Sudah Lama Ditutup, Dolly Akibatkan Kecanduan Seks pada Anak

Dampaknya pelik juga ya ternyata

Surabaya, IDN Times - Lokalisasi Dolly memang telah ditutup sejak tahun 2014 lalu. Namun hal itu tidak serta menghilangkan dampak negatifnya. Aktivitas kehidupan malam yang telah berlangsung puluhan tahun menyisakan permasalahan, salah satunya kecanduan seks pada anak-anak. Sebut saja Mawar, anak perempuan delapan tahun itu ditemukan oleh petugas Pemkot Surabaya mengalami kecanduan seks. 

1. Sekeluarga menderita TBC

Sudah Lama Ditutup, Dolly Akibatkan Kecanduan Seks pada AnakIlustrasi/futuready.com

Kisah ini berawal saat Dinas Pengendalian Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) mencari warga yang dalam kondisi sosial dan kesehatan yang buruk. Mereka kemudian menemukan satu keluarga yang menderita tuberkolusis (TBC). Si ibu lantas bercerita tentang anaknya yang memiliki perilaku seks menyimpang. 

“Kami kemudian lakukan outreach lebih dalam, dan melakukan koordinasi bersama puskesmas, untuk diberikan pengobatan. Saat ini juga sudah dilakukan pendampingan oleh psikolog,” terang Nanis Chairani, saat melakukan jumpa pers di Kantor Bagian Humas Pemkot Surabaya, Rabu, (17/1). 

2. Tinggal bersama nenek di kawasan eks lokalisasi Dolly

Sudah Lama Ditutup, Dolly Akibatkan Kecanduan Seks pada AnakIDN TVSeorang pedagang kaki lima melintas di daerah Putat Jaya, Ahad (15/10). Geliat ekonomi di sana kini tak lagi bergantung pada lokalisasi. 

Nanis mengatakan, perilaku Mawar didapatkan sejak usianya masih dua tahun. Kala itu Mawar tinggal bersama neneknya di kawasan eks lokalisasi Dolly bersama neneknya. 

Saat kembali tinggal bersama ibunya, barulah diketahui bahwa Mawar memiliki perilaku kecanduan berhubungan intim. Ia bahkan mempraktekkan perilakunya kepada adik-adiknya. 

"Dari pengakuan anak tersebut, ia diajari oleh orang dewasa, pada saat dia tinggal bersama dengan neneknya," ujar Nanis.

3. Pendampingan psikologi

Sudah Lama Ditutup, Dolly Akibatkan Kecanduan Seks pada AnakIDN Times/Sukma Shakti

Merespon hal ini, DP5A menggandeng Dinas Kesehatan untuk melakukan upaya pemulihan baik secara fisik dan mental. "Tujuan utamanya bagaimana supaya anak-anak bisa tumbuh berkembang dengan wajar dan bisa berprestasi," kata Nanis.

Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya juga ikut turun tangan dengan melakukan pendampingan baik pengobatan fisik maupun pendampingan psikologis.

"Untuk menangani pasien seperti ini, tidak hanya pasiennya saja, keluarganya pun kita ajak, juga kita gali dari psikolog," jelas Kadinkes Surabaya, Febria Rachmanita.

Baca juga: [VIDEO] Warga Dolly Terus Berjuang Cari Rupiah Halal

4. Laporkan bila melihat

Sudah Lama Ditutup, Dolly Akibatkan Kecanduan Seks pada Anakstatisticbrain.com

Selain melakukan sosialisasi langsung dan pengawasan, Pemerintah kota melalui dinas terkait juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak ragu dalam melapor. Bisa melalui Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (PPTP2A) atau Pusat Krisis Berbasis Masyarakat (PKBM) yang ada di setiap kecamatan. 

Selain itu Pemkot Surabaya juga telah menyediakan layanan Command Center 112 yang dapat diakses kapanpun. "Bisa juga langsung melalui DP5A, telpon Command Center 112, dan Puspaga (Pusat Pengaduan Seputar Masalah Keluarga), banyak hal konseling untuk menyelesaikan masalah-masalah anak ini," ujar Kabag Humas Pemkot, Muhammad Fikser yang ikut hadir dalam acara tersebut.

Baca juga: Kue Tart Gedung Siola & Prakarya Eks PSK Dolly Jadi Kado Ultah Risma

 

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya