Warga Banyuwangi Tadarus dengan Al Quran Raksasa

Yuk, ke Masjid Baiturrahman...

Berbuat positif dan beribadah di bulan Ramadan akan mendapat pahala yang berlipat ganda. Tak heran, banyak orang yang berlomba-lomba berbuat baik dan menambah tabungan ibadahnya. Salah satunya dengan tadarus Al Quran. 

Namun, ada yang berbeda dengan tadarus di Banyuwangi, tepatnya di Masjid Baiturrahman. Al-Quran yang digunakan untuk tadarus di masjid ini adalah Al-Quran raksasa. Lalu, bagaimana ya cara tadarusnya dengan Al-Quran ini?

Tadarus dengan Al-Quran raksasa sejak tahun 2010.

Warga Banyuwangi Tadarus dengan Al Quran Raksasainfobanyuwangi.com

Al-Quran ini memiliki tinggi 210 cm dan lebar 140 cm. Tak heran jika disebut sebagai Al-Quran raksasa. Masyarakat sekitar ternyata telah menggunakan sejak tahun 2010. Membacanya pun dilakukan secara bersama-sama.

Pembuatan Al-Quran telah menghabiskan 32 dus spidol.

Warga Banyuwangi Tadarus dengan Al Quran Raksasamerdeka.com

Sekretaris Umum Masjid Baiturrahman, Iwan Aziez Siswanti, mengatakan bahwa Al-Quran tersebut ditulis tangan oleh Drs. H. Abdul Karim. Beliau berasal dari Pondok pesantren Bustanul-Makmur Genteng. Pembuatan Al-Quran ini telah menghabiskan 32 dus spidol dengan kualitas terbaik dan tinta sebanyak lebih dari 40 dus. Kertas yang digunakan pun khusus dari Jepang, agar tidak mudah robek dan dimakan rayap.

Baca Juga: 9 Serba-serbi Ramadan yang Harus Kamu Tahu!

Biaya pembuatan Al-Quran mencapai Rp 183 juta.

Warga Banyuwangi Tadarus dengan Al Quran Raksasapinkmosques.com

Pembuatan Al-Quran ini menggunakan anggaran APBD sekitar Rp 183 juta. Butuh waktu kurang lebih enam bulan untuk menyelesaikan pembuatan Al Quran.

Dibutuhkan minimal 7 jamaah saat hendak melakukan tadarus.

Warga Banyuwangi Tadarus dengan Al Quran Raksasakompas.com

Al-Quran ini hanya dibuka dan digunakan di bulan Ramadan atau peringatan hari besar Islam lainnya. Biasanya ada 7 jamaah yang membacanya secara bergantian. Saat tadarus berlangsung, pembaca utama akan duduk di kursi yang telah disediakan. Kursi ini berada tepat di depan Al-Quran ini. Dua orang lainnya mengambil posisi di sisi kanan dan kiri yang bertugas untuk membantu pembaca utama membuka lembaran Al-Quran. Hal ini dilakukan agar Al-Quran tidak sobek dan tetap terawat. Jamaah sisanya duduk di lantai yang berdekatan dengan Al-Quran untuk menyimak.

Tentunya Al-Quran ini dibuat bukan untuk mencari sensasi. Melainkan sebagai motivasi agar masyarakat sekitar lebih bersemangat saat melakukan tadarus. Selain itu, bisa memudahkan para orang tua yang telah memiliki penglihatan kurang normal. Banyak juga orang dari luar Banyuwangi yang datang ke Masjid Baiturrahman untuk menyaksikan Al-Quran raksasa ini.

Baca Juga: Alasan Kenapa Kamu Harus Optimis Bisa Khatam Al-Quran di Ramadan Tahun Ini!

Topik:

Berita Terkini Lainnya