Bimanesh Sutarjo Klaim Masih Jadi Dokter Walau Terjerat Kasus Setya Novanto

Bimanesh mengklaim IDI tak menemukan adanya pelanggaran kode etik

Jakarta, IDN Times - Dokter tamu RS Medika Permata Hijau, Bimanesh Sutarjo akhirnya mulai buka suara soal kasus perintangan untuk menyidik Setya Novanto pada (16/11/2017). Bimanesh resmi ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada (12/1) karena diduga keras bekerja sama dengan pengacara Fredrich Yunadi untuk menghalangi penyidik agar tak menangkap Novanto. 

Kepada media, Bimanesh sejak awal gak paham apa yang dimaksud dengan berupaya menghalangi penyidik untuk menahan mantan Ketua DPR itu. Sebab, yang selama ini dilakukannya semata-mata hanya prosedur yang dilakukan dokter untuk merawat pasiennya. 

"Sampai hari ini, saya gak paham di bagian mana saya dianggap menghalang-halangi. Tapi, itu kan bukan urusan saya. Saat ini saat berbicara adanya dugaan keterlibatan rumah sakit (yang ingin merawat Setya Novanto)," kata Bimanesh usai sidang pada Senin (16/4) di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat. 

Ia mengaku perlu angkat bicara saat ini karena rumah sakit tempatnya bekerja, Medika Permata Hijau tengah mengatur skenario agar ia satu-satunya yang bertanggung jawab telah merawat Novanto. Apalagi pada tahun lalu, Novanto tengah menjadi buronan lembaga anti rasuah. 

Apa lagi yang disampaikan Bimanesh kali pertama kepada media? 

1. Merasa dikorbankan oleh RS Medika Permata Hijau karena rumah sakit terancam ditutup 

Bimanesh Sutarjo Klaim Masih Jadi Dokter Walau Terjerat Kasus Setya NovantoANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Dokter yang sempat bertugas di RS Polri itu mengungkap kalau ia dikorbankan oleh RS Medika Permata Hijau. Sebab, kalau sampai terbukti rumah sakit ikut terlibat dalam upaya untuk menghalang-halangi penyidik KPK menahan Setya Novanto, maka rumah sakit itu akan ditutup oleh Kementerian Kesehatan. 

"Pihak rumah sakit telah bekerja sama dengan dr. Michael (dokter jaga Instalasi Gawat Darurat) dan para perawat untuk menyelamatkan citra buruk rumah sakit yang terancam dengan dicabutnya izin operasi rumah sakit. Sebab, sebetulnya yang berkeinginan untuk memasukan Setya Novanto adalah pihak rumah sakit," ujar Bimanesh kemarin. 

Ia mendasarkan tuduhan tersebut pada kronologi mulai dirawatnya mantan Ketua DPR itu ke rumah sakit pada (16/11/2017) malam. dr. Alia yang bertindak sebagai Plt Manajer Pelayanan Medis justru menghubungi Direktur Utama RS, Hafil untuk berkonsultasi. Hafil diketahui tengah berada di Melbourne, Australia untuk mengikuti sebuah konferensi. 

Padahal, menurut kesaksian Alia, ia merasa perlu berkonsultasi dengan Hafil lantaran tahu kalau calon pasiennya itu adalah Novanto yang tengah menjadi buronan KPK. 

Bimanesh mencoba untuk menimpakan semua kesalahan kepada Alia. Sementara, dalam surat dakwaan yang disusun oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU), justru Bimanesh lah yang menghubungi Alia dan mengatakan calon pasiennya akan masuk karena mengalami penyakit hipertensi berat. 

Kesalahan juga ditimpakan Bimanesh kepada perawat Indri Astuti yang merawat Novanto. Menurut surat dakwaan, Indri mengaku kepada penyidik diminta Bimanesh untuk menempelkan jarum infus di tangan Novanto. 

Tetapi, kemudian karena tidak sesuai SOP yang berlaku di dalam kedokteran, Indri tetap menusukan jarum infus ukuran anak-anak ke tangan Novanto. Itu ia lakukan atas inisiatifnya sendiri. 

"Ketika saya tanyakan ke dia (Indri) apa yang dimaksud dengan menempel infus, dia malah menjawab gak tahu. Ya, itu kan dia sendiri yang bilang. Memang ada ucapan saya yang menyebut harus ditempel?," katanya lagi. 

Baca juga: Ini Lho Cara Dokter Bimanesh Agar Setya Novanto Dapat Dirawat di Rumah Sakit

2. Bantah pernah memeriksa Setya Novanto sebelumnya 

Bimanesh Sutarjo Klaim Masih Jadi Dokter Walau Terjerat Kasus Setya NovantoANTARA FOTO/Galih Pradipta

Bimanesh menjelaskan kalau ia tidak pernah memeriksa Novanto sebelumnya. Ia baru kali pertama merawat Novanto ketika mantan Ketua Umum Partai Golkar tersebut masuk usai mengalami tabrakan di area Permata Hijau. 

"Gak pernah. Seumur hidup saya gak pernah (merawat Setya Novanto)," kata dia. 

Walaupun ia tidak membantah memang mengenal Fredrich Yunadi, tapi itu sudah terjadi belasan tahun lalu. Senada, IDN Times juga pernah mengonfirmasi hal tersebut kepada Fredrich dan ia pun tidak membantahnya. 

"Dulu, berapa belas tahun yang lalu (saya kenal Fredrich). Itu juga atas dasar diskusi makanya memilih saya sebagai dokter penyakit ginjal yang merawat Pak Novanto. Itu kan gak ada masalah, orang bisa menunjuk siapa saja," ujar Bimanesh. 

Apalagi sebagai seorang dokter, Bimanesh tidak bisa menolak permintaan pasien. Lalu, mengapa Bimanesh baru mengatakan hal itu sekarang? 

"Karena saya ingin meluruskan pemberitaan di media. Saya baru berbicara sekarang, karena kan sidangnya baru dimulai," kata dia lagi. 

3. Bimanesh membantah seluruh isi surat dakwaan yang disusun oleh jaksa

Bimanesh Sutarjo Klaim Masih Jadi Dokter Walau Terjerat Kasus Setya NovantoANTARA FOTO/Galih Pradipta

Kemarin ia juga membantah seluruh isi dakwaan yang disusun oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU). Menurutnya, apa yang tertulis di dalam surat dakwaan itu tidak sesuai dengan peristiwa yang sesungguhnya terjadi. 

Menurutnya, pengalaman 38 tahun menjadi dokter tidak mungkin ia mangkir dari SOP yang sudah ada. Jadi, ia membantah telah membuat surat pengantar bagi Novanto. Apalagi ketika surat tersebut dibuat, Novanto belum tiba di rumah sakit. 

"Coba Anda pikirkan, mungkin gak saya membuat surat tanpa ada orangnya? Bisa dibayangkan, masak saya menyimpang dari kebiasaan sehari-hari? Saksi di persidangan juga membantah saya yang meminta agar Pak Novanto langsung dibawa ke ruang perawatan di lantai tiga, tanpa melalui IGD," katanya lagi. 

Ia pun merawat Novanto karena diminta oleh pihak rumah sakit. Bimanesh turut menyalahkan dr. Michael Chia Cahaya karena menolak untuk merawat Novanto ketika ia sudah masuk ke IGD. 

Tetapi, di dalam keterangannya di persidangan, Michael menolak untuk merawat mantan Ketua Umum Partai Golkar tersebut lantaran sudah diminta oleh Fredrich Yunadi agar menulis diagnosa berisi kecelakaan. Padahal, diperiksa pun belum. 

Baca juga: Ajukan Jadi Justice Collaborator, Pengakuan Dokter Bimanesh Masih Separuh Hati

4. Mengklaim masih mengantongi izin praktik sebagai dokter

Bimanesh Sutarjo Klaim Masih Jadi Dokter Walau Terjerat Kasus Setya Novanto.fajar.co.id

Hal lain yang ia klaim yakni ia masih praktik sebagai dokter spesialis penyakit dalam. Padahal, sempat muncul rumor kalau izinnya akan dicabut Ikatan Dokter Indonesia (IDI) lantaran sudah ditahan oleh KPK. 

Namun, nyatanya, Bimanesh justru menyampaikan hal sebaliknya. Ia mengklaim IDI menyatakan Bimanesh masih layak berpraktik sebagai dokter. 

"Saya sudah diperiksa di MKEK (Majelis Kehormatan Etik Kedokteran) Ikatan Dokter Indonesia seminggu sebelum terjadi peristiwa ini (ditahan). Saya sempat dipanggil dan hadir di sidang itu. Sementara, dokter Hafil (Direktur Rumah Sakit) malah tidak hadir," katanya. 

Hasil sidang itu, kata Bimanesh, MKEK menyatakannya tidak melakukan pelanggaran kode etik kedokteran. 

5. Bantah merawat Setya Novanto karena ditekan

Bimanesh Sutarjo Klaim Masih Jadi Dokter Walau Terjerat Kasus Setya NovantoANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Menurut Bimanesh ia bersedia merawat Novanto murni karena hubungan profesional antara dokter dengan pasien. Sebagai seorang petugas medis ia tidak bisa menolak pasien yang masuk. 

"Jadi, bukan karena ditekan ya. Itu merupakan tanggung jawab profesi. Selanjutnya, bagaimana orang itu masuk ke rumah sakit dan dicarikan kamar, itu urusan pihak rumah sakit. Logikanya begitu," kata Bimanesh. 

Sidang lanjutan akan digelar kembali pada Senin (24/4) masih dengan agenda pemeriksaan saksi. 

Baca juga: Lima Peranan Penting Dokter Bimanesh dalam Drama Sakit Setya Novanto

 

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya