Ternyata Ini Sebab Kekalahan Agus-Sylvi

Padahal survei LSI Denny JA beberapa kali memenangkan pasangan ini

Berdasarkan hasil hitung cepat yang diumumkan oleh enam lembaga survei terpercaya, pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga maju ke putaran kedua Pilkada DKI Jakarta. Sedangkan, pasangan nomor urut satu, Agus dan Sylviana, harus mengakhiri perjalanan di putaran satu.

Secara umum, perolehan suara pasangan kandidat yang diusung oleh Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini tak lebih dari 20 persen. Padahal mereka punya dukungan masif baik secara politik maupun finansial. Pasangan ini juga tertolong cagub petahana Ahok yang terjerat dugaan kasus penistaan agama, sehingga semestinya ada keuntungan suara dari pemilih Muslim.

Lantas, apa yang menyebabkan kekalahan Agus-Sylviana?

Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyebut faktor pertamanya adalah efek pernyataan Antasari Azhar.

Ternyata Ini Sebab Kekalahan Agus-SylviAkbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO

Ade Mulyana, salah seorang peneliti dari LSI Denny JA, menilai pernyataan Antasari Azhar sehari sebelum hari pencoblosan, yakni pada 14/2, mempengaruhi perolehan suara Agus-Sylviana. Antasari menuduh SBY mengetahui kebenaran dari kasus pembunuhan almarhum Nasrudin Zulkarnain yang membuatnya divonis bersalah.

Mantan Ketua KPK tersebut juga menyebut SBY menyuruh bos MNC Group Hary Tanoe untuk menemuinya dan memintanya tak menangkap besan SBY yang menjadi tersangka korupsi Bank Indonesia, Aulia Pohan. Meski SBY sudah mengadakan jumpa pers untuk membantah tuduhan Antasari, bahkan melaporkannya ke Bareskrim Polri, tapi Ade melihat dampak elektoralnya terhadap Agus-Sylviana tetap signifikan.

Baca Juga: Kalah di Pilkada, Apa Rencana Agus Selanjutnya?

Faktor kedua, menurut Ade, adalah mayoritas pendukung Agus-Sylviana memilih golput.

Ternyata Ini Sebab Kekalahan Agus-SylviAkbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO

Ade mengatakan bahwa mayoritas pendukung Agus-Sylviana berada di kategori menengah ke bawah di mana sebagian besar adalah buruh harian. Mereka memutuskan untuk golput karena menganggap bekerja lebih penting daripada mencoblos pasangan kandidat yang mereka dukung.

Karena berada di level menengah ke bawah, menurut Ade, mereka juga tak punya kesadaran politik yang cukup dan lebih memilih fokus memenuhi kebutuhan dasar dibanding harus datang ke tempat pemungutan suara (TPS).

Sepanjang masa kampanye, hasil survei LSI Denny JA mengunggulkan Agus-Sylviana.

Ternyata Ini Sebab Kekalahan Agus-SylviAkbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO

Sejak Oktober 2016 hingga Februari 2017 sebelum masa tenang Pilkada, lembaga survei LSI Denny JA mengadakan lima kali survei. Dari lima kali, pasangan Agus-Sylviana unggul di empat survei. Misalnya, pada awal November 2017 saat Ahok baru ditetapkan menjadi tersangka dugaan penistaan agama, elektabilitas Agus-Sylviana menurut survei LSI Denny JA meroket hingga 32,30 persen. Sedangkan Ahok-Djarot merosot tajam dengan 10,6 persen saja.

Tak hanya itu. Pada Desember 2016, hasil survei LSI Denny JA menunjukkan 60,3 persen responden ingin gubernur baru di mana mayoritas, yakni 47,60 persen, mengarahkan dukungannya kepada Agus dan Sylviana sebagai gubernur dan wakil gubernur yang menggantikan petahana Ahok dan Djarot.

Bahkan pada Desember hingga Februari 2017 saat elektabilitas Ahok-Djarot mulai membaik berdasarkan lembaga survei seperti Lembaga Survei Indonesia (LSI), Charta Politika, SMRC, maupun Indikator, hasil survei LSI Denny JA tetap menempatkan Agus-Sylviana di posisi pertama.

Misalnya, pada Januari 2017 Agus-Sylviana unggul dengan 36,7 persen, Ahok-Djarot dengan 32,6 persen, sedangkan Anies-Sandiaga dengan 21,4 persen. Saat itu, LSI Denny JA juga memprediksi Anies-Sandiaga akan tersingkir di putaran pertama. Lalu, pada Februari 2017 keduanya kembali memuncaki survei dengan 30,9 persen, ketika Ahok-Djarot mendapat 30,7 persen, dan Anies-Sandiaga memperoleh 29,9 persen.

LSI Denny JA menyatakan Ahok berpotensi kalah dalam Pilkada DKI Jakarta. 

Ternyata Ini Sebab Kekalahan Agus-SylviHafidz Mubarak/ANTARA FOTO

Dikutip dari Tempo, pada Oktober 2016 lalu LSI Denny JA juga berani mempertaruhkan reputasi lembaganya bila prediksinya dan hasil Pilkada berbeda. Saat itu LSI Denny JA menyebut Ahok berpotensi kalah dalam Pilkada DKI. Mengingat hasil hitung cepat yang menempatkan Ahok-Djarot di posisi pertama dengan selisih tipis dengan Anies-Sandiaga dan hanya dua pasangan ini yang akan bertarung di putaran kedua, tentu saja prediksi LSI Denny JA mungkin terjadi.

Baca Juga: Agus Yudhoyono Terima Kekalahannya di Pilkada

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya