"Tak Hanya Estetika, Pembangunan Surabaya Juga Harus Siaga Banjir"

Cantik dan bebas banjir, itu paling ideal

Surabaya, IDN Times - Predikat Surabaya sebagai kota seribu taman nyatanya tidak serta-merta membuat kota itu menjadi bebas banjir. Hujan deras beberapa waktu lalu membuat beberapa titik di kota pahlawan itu menjadi tergenang selama kurang lebih 3 jam.

Melihat hal itu, pakar Pembangunan Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Haryo Sulistyo menyarankan pemerintah kota untuk tidak hanya melakukan pembangunan dengan mempercantik kota, melainkan juga melakukan pembangunan terencana.

"Jangan pernah membangun infrastruktur penanganan banjir secara parsial," ujarnya dalam Media Gathering di Kantor Bagian Humas Pemkot Surabaya, Jumat (8/12).  

Sudah diprediksi 7 tahun lalu. 

Tak Hanya Estetika, Pembangunan Surabaya Juga Harus Siaga BanjirIDN Times/Sukma Shakti

Haryo kemudian mengenang momen tujuh tahun lalu dalam kesempatan diskusi dengan pemerintah kota Surabaya. Dia mengatakan bahwa genangan air yang terjadi di sejumlah titik di Surabaya sudah diprediksi. "Apa yang kami prediksi tujuh tahun lalu itu terjadi. Kita tidak mengira karena memang kotanya sudah cantik," ujarnya. 

Pria yang juga berprofesi sebagai dosen itu juga menjelaskan tentang topografi kota Surabaya yang 30% nya adalah dataran di tengah kota. Sehingga ketika terjadi hujan, air kiriman, maupun banjir rob dari laut, air akan berpotensi menggenang ke pusat kota. 

Baca juga: APBD Disepakati Rp 9,1 triliun, Surabaya Fokus Penanganan Banjir

Soroti pembangunan saluran air yang setengah-setengah. 

Tak Hanya Estetika, Pembangunan Surabaya Juga Harus Siaga BanjirIDN Times/Rudy Bastam

Dalam kesempatan itu, Haryo juga berpendapat tentang pembangunan saluran-saluran air yang kurang terkoneksi terutama di pemukiman-pemukiman. Alhasil air yang harusnya lancar justru terhambat. 

Selain itu dia juga berpendapat bahwa pembangunan gedung dan bangunan di Surabaya harus memiliki kajian banjir. Tujauannya agar nantinya dapat difungsikan sebagai tempat penampungan air sementara sebelum ke saluran utama. 

Menanggapi hal itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko), Agus Sonhaji mengatakan bahwa pembangunan saluran air di Surabaya sudah terkoneksi dengan baik. 

"Kalau yang saluran besar itu pasti terkoneksi. Nah kalau yang di kampung-kampung, mungkin karena pembangunannya sendiri-sendiri maka jadinya tak terkoneksi sehingga menimbulkan genangan," ujarnya.

Baca juga: Musim Penghujan, Anies-Sandi Akan Terjun ke Lokasi Banjir

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya