5 Hal Unik dari Pilkada Papua

#Pilkada 2018 di Papua dimasukan ke dalam kategori daerah yang rawan konflik

Jakarta, IDN Times - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 serentak akan digelar dalam waktu tiga bulan lagi. Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan 27 Juni 2018 sebagai hari pencoblosan.

Pilkada tahun ini akan menjadi pesta demokrasi yang besar, sebab diadakan secara serentak di 171 daerah, terdiri dari 17 provinsi, 115 kabupaten dan 39 kota. Nah, masalahnya belum semua pemilih mengenal betul siapa calon kepala daerah yang berlaga usai ditetapkan pada 12 Februari lalu. 

Untuk itu kami akan menyajikan informasi seputar daerah peserta Pilkada 2018 dalam artikel berseri. Kali ini, kami akan menyajikan semua hal menarik yang perlu kamu tahu tentang Pilkada 2018 di Papua. 

Situasi keamanan di Papua yang dinamis membuat Kementerian Dalam Negeri memasukan provinsi yang berlokasi paling timur itu ke daftar prediksi salah satu provinsi dengan pilkada paling rawan. Area lainnya yang memiliki kerawanan tinggi dan berpotensi ricuh selama Pilkada yakni Mimika, Paniai, Jayawijaya, Puncak, Timor Tengah Selatan, Maluku, Konawe, NTT, Sulawesi Selatan, Jawa Timur dan Kalimantan Barat. 

Nah, kalian calon pemilih di Pilkada Papua sudah tahu siapa aja yang berlaga dan apa saja program mereka? Yuk, kenali lebih jauh Pilkada di Papua pada tahun ini. 

 

1. Ada 3,3 juta pemilih Papua

5 Hal Unik dari Pilkada PapuaIDN Times/Sukma Shakti

Berdasarkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) ada 3.336.144 orang yang akan mengikuti Pilkada serentak di Papua. Jutaan nama itu akan diverifikasi oleh KPU Papua pada 20 Januari hingga 18 Februari 2018. Verifikasi dilakukan untuk mencocokan data di DPT dengan kenyataan di lapangan. 

Jadi, kalau kamu warga Papua yang sudah berhak memilih, pastikan namamu ada di dalam DPT ya, guys!

Baca juga: 5 Hal Menarik Ini Cuma Ada di Pilkada NTT

2. Masih banyak calon pemilih belum memiliki KTP Elektronik

5 Hal Unik dari Pilkada PapuaIDN Times/Sukma Shakti

Walaupun jumlah DPT sudah diketahui, tapi pada kenyataannya ada 70 persen yang belum punya KTP Elektronik lho! Data ini diperoleh dari Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem). Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraini mempertanyakan soal kesiapan KPU dalam menyelenggarakan pilkada serentak di Papua. Sebab, untuk bisa mendapatkan hak pilih, maka warga harus memiliki KTP Elektronik atau surat keterangan pengganti.

Ia mengingatkan agar jangan sampai kembali terjadi peristiwa di Pilpres 2014 lalu yang bergulir hingga ke Mahkamah Konstitusi. 

"Saat itu, hasil Pilpres 2014 yang dibawa ke MK adalah Papua, terkait pemutakhiran suara pemilih dan sistem noken, di mana ada suara salah satu paslon yang nol," ujar Titi di kantor KPU pada akhir Januari lalu. 

Anggota KPU Ilham Saputra mengatakan institusinya sudah mendesak agar masyarakat Papua segera melakukan proses perekaman KTP Elektronik secara bersama-sama karena sudah masuk ke tahapan Pilkada. Nah, buat kamu di Papua yang belum punya KTP Elektronik, segera deh ke kantor kelurahan terdekat untuk mendaftar. 

3. Papua memilih dengan sistem budaya asli

5 Hal Unik dari Pilkada PapuaIDN Times/Sukma Shakti

Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraini mengatakan salah satu pemicu terjadinya konflik dalam Pilkada Papua yakni adanya penggunaan budaya asli Papua atau yang disebut Sistem Noken. Sistem tersebut telah disahkan melalui putusan Mahkamah Konstitusi nomor 47/81/PHPU.A/VII/2009. 

Ia menjelaskan ada dua mekanisme penggunaan sistem noken. Pertama, penggunaan noken untuk menggantikan kotak suara. Surat suara diletakan di dalam tas noken yang biasanya dipegang oleh para saksi dari pasangan calon. 

Kedua, sistem noken di mana kepala suku memilih untuk dan atas nama pemilih di kelompok sukunya. Masalahnya, kedua mekanisme ini tidak bersifat rahasia.

"Jadi, bukan pemilihan langsung yang rahasia, di mana satu orang-satu suara-satu nilai. Tetapi, pemilihan konsensus yang biasanya berdasarkan kesepakatan atau keputusan bersama di suatu suku yang diwakili melalui kepala suku," kata dia.

Titi mengatakan, karena tidak bersifat rahasia, sistem tersebut sangat rawan kecurangan. Maka, tak heran kalau pelaksanaan sistem noken sering berujung ke perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi. 

4. Diikuti di tingkat provinsi dan enam kabupaten

5 Hal Unik dari Pilkada PapuaIDN Times/Sukma Shakti

Dalam Pilkada serentak di Papua tahun ini, warga akan memilih Gubernur dan enam bupati baru. Kabupaten yang mengikuti Pilkada yaitu Paniai, Puncak, Deiyai, Jayawijaya, Biak Numfor dan Mimika. 

Tapi seperti yang sudah disebut sebelumnya, Pilkada Papua ini rawan konflik. Selain punya potensi besar akan berakhir ricuh dan bisa jatuh korban, ada juga ancaman dari kelompok kriminal bersenjata. 

Oleh sebab itu, Kapolda Papua Irjen (Pol) Boy Rafli Amar mengatakan telah berupaya untuk mengantisipasi pergerakan kelompok tersebut. Salah satu caranya dengan melakukan pemetaan dan dialog dengan tokoh-tokoh kelompok tersebut.

Jadi, gak perlu khawatir ya guys. Semoga saja Pilkada bisa berjalan dengan aman dan lancar. 

5. Siapa saja yang akan maju dalam Pilkada kali ini?

5 Hal Unik dari Pilkada PapuaIDN Times/Sukma Shakti

Dalam Pilkada kali ini hanya ada dua pasang bakal calon gubernur dan calon wakil gubernur yang berlaga. Mereka adalah pasangan petahana Lukas Enembe dan Klemen Tinal serta John Wempi Wetipo dan Habel Melkias Suwae. 

Sebelumnya, sempat ada satu pasang calon lainnya, yakni Ones Pahabol dan Petrus Yoram Mambai. Namun, KPU Provinsi Papua menolak pendaftaran calon ini, karena kurang memenuhi persyaratan. 

Sebagai paslon petahana, mereka diusung oleh sembilan partai politik dengan total 42 kursi di DPRD. Sembilan parpol pendukung mereka yakni Partai Demokrat (16 kursi), Partai Golkar (6 kursi), Partai Hanura (5 kursi), PKB (5 kursi), Partai Nasdem (3 kursi), PKS (3 kursi), PAN (2 kursi), PKPI (2 kursi) dan PPP (1 kursi).

Sedangkan paslon Ones Pahabol dan Petrus Yoram Mambai hanya diusung oleh dua parpol dengan total 13 jursi di DPRD. Kedua parpol itu yakni PDI Perjuangan (6 kursi) dan Partai Gerindra (7 kursi). 

Pengambilan nomor urut pun sudah dilakukan. Paslon petahana mendapatkan nomor urut 1, sedangkan pasangan John Wempi-Habel Melkias mengambil nomor urut 2. 

Topik:

Berita Terkini Lainnya