Upaya Rekonsiliasi, Pemuda Belanda Akan Tabur Bunga di Makam Pahlawan

Pertama dalam sejarah

Delegasi generasi muda Belanda rencananya akan melakukan kegiatan tabur bunga di makam pahlawan tak dikenal yang tewas dalam pertempuran Surabaya tahun 1945. Kegiatan ini rencananya akan dilakukan pada hari Jumat (10/11) sore di Taman Makam Pahlawan Sepuluh Nopember Surabaya. Kegiatan tersebut rencananya juga akan dibuka dengan seremonial terompet dan upacara militer dari Garnisun Surabaya.

"Ini akan menjadi sejarah, pertama kalinya generasi muda Belanda menaruh bunga dan berdoa di atas makam pahlawan yang gugur dalam pertempuran surabaya," kata pendiri Roodebrug Soerabaia, Ady Setyawan, dalam rilis yang diterima IDN Times, Kamis (9/11). Roodebrug Soerabaia adalah komunitas pecinta sejarah di Kota Pahlawan.

Dari pejabat Belanda hingga keluarga.

Upaya Rekonsiliasi, Pemuda Belanda Akan Tabur Bunga di Makam PahlawanIndotours.com

Kegiatan itu rencananya juga akan dihadiri oleh Robbert van de Rijdt, Direktur OGS (Taman Makam Kehormatan Belanda di Indonesia) serta beberapa keluarga tentara Belanda yang khusus datang dari negeri kincir. Sementara itu, di pihak Indonesia akan dihadiri komunitas Roodebrug dan undangan dari berbagai komunitas dan perorangan. 

Ady menilai bahwa kegiatan ini adalah sarana untuk rekonsiliasi antara kedua bangsa, khususnya di kalangan generasi muda. "Sudah waktunya generasi saat ini saling memberi penghormatan," tegas Ady.

Baca juga: Berkunjung ke Rumah WR Supratman, Saksi Akhir Hayat sang Maestro

Sempat jadi polemik di negeri Belanda. 

Upaya Rekonsiliasi, Pemuda Belanda Akan Tabur Bunga di Makam PahlawanIDN Times/Rudy Bastam

Kegiatan ini adalah kegiatan balasan terhadap kegiatan dari komunitas Roodebrug Soerabaia pada bulan Oktober lalu. Dalam kegiatan itu, anggota komunitas Roodebrug melakukan aksi tabur bunga di makam korban anak-anak Belanda yang turut terbunuh dalam pertempuran Surabaya.

Kegiatan komunitas Roodebrug itu kemudian menjadi viral di negeri Belanda. "Foto anggota komunitas Roodebrug yang menabur bunga itu bahkan sempat menjadi polemik di sana (Belanda)," ujar Heri Lentho, pegiat sejarah sekaligus pembina Roodeburg saat dikonfirmasi IDN Times.

Komunitas Roodeburg melihat peran sejarah untuk sarana pembelajaran supaya tak ada kesalahan yang terulang di masa depan. "Forgiven but not forgotten, saling memaafkan namun tidak untuk dilupakan," tegas Ady.

Baca juga: Peringati Hari Pahlawan, Ada "Perang" di Jalan Tunjungan

Topik:

Berita Terkini Lainnya