Curhat Ketua KPK Malaysia saat Akan Memproses Dugaan Korupsi Najib Tun Razak

Ia sempat diancam dan mengungsi ke Amerika Serikat

Jakarta, IDN Times - Ketua Komisi Anti Korupsi Malaysia (MACC) Mohd Shukri Abdull sempat menitikan air matanya, ketika menggelar jumpa pers di kantor MACC, Kuala Lumpur, hari ini.

Ia mengenang kembali masa-masa sulit ketika dulu ingin menjerat Najib Tun Razak sebagai tersangka kasus korupsi skandal 1 Malaysia Development Berhad (1 MDB). 

Beberapa dokumen menunjukan ada dana senilai US$ 700 juta yang berada di rekening pribadi mantan Perdana Menteri Malaysia itu. Harian Amerika Serikat, Wall Street Journal (WSJ) pada 2 Juli 2015 melaporkan, dana itu diduga berasal dari perusahaan, bank, dan badan pemerintah yang terkait dengan perusahaan investasi negara 1 MDB. WSJ menulis berdasarkan dokumen pemerintah yang berhasil mereka peroleh. 

Di situlah awal mula Najib lengser. Pencitraan Najib langsung merosot, yang berujung pada kekalahannya dalam pemilu tahun ini. 

KPK Malaysia sebenarnya sudah mencium adanya aroma korupsi dalam perusahaan 1MDB. Namun, di saat mereka akan menetapkan seorang pejabat pemerintahan yang tengah berkuasa sebagai tersangka kasus skandal korupsi terbesar di Negeri Jiran itu, bukan perkara mudah, guys.

Ada beragam ancaman dan teror yang sempat diterima Shukri. Bahkan, ia nyaris ditangkap aparat keamanan setempat, yang merupakan suruhan Najib. Rupanya apa yang dialami KPK Malaysia gak jauh berbeda dengan KPK di Indonesia.

Penasaran apa aja yang disampaikan Ketua KPK baru Malaysia ini? 

1. Teror mulai dirasakan saat KPK Malaysia akan menetapkan Najib Tun Razak sebagai tersangka kasus korupsi

Curhat Ketua KPK Malaysia saat Akan Memproses Dugaan Korupsi Najib Tun Razakwww.thestar.com.my

Dalam jumpa pers yang digelar pagi tadi, Shukri mengatakan, teror mulai ia rasakan ketika mantan bosnya 2015 lalu, Ketua KPK Malaysia Tan Sri Abu Kassim Mohamed, berencana menetapkan Najib sebagai tersangka dalam kasus korupsi 1MDB. 

Dikutip dari laman The Star edisi hari ini, Shukri sempat menanyakan kepada mantan bosnya itu, apakah siap dengan segala risikonya ketika mengumumkan seorang PM berkuasa sebagai tersangka kasus korupsi? Sebab, konsekuensinya, bisa-bisa ia dan mantan bosnya itu langsung dipecat Najib ketika itu. 

"Kalau saya pribadi gak masalah. Karena saya bersedia melakukannya demi negara ini," ujar Shukri, Selasa (22/5). 

Yang dikhawatirkan pun terjadi. Saat akan mengumumkan Najib sebagai tersangka kasus korupsi pada Juli 2016 lalu, tiba-tiba Jaksa Agung yang menangani kasus tersebut dipecat Najib. 

Sementara, di saat yang bersamaan, Najib juga memecat beberapa pejabat seperti Deputi PM Muhyiddin Yassin serta Menteri Desa dan Pembangunan Regional Mohd Safie Apdal, yang juga sering mempertanyakan soal kasus dugaan korupsi di perusahaan 1MDB. 

Nasib Abu Kassim pun sudah bisa ditebak. Ia juga dipecat dan digantikan Dzulkifli Ahmad. 

Baca juga: Anwar Ibrahim: Malaysia Terinspirasi Reformasi di Indonesia

2. Mantan Wakil Ketua KPK Malaysia sempat pergi ke Amerika Serikat

Curhat Ketua KPK Malaysia saat Akan Memproses Dugaan Korupsi Najib Tun RazakIDN Times/Sukma Shakti

Melihat situasi yang demikian genting, Shukri akhirnya memutuskan berangkat ke Amerika Serikat dan meminta pertolongan di sana. Khawatir perjalanannya akan diganggu, ia sempat memberikan informasi keliru secara sengaja. Ia mengatakan akan berangkat ke Arab Saudi, bukan ke AS.

Instingnya tepat, sebab ia mendengar, sudah ada orang yang siap menahannya di Jeddah, Arab Saudi, begitu pesawatnya mendarat. Akhirnya, ia memutuskan berangkat ke Washington DC pada 31 Juli 2016. 

Tetapi, begitu ia tiba di Washington DC pun, teror gak berhenti. Tim KPK Malaysia yang berada di Amerika Serikat melihat ada beberapa orang yang kerap menguntit Shukri. 

"Tim saya berhasil mengabadikan foto beberapa orang yang mengikuti saya (di Washington). Kemudian, foto itu saya kirimkan ke Wakil Ketua KPK bidang operasi Azam Baki. Saya minta dia agar mengirimkan foto itu ke Inspektur Jenderal-Polisi," kata dia. 

Karena merasa gak aman di Washington, dia kemudian terbang ke New York dan bertemu dengan rekannya di sana. Alhasil, ia kemudian didampingi tiga pengawal yang selalu menjaganya. 

Dari sana, ia kemudian kembali terbang ke Washington untuk bekerja sama dengan otoritas AS, mencari petunjuk dalam kasus korupsi 1MDB. 

3. Ketua KPK Malaysia pernah dituding sebagai pengkhianat negara

Curhat Ketua KPK Malaysia saat Akan Memproses Dugaan Korupsi Najib Tun Razakmetro.co.uk

Shukri mengakui gak mudah memang untuk memproses secara hukum pejabat yang tengah berkuasa. Berbagai kendala dan ancaman terus ia dapati. 

Mulai dari saksi-saksinya yang tiba-tiba menghilang. Ia diancam akan dipecat bahkan akan dikirim ke divisi pelatihan. Ia mendapatkan perlakuan demikian, lantaran sikapnya yang ingin menelusuri kasus korupsi yang diduga melibatkan Najib, dianggap sebagai bentuk pengkhianatan. Shukri sempat dituding ingin menggulingkan Kerajaan Malaysia.

"Lagipula, apa kuasa yang saya punya untuk menjatuhkan Kerajaan?," tanya Shukri. 

Baca juga: Berkoalisi dengan Mahathir, Anwar Ibrahim: Bukan Karena Dendam Terhadap Najib

4. Saat Shukri berada di Amerika Serikat, anak buahnya di Malaysia ditangkap oleh Pemerintahan Najib

Curhat Ketua KPK Malaysia saat Akan Memproses Dugaan Korupsi Najib Tun Razakscmp.com

Shukri tidak dapat membendung air matanya, ketika mengenang kembali bagaimana anak buahnya justru ditangkapi saat ia tengah berada di Amerika Serikat. Ia merasa tidak berdaya dan frustasi karena gagal melindungi anak buahnya. 

"Saya menangis di depan orang-orang kulit putih (di Amerika Serikat). Pegawai saya dan saya dituduh berkonspirasi untuk menggulingkan pemerintahan (Barisan Nasional)," kata dia. 

Pada akhirnya, Shukri bisa pensiun di usia 56 tahun. Ia telah bekerja di MACC selama 32 tahun. Shukri masuk ke MACC pada 1984 di posisi penyidik, usai lulus dari Universitas Kebangsaan Malaysia. Posisinya yang paling tinggi yakni menjadi Wakil Ketua KPK bidang operasional. 

Kini, Perdana Menteri Mahathir Muhammad menunjuk Shukri menjadi Ketua KPK Malaysia. Semula, ia mengaku merasa berat karena ia ingin menikmati waktu pensiunnya. Tetapi, melihat pria yang dijuluki Dr M dan sudah berusia 93 tahun masih semangat memimpin Malaysia, maka ia pun bersedia menduduki posisi tersebut. 

"Jadi, saya kembali untuk menyelesaikan apa yang sudah saya mulai," katanya seperti dikutip laman Channel News Asia hari ini. 

5. Najib datang ke gedung KPK Malaysia bukan untuk ditahan 

Curhat Ketua KPK Malaysia saat Akan Memproses Dugaan Korupsi Najib Tun Razakmalaymail.com

Sementara, mantan PM Najib hari ini memenuhi panggilan penyidik KPK Malaysia untuk hadir ke gedung anti rasuah itu. Ia tiba sekitar pukul 10.00 waktu setempat. Namun, Shukri memastikan mereka tak langsung menahan Najib. 

"Dia dipanggil untuk diperiksa terkait perusahaan SRC International dan bukan agar KPK Malaysia dapat menahannya," kata Shukri. 

Baca juga: Dicekal, Najib Tun Razak Gak Jadi Berlibur ke Indonesia

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya