[FOTO] Tumpukan Barang Bukti Uang Suap Walkot Kendari Memenuhi Troli Belanja

Nominal uang tunai dengan pecahan Rp 50 ribu itu mencapai Rp 2,78 miliar lho!

Jakarta, IDN Times - Apa yang ada dalam pikiran kamu kalau melihat tumpukan lembaran Rp 50 ribu dijejer di depan mata? Apalagi totalnya mencapai Rp 2,78 miliar. 

Tapi itu pemandangan yang terjadi di ruang pers gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Jumat malam (9/03). Para penyidik akhirnya berhasil menemukan barang bukti fisik uang suap senilai Rp 2,8 miliar.

Juru bicara KPK, Febri Diansyah dalam jumpa pers pada (1/03) sempat menyebut uang itu sudah digunakan. Namun, nyatanya uang disimpan di sebuah rumah milik orang yang dekat dengan Adriatma di area Kendari. 

Tapi, uniknya setelah dihitung dengan menggunakan mesin, uang tersebut berkurang Rp 1,7 juta menjadi Rp 2,78 miliar. Kalian penasaran melihat tumpukan uang tunai dengan niliai miliaran rupiah?

1. Uang tunai dibawa dari bank dengan menggunakan satu kardus

[FOTO] Tumpukan Barang Bukti Uang Suap Walkot Kendari Memenuhi Troli BelanjaANTARA FOTO/Wahyu Putro A.

Menurut Wakil Ketua KPK, Basaria Panjatian, uang senilai Rp 2,78 miliar itu ditarik oleh staf PT Sarana Bangun Utama (SBN). Sang direktur, Hasmun Hamzah, sudah mengenal dekat ayah Adriatma yakni Asrun yang juga ditangkap oleh penyidik lembaga anti rasuah. Asrun sudah 10 tahun menjadi Wali Kota di Kendari. 

Pada tahun 2018, ia menjadi salah satu calon gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara yang berlaga di Pilkada. 

"Uang yang diambil oleh staf PT SBN (Sarana Bangun Utama) nominalnya Rp 1,5 miliar. Dari Bank Mega, uang tersebut dibawa ke kantor PT SBN dan ditambahkan lagi uang kas Rp 1,3 miliar. Uang tersebut kemudian dikemas dalam kardus," kata Basaria ketika menggelar jumpa pers di gedung KPK semalam. 

Menurut jubir KPK, Febri Diansyah, kardus yang digunakan oleh orang suruhan Adriatma sempat diganti beberapa kali. Namun, ia belum mengetahui untuk apa. Uang dengan pecahan Rp 50 ribu itu kemudian dipindahkan ke sebuah rumah orang dekat Adriatma berinisial I. 

"I saat itu tengah berada di Jakarta. Oleh sebab itu ia meminta kepada keluarganya yang berinisial S untuk menerima kardus berisi uang tersebut," kata Febri.  

Baca juga: Begini Kronologi OTT Kepala Daerah Ayah dan Anak di Kendari

2. Uang diprediksi akan dibagikan ke masyarakat jelang Pilkada

[FOTO] Tumpukan Barang Bukti Uang Suap Walkot Kendari Memenuhi Troli BelanjaANTARA FOTO/Wahyu Putro A.

Menurut prediksi para penyidik KPK, Adriatma sengaja meminta agar uang tersebut diambil seluruhnya dalam nominal Rp 50 ribu karena akan dibagikan ke masyarakat jelang Pilkada. 

"Pada prinsipnya ada permintaan semacam kata-kata untuk biaya politik. Karena biaya politik yang semakin dekat dan tinggi, tolong dicarikan dana," kata Basaria.

Kalimat itu diduga diucapkan Asrun kepada Hasmun, Direktur Utama PT SBN yang sudah sering dapat proyek di Kendari selama beberapa tahun terakhir.  Tetapi, kata Basaria, penyidik akan menelusuri lebih lanjut dengan meminta keterangan kepada tiga tersangka.

3. Uang dipindahkan ke tempat persembunyian melalui jalur hutan

[FOTO] Tumpukan Barang Bukti Uang Suap Walkot Kendari Memenuhi Troli Belanja

Jubir KPK Febri Diansyah mengatakan untuk menyembunyikan uang pemberian Dirut PT SBN, Adriatma meminta agar uang tersebut disimpan di rumah I. Namun, menurut Febri, I yang ketika itu sedang berada di Jakarta, tidak tahu bahwa barang yang dititipkan oleh Adriatma berupa uang dengan nilai miliaran rupiah. 

Proses pemindahan uang pun dilakukan pada malam hari dan malah memilih rute yang tidak biasa.

"Uang diserahkan oleh seorang sopir berinisial W pada Senin malam (26/02) di sebuah lapangan. Lokasi itu sudah disepakati oleh Asrun dan Adriatma. Di lapangan tersebut, telah menanti seorang perantara berinisial K," kata Febri. 

K mengendarai mobil Honda Stream yang lampunya sengaja dimatikan agar tidak mudah dilacak. Ia kemudian memilih rute berkelok-kelok dan banyak melewati tanaman tinggi. 

Dari belakang, proses perpindahan uang itu sudah dipantau oleh tim penyidik KPK. Sayang, mereka tidak mengikuti hingga akhir. Mereka sempat kehilangan jejak kendaraan yang membawa barang bukti tersebut. 

Namun, penyidik akhirnya berhasil menemukan uang itu dengan mengandalkan informasi dari warga sekitar. Mereka mengaku memang melihat ada mobil yang melewati area tersebut.

Saat uang itu diterima oleh S, ia kemudian memindahkan tumpukan uang ke kardus yang baru. 

Baca juga: Ini 10 Daerah Rawan Korupsi di Pilkada 2018

4. Penyidik sedang mencari tahu mengapa jumlah uang berkurang Rp 1,7 juta

[FOTO] Tumpukan Barang Bukti Uang Suap Walkot Kendari Memenuhi Troli BelanjaANTARA FOTO/Wahyu Putro A.

KPK mengakui usai dihitung dengan menggunakan mesin penghitung, jumlah barang bukti uang yang ditemukan Rp 2,78 miliar. Artinya, berkurang sekitar Rp 1,7 juta. Lalu, ke mana raibnya uang tersebu?

Menurut Febri, uang tersebut bisa berkurang diduga akibat proses pemindahan uang atau penyebab lainnya. 

"Tentu akan kami cari mengapa uangnya bisa berkurang," kata dia. 

5. Belum ada tersangka baru

[FOTO] Tumpukan Barang Bukti Uang Suap Walkot Kendari Memenuhi Troli BelanjaIDN Times/Santi Dewi

Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan mengakui usai ditemukan barang bukti berupa uang tunai Rp 2,78 miliar itu belum ada pihak lain yang ditetapkan sebagai tersangka. Individu yang diminta untuk memindahkan uang itu, menurutnya hanya merupakan orang suruhan. 

"Tetapi, apakah ada keuntungan yang ikut mereka terima karena membantu memindahkan uang itu, masih terus kami telusuri," ujar Basaria. 

Baca juga: Mendagri: 360 Kabupaten/Kota Rawan Korupsi

 

 

 

 

 

 

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya