5 Tip Bagaimana Jadi Diplomat Zaman Now Ala Presiden Jokowi

Jokowi berpesan kepada diplomat agar mereka gak minder mewakili Indonesia

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo membuka secara resmi rapat kerja kepala perwakilan Indonesia di luar negeri di kantor Kemenlu pada Senin (12/02). Raker diselenggarakan setiap tahun untuk memberikan pengarahan secara menyeluruh mengenai kebijakan luar negeri Indonesia kepada para Duta Besar dan Konsul Jenderal. 

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan ada 134 perwakilan Duta Besar yang mengikuti raker pada tahun ini. Yang unik, raker tahun 2018 mengambil tema "Diplomasi Zaman Now" yang bermakna bagaimana seorang diplomat selalu menyesuaikan diri dengan beragam tantangan. 

Berikut lima tip yang disampaikan Presiden Jokowi agar bisa menjadi diplomat zaman now yang mewakili kepentingan Indonesia di tingkat dunia: 

1. Diplomasi yang menghasilkan uang

5 Tip Bagaimana Jadi Diplomat Zaman Now Ala Presiden JokowiKementerian Luar Negeri

Presiden Jokowi mengingatkan kepada para Duta Besar dan Konsul Jenderal agar melakukan berbagai upaya diplomasi yang dapat menghasilkan uang, bukan malah sebaliknya buang-buang uang. Sebanyak 250 juta rakyat Indonesia berharap para diplomat mampu memperjuangkan kepentingan dan rakyat Indonesia di tingkat dunia. 

"Oleh sebab itu, pendekatan diplomasi Indonesia harus disesuaikan dengan tantangan zaman yang ada. Diplomasi yang dibutuhkan adalah yang cepat dan responsif. Bukan diplomasi yang membuang uang, melainkan yang menghasilkan uang," ujar Jokowi di Gedung Pancasila, Kemenlu. 

Baca juga: Saat Jokowi Berpura-pura Menjadi Jurnalis

2. Jangan inferior karena Indonesia negara besar

5 Tip Bagaimana Jadi Diplomat Zaman Now Ala Presiden JokowiKementerian Luar Negeri

Salah satu penyakit lama yang dilihat Jokowi dari rakyat Indonesia bahkan termasuk para diplomat yakni sering kali merasa inferior ketika berhadapan dengan negara-negara besar lainnya. Padahal, kalau dilihat dari ukuran dan letak geografis, Indonesia termasuk negara besar, bahkan paling besar di kawasan Asia Tenggara. 

"Kita ini negara besar, sudah masuk jajaran negara G20. Saya sudah sampaikan kepada Bu Menlu dan seluruh Menteri, bahwa kita itu sudah tidak perlu lagi mencari-cari bantuan, seharusnya Indonesia malah sudah bisa membantu dan membantu," kata pria yang pernah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta itu. 

Bukti lain yang disampaikan oleh Jokowi bahwa Indonesia negara besar yakni dari segi pertumbuhan ekonomi, Indonesia berada di peringkat ketiga di jajaran negara G20. Begitu pula nilai PDB Indonesia. 

"Kalau sudah menjadi negara besar tapi ngerasa gak punya terus, lalu gimana? Masih saja merasa pesimis," kata dia. 

Lantaran merasa mewakili negara besar, Jokowi selalu berpesan kepada Menlu Retno, kalau ia menghadiri pertemuan tingkat internasional, ia hanya mau duduk saat sesi makan malam di samping tuan rumah yang menyelenggarakan acara. 

"Karena kita ini negara besar. Jangan duduk di pojokan, gak mau saya. Kalau saat berfoto, kalau tidak persis di sampingnya, ya di sela satu orang gak apa-apa," tutur Jokowi berapi-api. 

3. Siap memberikan bantuan bagi negara lain 

5 Tip Bagaimana Jadi Diplomat Zaman Now Ala Presiden JokowiSetkab.go.id

Konsekuensi menjadi negara besar dan juga memiliki perekonomian yang cukup baik yakni tidak lagi tangan berada di bawah atau meminta bantuan. Malah, Jokowi mendorong agar Indonesia lebih banyak memberi bantuan bagi negara-negara lain yang membutuhkan. 

"Negara gede kita ini. Untuk menunjukkan itu ya jangan lagi mencari bantuan-bantuan. Gak saya sampaikan, kita akan bantu negara yang membutuhkan bantuan," ujar Jokowi menegaskan. 

Contoh nyata bantuan diberikan ke Bangladesh dan Myanmar. Indonesia mengirimkan bantuan ke Bangladesh dalam bentuk tenda, selimut dan peralatan tenda bagi warga Rohingya yang terpaksa mengungsi ke sana akibat dipersekusi. Sementara, bantuan juga diberikan ke Myanmar, agar bisa tercipta perdamaian di negara tersebut. 

Indonesia juga pernah mengirimkan bantuan kemanusiaan bagi Vanuatu ketika dilanda gempa pada tahun 2015. Bantuan pun pernah dikirim ke Filipina, ketika mereka dilanda badai topan Haiyan pada 2013 lalu. 

"Tapi, pada kenyataannya kita sering kali sudah menjadi negara gede malah selalu gak merasa punya, gimana? Merasa pesimistis terus," tutur dia.

4. Manfaatkan pasar non tradisional

5 Tip Bagaimana Jadi Diplomat Zaman Now Ala Presiden JokowiIDN Times/Sukma Shakti

Tip selanjutnya yang disampaikan oleh Jokowi yakni memanfaatkan potensi Indonesia untuk dijual ke pasar-pasar non tradisional. Salah satu yang bisa dibidik, menurut Jokowi, adalah kawasan Asia Selatan. 

"Contoh Pakistan. Penduduknya gede sekali, hampir 210 juta. Ini sebuah pasar yang besar. Padahal hubungan dengan kita baik sekali. Jangan memandang sebelah mata potensi pasar yang seperti itu," kata Jokowi. 

Potensi pasar lainnya yang tidak kalah besar adalah Bangladesh. Mereka memiliki penduduk dengan jumlah 160 juta dan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. 

"Sayangnya, ini tidak pernah digarap secara serius," katanya.  

Jokowi kemudian mendorong agar semua Dubes dan Konsul Jenderal mengambil berbagai peluang untuk memasarkan produk Indonesia, salah satunya melalui pameran. Tapi, ada catatannya. Sebagai negara besar, mantan Wali Kota Solo itu berpesan tidak ingin hanya membuka dua stand saja. 

"Kalau perlu Indonesia beli 50 stand dan diletakan di dekat pintu gerbang. Jangan malah beli stand tapi di dekat toilet. Kalau standnya kecil lebih baik gak usah ikut. Kalau misal kekeuh juga ikut, itu namanya cari proyek," kata Jokowi yang diikuti tawa para hadirin. 

Cara lainnya yakni dengan mendatangkan sebanyak-banyaknya calon pembeli ke acara Indonesia Trade Expo. Dengan begitu, maka akan semakin banyak calon investor yang ingin membenamkan uangnya di Indonesia.

Ia berharap dengan memaksimalkan potensi yang ada, akan terdapat peningkatan investasi dan ekspor. Maka, ujung-ujungnya pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa ikut terkerek. 

5. Semua pengurusan dokumen di KBRI harus rampung dalam hitungan jam

5 Tip Bagaimana Jadi Diplomat Zaman Now Ala Presiden Jokowiwww.twitter.com/@Portal_Kemlu_RI

Hal lain yang digaris bawahi Jokowi yakni soal pengurusan dokumen di kantor perwakilan KBRI atau Konsul Jenderal harus cepat rampung. Standarnya tidak lagi minggu, namun harus bisa rampung dalam hitungan jam. Jokowi mengungkit hal ini, karena ia kerap mendapat keluhan dari WNI yang bermukim di luar negeri terkait hal tersebut. 

"Itu sudah gak zamannya lagi. Ngurus sesuatu di kedutaan kita sebulan dua bulan, seminggu dua minggu, itu sudah gak zamannya lagi. Saya ingin kedutaan kita menjadi contoh untuk instansi lain," tutur Jokowi. 

Ia menyarankan agar semua kantor KBRI dan Konsul Jenderal menggunakan aplikasi. Tujuannya agar semua permasalahan dapat segera rampung. 

"Terakhir, saya ke mana ya (ke luar negeri), lalu saya disampaikan dokumennya sudah selesai dalam waktu satu minggu. Kok seminggu aja dibanggakan? Ini Pak Dubesnya jadul banget. Tadinya mau langsung saya skak mat, tapi gak deh," katanya yang disambut tawa. 

Jokowi yakin membuat aplikasi untuk menyimpan pangkalan data mengenai WNI yang bermukim atau melancong ke luar negeri mudah dilakukan. Itu pula yang dilakukan oleh Kemenlu. Mereka menjawab tantangan Jokowi dengan meluncurkan portal peduliwni.go.id

Direktur Perlindungan WNI Kemenlu, Lalu Muhammad Iqbal mengatakan portal tersebut akan mulai berfungsi pada Maret mendatang. 

"Namanya Sistem Informasi Pelayanan dan Perlindungan WNI di Luar Negeri. Itu sudah terintegrasi dengan data yang ada di pusat. Semua pelayanan itu nantinya satu business process. Nanti di semua kantor perwakilan cara memasukan datanya sama, bahkan masyarakat yang sudah aware internet, bisa apply dari rumah. Persyaratan-persyaratan itu bisa diunggah di rumah, sehingga begitu tiba di negara asal, tinggal ambil berkas di kedutaan setempat," kata Iqbal yang ditemui di Kemenlu. 

Oleh sebab itu, Iqbal mengimbau kepada WNI yang akan melancong atau sudah bermukim di luar negeri untuk melakukan lapor diri. Usai melapor, mereka akan mendapatkan NIK dan bisa mendapatkan semua fasilitas pelayanan bagi WNI.

"Bagi yang belum, maka akan dipersilakan ke loket lapor diri. Proses ini cukup dilakukan sekali seumur hidup," tutur Iqbal. 

Baca juga: 3 Cerita Lucu saat Kunjungan Jokowi ke Afghanistan

Topik:

Berita Terkini Lainnya