Indonesia Mengecam Keras Langkah Ngotot AS yang Buka Kedutaan di Yerusalem

Indonesia meminta agar negara lain gak ikut membuka kedutaan di Yerusalem

Jakarta, IDN Times - Pemerintahan Presiden Donald J. Trump rupanya benar-benar bertindak sekehendak hati. Bagaimana tidak, walaupun sudah ditentang oleh dunia soal langkahnya memindahkan kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem Timur, tapi toh tetap mereka lakukan. 

Pada Senin (14/5), putri Trump, Ivanka dan suaminya Jared Kushner mewakili pemerintah membuka gedung kedutaan baru di Yerusalem Timur. Trump hanya mengirimkan pesan melalui video yang menyatakan Israel memiliki hak untuk menentukan di mana ibu kota mereka. 

"Tetapi, selama bertahun-tahun kita semua gagal mengakui kenyataan yang sudah jelas bahwa ibu kota Israel adalah Yerusalem. Ini merupakan tempat di mana anggota parlemennya berkantor, di sini pula kantor dari Perdana Menteri, Presiden dan Mahkamah Agung Israel," ujar Trump dalam video tersebut. 


Namun, di area perbatasan Gaza, ribuan warga Palestina memprotes keputusan itu. Alhasil, unjuk rasa berakhir ricuh dan bahkan menimbulkan korban jiwa. Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan sebanyak 55 orang tewas dalam unjuk rasa yang berlangsung pada Senin pagi kemarin. 

Lalu, apa respons Indonesia dan dunia terhadap pembukaan Kedutaan AS ke Yerusalem Timur? Apa makna dipindahkannya Kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem?

1. Indonesia mengecam keras pemindahan Kedutaan AS ke Yerusalem Timur 

Indonesia Mengecam Keras Langkah Ngotot AS yang Buka Kedutaan di Yerusalem Instagram/@ivankatrump

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melalui akun resmi Twitternya mengecam keras tindakan Negeri Paman Sam itu. Menurut Retno, langkah AS justru dapat membahayakan upaya perdamaian antara Palestina dengan Israel. Sebab, sebagai juru runding, AS seharusnya berada di posisi yang netral. 

Dengan menjadi negara pertama yang membuka kedutaan di Yerusalem Timur maka bermakna AS lebih memihak Israel. Belum lagi, sikap itu diartikan AS sebagai negara adidaya malah mengakui Yerusalem Timur sebagai ibu kota Israel. Padahal, area itu sedang menjadi sengketa dan perdebatan. 

"Indonesia mengecam keras kebijakan Amerika Serikat yang membuka kedubesnya di Yerusalem. Langkah ini melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB. Selain itu, juga bisa mengancam proses perdamaian dan perdamaian itu sendiri," ujar Retno di akun media sosialnya. 

Baca juga: Presiden Jokowi Kembali Kecam Sikap AS yang Pindahkan Kedutaan ke Yerusalem

2. Indonesia meminta agar negara lain gak ngikut langkah AS dengan memindahkan kedutaan ke Yerusalem Timur

Indonesia Mengecam Keras Langkah Ngotot AS yang Buka Kedutaan di Yerusalem Instagram/@usembassyjlm

Selain itu, Retno meminta kepada negara-negara lain agar gak mengekor langkah AS dengan ikut memindahkan gedung kedutaannya ke Yerusalem Timur. Sayangnya, usai Trump mengumumkan pemindahan kedutaan pada Desember 2017, Guatemala sudah menyatakan akan ikut membuka kedutaan di Yerusalem Timur. 

Menurut laman South China Morning Post (SCMP) edisi Senin kemarin, Presiden Guatemala Jimmy Morales mengatakan kedutaan mereka akan pindah ke Yerusalem Timur pada 16 Mei. Langkah serupa juga ditiru oleh Paraguay. Presiden Paraguay, Horacio Cartes, mengatakan akan hadir dalam pembukaan kedutaan di Yerusalem pada akhir bulan ini. 

Sebenarnya, dari Uni Eropa, Rumania menjadi negara pertama yang kemungkinan besar akan memindahkan kedutaannya ke Yerusalem Timur. Namun, Presiden Klaus Iohannis menentang langkah tersebut. Padahal, rencana itu sudah disetujui oleh parlemen. 

Sementara, Indonesia akan tetap mendukung perjuangan rakyat Palestina. Hal itu sudah bolak-balik disampaikan oleh Presiden Joko "Jokowi" Widodo dan kini kembali diulang oleh Menlu Retno. 

"Pemerintah dan rakyat Indonesia akan terus bersama dengan rakyat Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaan dan hak-haknya," kata Retno. 

Indonesia pun mendesak agar Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB bertindak tegas dan mengambil sikap terhadap langkah AS ini. 

3. Warga Palestina akan kembali menggelar unjuk rasa lebih besar di perbatasan Gaza hari ini 

Indonesia Mengecam Keras Langkah Ngotot AS yang Buka Kedutaan di Yerusalem www.samaa.tv

Kendati warga Palestina dihadang oleh pasukan Israel dalam aksi unjuk rasa kemarin, namun mereka bertekad gak akan berhenti. Bahkan, pada hari ini akan turun dengan jumlah yang lebih besar. Aksi itu merupakan bagian dari protes yang diinisiasi oleh kelompok Hamas bernama "Great March of Return". 

Dalam aksi unjuk rasa itu, warga Palestina melempar batu dan benda-benda yang mudah terbakar. Aksi itu direspons pasukan Israel dengan melemparkan gas air mata dan melepaskan peluru tajam. Mereka pun bahkan menyiapkan pasukan penembak jitu untuk menembak para demonstran. 

Menurut informasi dari pihak Israel yang dikutip BBC hari, ada sekitar 40 ribu warga Palestina yang ikut berunjuk rasa. Mereka tersebar di 13 lokasi di sepanjang perbatasan Jalur Gaza. 

Perdana Menteri Benyamin Netanyahu gak merasa bersalah atas jatuhnya puluhan korban tewas dalam aksi unjuk rasa tersebut. 

"Setiap negara memiliki kewajiban untuk mempertahankan wilayah perbatasannya," kata dia seperti dikutip BBC. 

4. Yerusalem merupakan titik penting dari konflik Israel-Palestina

Indonesia Mengecam Keras Langkah Ngotot AS yang Buka Kedutaan di Yerusalem Instagram/@usembassyjlm

Mungkin banyak yang merasa bingung, mengapa publik mengecam pemindahan gedung kedutaan ke Yerusalem Timur? Jawabannya, karena kota itu merupakan jantung dari konflik Israel-Palestina. 

Sebenarnya, klaim Israel terhadap Yerusalem gak pernah diakui secara internasional. Dunia internasional menganggap ibukota Israel adalah Tel Aviv walaupun kantor-kantor penting pemerintahan mereka ada di Yerusalem Timur. 

Tapi, sesuai dengan pakta perdamaian Israel-Palestina yang pernah diteken tahun 1993 lalu status kota Yerusalem ada di bawah kekuasaan negara mana, baru akan dibahas belakangan kalau tercapai perdamaian. Oleh sebab itu, Yerusalem Timur merupakan kota dengan status quo yang diawasi langsung oleh PBB. 

Israel telah menguasai Yerusalem Timur sejak perang tahun 1967. Kemudian, mereka membangun permukiman bagi 200 ribu warga Yahudi yang bermukim di sana. Langkah itu, lagi-lagi dikecam dunia internasional, karena kota Yerusalem masih menjadi perdebatan. Tapi, dengan membangun pemukiman, seolah-olah Israel mengklaim kota tersebut adalah milik mereka. 

PBB bolak-balik mengecam aksi pembangunan pemukiman itu ilegal. Tapi, tetap gak digubris oleh Israel. 

Baca juga: Anies Baswedan: Indonesia Tidak Pernah Dukung Pemindahan Kedutaan ke Yerusalem

 

 

 

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya