahun itu ditetapkan sebagai tersangka karena diduga ikut menerima uang suap Rp1,5 miliar sebagai imbalan dari pengurusan izin. 

Namun, usai diperiksa selama hampir 24 jam, Imas pada Kamis dini hari (15/2) justru membantah telah menerima uang suap. Apa saja pengakuannya kepada media usai resmi mengenakan rompi berwarna oranye?

1. Tidak ditemukan uang suap

Ini 3 Pengakuan Bupati Subang Usai Jadi Tahanan Rutan KPKIDN Times/Santi Dewi

Menurut keterangan Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan, Imas ditangkap penyidik anti-rasuah di rumah dinasnya, dengan barang bukti uang senilai hampir Rp 338 juta. Bahkan, di rumah itu, penyidik turut menemukan adanya dokumen yang menunjukkan adanya penyerahan uang. 

Tapi, itu semua dibantah oleh politisi Partai Golkar tersebut. Tidak ada uang suap apa pun yang ditemukan ketika penyidik tiba di rumah dinasnya. 

"Tidak ada sama sekali uang. Tidak ada janji untuk dapat uang. Biasanya kan ya ke sini (dibawa ke kantor KPK) karena tertangkap tangan dan terima uang. Tapi saya kan tidak terima uang apa pun," kata Imas kepada wartawan Kamis dini hari tadi.

Sementara, soal pembangunan beberapa minimarket, menurut Imas, bangunan itu sudah ada sejak lama. Malah, kata dia, ingin ditertibkan oleh Pemkab Subang karena mereka belum punya izin.

"Itu kan membuat kami rugi. Apalagi mereka juga tidak menyumbang ke pendapatan daerah," kata dia.

Baca juga: Bupati Subang Imas Aryumningsih Kena OTT KPK

 

2. Sengaja dibidik lawan politik

Ini 3 Pengakuan Bupati Subang Usai Jadi Tahanan Rutan KPKIDN Times/Linda Juliawanti

Imas mengaku terkait isu mengenai dirinya menerima uang dari para investor, merupakan bagian dari kampanye hitam yang digunakan lawan politiknya dalam Pilkada 2018. Ia pun membantah ada uang suap yang digunakan untuk dana kampanye. 

"Tidak ada. Uang suapnya uang suap yang mana? Saya belum menerima uang sepeser pun baik dari yang nama Data atau siapa pun," kata dia.

Soal mobil mewah Toyota Velfire yang digunakan sebagai alat kampanye karena dipasangi foto wajahnya, Imas mengaku itu bukan hal yang aneh. Calon kepala daerah lain pun turut melakukan hal serupa.

"Itu kan ada pengusaha, saudara, lalu branded dan memasangi foto di mobil-mobil mereka, termasuk Data yang menggunakan foto saya. Mobil (Toyota Velfire) itu punya dia, yang menggunakan juga dia. Jadi, hanya untuk kepentingan kampanye," kata dia.

Menurutnya, lawan politik sengaja mencari-cari kesalahannya. Tujuannya, agar menjatuhkan ia sebelum pemungutan suara dilakukan pada 27 Juni mendatang.

"Yang pasti lawan (cari-cari kesalahan). Tapi, gak lah, saya gak akan bilang itu siapa," tutur dia.

3. Tidak akan mundur dari kursi bupati 

Ini 3 Pengakuan Bupati Subang Usai Jadi Tahanan Rutan KPKIDN Times/Sukma Shakti

Imas mengatakan kendati ia sudah mengenakan rompi oranye dan berstatus tersangka, tapi ia tidak akan mundur dari kursi bupati atau Pilkada 2018. Ia mengaku akan bersikap kooperatif dan mematuhi aturan hukum selama ditahan KPK. 

"Yang penting tetap mengedepankan azas praduga tidak bersalah," ujar perempuan yang memegang posisi sebagai Ketua DPD Partai Golkar itu. 

Ia kembali menegaskan kalau terkejut saat ditangkap penyidik KPK. Sebab, usai penetapan nomor urut pada (12/2) ia mengadakan pawai dan langsung kembali ke Subang.

Selama proses penyidikan berlangsung, Imas ditahan oleh penyidik KPK di rutan cabang KPK yang berada di dekat gedung Mera Putih. 

Baca juga: Ditangkap KPK, Bupati Subang Terima Uang Suap Rp 337 juta

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya