Veteran Hadiri Penghormatan Warga Belanda Korban Perang

Harus saling menghormati meskipun dulu musuh di medan perang.

Surabaya, IDN Times - Upacara penghormatan para korban perang sejak 1942 hingga 1948 yang dikenal dengan nama Dodenherdenking dilaksanakan di Ereveld Kembang Kuning pada Jumat (4/5). Dibuka pada sekitar pukul 15.30 WIB, Dodenherdenking dihadiri tidak hanya oleh pihak Konsulat Jenderal Belanda di Surabaya, tapi sejumlah anggota kelompok veteran.

1. Pertama kalinya menjadi bagian upacara penghormatan

Veteran Hadiri Penghormatan Warga Belanda Korban PerangIDN Times/Rosa Folia

Keberadaan beberapa veteran yang berseragam lengkap cukup menarik perhatian. Pasalnya, selama ini upacara penghormatan tersebut diasosiasikan dengan peringatan untuk warga Belanda yang meninggal selama masa penjajahan di Surabaya. Rupanya, ini adalah pertama kalinya para veteran Surabaya diundang untuk ikut hadir dalam acara yang diperingati setiap 4 Mei itu.

Penggagasnya adalah seorang keturunan Belanda bernama Eddy Samson. Pria berusia 80-an tahun tersebut mengaku keikutsertaan veteran Surabaya sangat penting untuk Dodenherdenking.

Veteran Hadiri Penghormatan Warga Belanda Korban PerangIDN Times/Rosa Folia

“Legiun veteran di Belanda sudah mulai baik. Kita sudah sama-sama sepakat, yang sudah ya sudah lah. Kita sudah tua,” ujarnya sambil tersenyum. “Sekalipun 350 tahun dijajah, ya karena memang sejarah ini, ada benang merah, tidak bisa dipecah begitu saja.

Eddy berkata bahwa perwakilan Belanda sendiri ikut mendatangi Taman Makam Pahlawan di Mayjend Sungkono ketika perayaan 17 Agustus sehingga menurut Eddy seharusnya pihak Belanda juga mengundang veteran Indonesia.

“Biar yang muda-muda itu juga tahu tidak ada musuh. Bahkan, kalau yang kuasa berkehendak, saya ingin undang veteran Belanda untuk datang ke sini bertemu dengan teman-teman veteran Indonesia,” tambahnya.

Baca juga: Tutup Usia, AM Fatwa Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata

2. Veteran menyambut baik undangan hadir dalam acara Dodenherdenking

Veteran Hadiri Penghormatan Warga Belanda Korban PerangIDN Times/Rosa Folia

Salah satu veteran, Romadhon, mengatakan baru pertama kali mendengar tentang Dodenherdenking maupun datang ke Ereveld. Ia tak menyangka jumlah nisan di sana sangat banyak. Pria asal Sidoarjo tersebut mengingat masa melawan Belanda setelah masuk ke marinir pada 1961, termasuk ketika terjadi perebutan Irian Barat. Meski demikian, ia mengaku senang diundang ke acara tersebut. 

“Bisa dikatakan dulu musuh-musuh kita kan ini, sekarang kita bisa bergaul. Ya, kita harus rela bisa berhubungan gitu lho. Tapi kan karena ada yang menyeponsori. Kalau gak kan kita gak tahu di sini ada begini,” katanya.

Veteran lain yang tak menyebutkan namanya juga mengaku menghargai undangan tersebut. Hanya saja, istrinya menambahkan bahwa suaminya kerap menangis ketika mengenang masa perlawanan terhadap Belanda. “Ya, ada rasa jengkel, tapi ada rasa ya sudahlah,” ucap sang istri.

3.  Ereveld Kembang Kuning ingin lebih dekat dengan publik untuk mengikis miskonsepsi

Veteran Hadiri Penghormatan Warga Belanda Korban PerangIDN Times/Rosa Folia

Undangan kepada kelompok veteran untuk memperingati Dodenherdenking tak hanya bisa mendamaikan pelaku sejarah dari Indonesia dan Belanda yang menyaksikan sendiri bagaimana kejamnya penjajahan selama ratusan tahun itu terjadi. Audry S. Latuputty, kepala pengurus Ereveld Kembang Kuning, mengatakan bahwa Belanda ingin membuka makam untuk publik.

Ini diawali dengan membuka tangan untuk para veteran Indonesia di Surabaya. “Sebelumnya kan untuk upacara seperti ini kan Konsul [Konsulat Jenderal di Surabaya] mintanya untuk kalangan orang-orang asing Belanda yang ada di sini. Dan sekarang bukan itu saja sih. Kita mau Ereveld ini…kita kan lebih open, istilahnya kan sekarang. Kalau dulu kan yang berkunjung ke sini kan cuma ada hubungan sama almarhum yang ada di sini,” tuturnya.

Veteran Hadiri Penghormatan Warga Belanda Korban PerangIDN Times/Rosa Folia

“Jadi sekarang intinya kita mau lebih terbuka. Orang jadi tahu bahwa ini salah satu situs sejarah juga. Terus hadirnya mereka veteran itu kan..mereka kan juga bagian dari sejarah yang ada di sini. Jadi kalau datang ke sini ya lebih bagus gitu,” kata Audry.

Ia pun melanjutkan bahwa orang yang bisa mengunjungi Ereveld adalah mereka yang memang ingin ziarah dan belajar tentang sejarah. “Bukan yang buat selfie atau piknik gimana gitu ya.” Keterbukaan terhadap publik akan membantu mengurangi miskonsepsi tentang Ereveld yang selama ini disangka hanya menjadi makam para tentara Belanda yang beragama Kristen.

Padahal, kata Audry, yang dikuburkan di sana adalah korban perang pada era 1942 hingga 1950. “Selama ini orang tahunya ini makam Belanda, ini makam Kristen, makanya kita lebih open karena kita mau membuka pemikiran orang bahwa itu tidak benar,” tegasnya.

Veteran Hadiri Penghormatan Warga Belanda Korban PerangIDN Times/Rosa Folia

“Jadi, yang dimakamkan di sini adalah korban perang pada periode tahun itu dan kita gak melihat mereka orang Belanda, orang Kristen, bisa saja ada orang Muslim, orang Buddha, orang Yahudi, orang Indonesia, orang Belanda, orang keturunan Tionghoa juga ada,” tambahnya sembari menunjuk salah satu nisan yang terlihat berbeda dari kanan dan kirinya. “Misalnya, itu adalah makam orang Buddha. Di sana juga ada yang memiliki simbol bintang David berarti orang Yahudi.”

4. Dodenherdenking menjadi salah satu peringatan penting di Belanda

Veteran Hadiri Penghormatan Warga Belanda Korban PerangIDN Times/Rosa Folia

Dodenherdenking bukan sebuah peringatan sembarangan bagi warga negara Belanda. Di sana, setiap 4 Mei publik memperingatinya dengan memasang bendera setengah tiang. Para anggota keluarga kerajaan, pemerintah, militer dan warga sipil berbondong-bondong mengikuti upacara yang berlokasi di Dam Square, Amsterdam.

Pada pukul 20.00, warga menghentikan semua aktivitas selama dua menit untuk mengheningkan cipta. Mereka mengenang setiap korban perang, baik dari pihak militer maupun warga sipil. Sebelum 1961, hanya warga Belanda yang gugur dalam Perang Dunia II yang menjadi fokus upacara. Namun, setelahnya, korban-korban dalam berbagai perang termasuk anggota pasukan keamanan PBB pun turut mendapatkan tempat.

Baca juga: Upaya Rekonsiliasi, Pemuda Belanda Akan Tabur Bunga di Makam Pahlawan

Topik:

Berita Terkini Lainnya